Mohon tunggu...
Akmal Goharu Subagyo
Akmal Goharu Subagyo Mohon Tunggu... -

tanamlah apa yang akan kita makan, belilah apa yang kita jual

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ide Puan Maharani tentang Revitalisasi SMK

30 Mei 2017   21:03 Diperbarui: 30 Mei 2017   21:21 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kenyataan yang “mengharukan” ketika mengetahui fakta di lapangan, bahwa sebagian besar para pekerja di Indonesia didominasi oleh lulusan SMP, yaitu sekitar 63% dari jumlah total seluruh pekerja yang ada. Sama sekali tidak bermaksud apa-apa, tapi teori umum mengatakan, bahwa tingkat pendidikan seseorang berhubungan erat dengan “tinggi-rendahnya” pekerjaannya. Angka 63% tersebut mengisyaratkan dominasi pekerja kasar, atau yang oleh istilahnya dikatakan sebagai pekerja yang kurang kompeten.

Realitas semacam ini, tidak saja “mengharukan” bagi bangsa, tapi sekaligus menjadi tolak ukur dunia luar untuk “merendahkan” pekerja Indonesia di tingkat global karena daya saing yang sudah tentu kalah. Sehingga, pendidikan sebagai sarana dan prasyarat untuk dicapainya sebuah kemampuan atau kompetensi, menjadi salah satu jalan yang sangat penting untuk diperbaiki, bahwa pendidikan harus bernilai dan menjadi investasi untuk masa depan. Maka sektor pendidikan perlu melakukan inovasi dan reaksi atas realitas ini.

Itulah yang menjadi “jangkar metafisis” Puan Maharani ketika mengeluarkan kebijakan Revitalisasi SMK, sebagai bagian untuk mempersiapkan dan membangun manusia-manusia Indonesia yang mempunyai kompetensi dan ketrampilan melalui pendidikan vokasional yang semakin digalakkan. Bagi Puan Maharani, Revitalisasi SMK adalah jawaban ketika dunia kampus dan perkuliahan sulit dijangkau, tapi setingkat sekolah menengah menyediakan fasilitas untuk memberikan keilmuan dan modal untuk mampu bersaing di dunia kerja. Revitalisasi SMK adalah ikhtiar untuk meningkatkan martabat bangsa sehingga tak lagi dianggap negeri dengan pekerja “kelas dua”.

Sebagaimana diketahui, Revitalisasi SMK ini akan direalisasikan di 219 SMK. 125 untuk SMK yang bergerak dalam bidang prioritas, yakni kemaritiman, pertanian, pariwisata, dan industri kreatif. Sementara sisanya, sebanyak 95 SMK, berasal dari bidang lainnya yang mendukung prioritas pembangunan nasional. Ide ini pun sesuai dengan fokus dan upaya meningkatkan pendidikan vokasional (kejuruan) untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil serta memiliki kompetensi sesuai kebutuhan lapangan kerja

Dengan adanya Revitalisasi SMK ini, Puan Maharani berharap akan ada peningkatan stratifikasi pekerja dari tingkat pendidikannya karena semakin banyaknya manusia-manusia Indonesia yang mempunyai kemampuan dan kompetensi kerja tertentu, sekaligus dapat meningkatkan daya saing di dunia global. Revitalisasi ini adalah jalan untuk meningkatkan “kebermanfaatan” anak-anak bangsa, dan menekan sedemikian rupa tingkat pengangguran.

Dalam konteks ini, kita bisa memaknai ikhtiar ini sebagai bagian penting dari ide Puan Maharani untuk membangun manusia-manusia Indonesia menjadi lebih hebat, kuat, dan bermartabat. Itulah ide Puan Maharani untuk bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun