Mohon tunggu...
Ria M Fasha
Ria M Fasha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

full time blogger

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai Demam Berdarah pada Anak

16 Mei 2019   09:30 Diperbarui: 16 Mei 2019   09:57 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Demam berdarah masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Penyakit ini tergolong berbahaya karena telah memakan banyak korban. Saya sempat cemas saat banyak berita tentang mulai tingginya jumlah pasien demam berdarah, apalagi belum lama ini anak seorang teman diketahui meninggal karena lambatnya penanganan demam berdarah. Dinas Kesehatan pun bertindak cepat jika ada kasus DBD yang terjadi di suatu daerah, penyemprotan pun langsung di lakukan guna mencegah lebih banyak korban.

Sejak mempunyai anak saya berusaha ekstra waspada dan hati-hati dengan penyakit DBD. Kita yang dewasa saja bisa KO, apalagi anak kecil yang kondisi tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Saat anak saya Ubay berumur 1,5 tahun ia tiba-tiba panas tinggi di malam hari disertai muntah dan diare. Urat kepala Ubay juga tampak di sebelah kanan seperti sakit kepala. Yang anehnya keesokan harinya panasnya turun dan kembali demam di malam harinya. Benaran saya jadi cemas, segera saja di bawa ke puskesmas terdekat. Namun panasnya tak juga turun bahkan saat saya sudah ke bidan tempat biasa Ubay berobat. Akhirnya saya membawa Ubay ke klinik yang ada dokter anaknya.

Awalnya dokter memeriksa kondisi tubuh Ubay dan diagnosa awal karena masuk angin jadi diare dan panas. Namun dokter menyarankan Ubay untuk tes darah, karena demamnya tergolong tinggi dan disertai gejala yang kemungkinan adalah Demam Berdarah atau Malaria. Jika memang positif maka akan dilakukan penanganan yang lebih intensif. Duh, saya deg-degan cemas. Berharap Ubay Negatif DBD atau Malarianya.

Bersyukur banget ternyata hasil tes darahnya negatif, Ubay hanya diberi oralit, obat pencernaan dan penurun panas. Dokter juga memberikan beberapa saran ke saya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan anak karena sekarang penyakit sangat mudah datang terutama pada bayi dan balita. Khusus Demam Berdarahternyata sekarang tidak selalu ditandai dengan bintik merah dan demam selama beberapa hari. Jadi memang harus ekstra tanggap jika terlihat perubahan kondisi tubuh. Jika tidak ada perubahan yang berarti saat diberi obat biasa, segera bawa ke dokter. saya setuju banget kalo penyakit jangan diabaikan, apalagi yang fakir ilmu dalam hal kesehatan seperti saya, ditambah lagi baru jadi mamah muda yang minim pengalaman. Harus banyak belajar nih!

Oh ya, JFI Demam Berdarah itu ternyata penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nah, wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia ini termasuk wilayah endemis dan kasus DBD di Indonesia pernah menjadi Kejadian Luar Biasa di tahun 1998 dengan kejadian 35 per 100.000 penduduk. 

Agar bisa mewaspadai demam berdarah yang bisa menyebabkan kematian ini, kita perlu tahu gejala yang menyertai Demam Berdarah. Biasanya dimulai dengan naiknya suhu tubuh secara mendadak dengan wajah panas dan memerah selama 2-7 hari. Suhu tubuh bisa mendadak turun dan naik kembali dan bisa menyebabkan syok. Ada juga bintik-bintik merah kecil pada kulit yang merupakan pendarahan bawah kulit. Selain itu ada beberapa gejala yang harus diwaspadai

* Nyeri pada perut

* Pendarahan pada hidung, mulut, gusi dan kulit

* Sering muntah dan kadang disertai darah

* Dehidrasi 

* Gelisah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun