Kita tak perlu menyangsikan kemampuan komunikasi Puan Maharani. Ia memiliki gaya komunikasi cerdas yang diperolehnya, selain dari sekolah formal, juga melalui pengalaman-pengalaman yang telah ikut "membesarkannya" sebagai tokoh politik muda, perempuan, dan progresif.
Sebagai sosok perempuan yang pernah mendalami Ilmu Komunikasi secara formal, tentu Puan Maharani paham betul bagaimana peran penting komunikasi dalam konteks kepemimpinan. Komunikasi, tak mesti dimaknai sebagai "jago pidato" atau gaya bicara khas motivator, tersusun rapi dan tertata sedemikian rupa, berjalan sesaklek dan "sekaku" mungkin seperti teorinya, tapi lebih pada kemampuan "mengomunikasikan", dan ini tak mesti dengan kata-kata.
Kemampuan komunikasi itu kemudian ditunjukkan Puan Maharani ketika menjadi Ketua Fraksi PDIP DPR RI. Puan Maharani termasuk sosok yang beberapa kali sukses melakukan lobi-lobi politik yang urgen. Pengalaman politiknya ditempa langsung di lapangan, melalui kaderisasi yang tidak instan, termasuk juga (tak bisa dipungkiri) adalah bimbingan sang Ibunda. Hal itu didukung dengan "darah politik" yang mengalir dalam tubuhnya.
Gaya komunikasi Puan Maharani mampu menyesuaikan dengan siapa yang ada "di depannya". Ia menerapkan sebuah diktum klasik "khatibin nasa 'ala qodri 'uqulihim", Â berbicaralah dengan seseorang sesuai dengan kemampuannya.
Puan Maharani tak "gugup panggung" ketika harus berbicara di depan orang yang lebih tinggi, secara posisi atau keilmuan. Dengan santai, tak perlu menggunakan bahasa kaku, Puan Maharani menyampaikan apa yang ingin diutarakan dengan baik. Ia bisa asik berbicara di depan Profesor atau bahkan di depan Presiden dengan gayanya yang khas; sederhana, langsung, dan tegas. Sesekali, Puan Maharani heroik untuk tema-tema tertentu yang mengharuskannya "berapi-api".
Puan Maharani juga bisa asik ketika berbicara di depan anak-anak. Menggunakan gaya dan bahasa sesuai usia, komunikasi Puan Maharani bisa dipahami oleh anak-anak SD. Diselingi pertanyaan, candaan dengan intonasi khas anak-anak sehingga membuat mereka ikut terlibat dan tertawa-tawa ria. pernah kita lihat situasi seperti ini? Sering, terutama ketika Puan Maharani mengikuti agenda Presiden dan kebagian  untuk membagi-bagikan Kartu Sakti.
Puan Maharani juga mengikuti gaya Presiden ketika ikut membagi-bagikan sepeda, dengan gaya dan bahasa komunikasi yang pas dan ekspresif.
Inilah kemampuan komunikasi Puan Maharani yang cerdas. Gaya, isi, dan kata-katanya bisa dipahami segala usia, disesuaikan dengan siapa yang dihadapinya. Tak melulu soal gaya formal, tapi juga gaya komunikasi santai yang bisa dipahami banyak kalangan.
 Komunikasi Puan Maharani; Cerdas!
