Mohon tunggu...
Akhmad Sofwan
Akhmad Sofwan Mohon Tunggu... Dosen - Learn, Code, Write, Teach

Suka Lemon tea

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenek Metromini yang Beretika

12 April 2016   23:16 Diperbarui: 12 April 2016   23:39 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Naik Metromini"][/caption]Beberapa waktu yang lalu, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) termasuk premium turun. Di harapkan dengan turun nya harga tersebut, harga-harga kebutuhan yang lain, terutama yang berkaitan erat dengan konsumsi BBM juga ikut turun. Salah satu bidang yang menggunakan BBM secara intens adalah transportasi publik. 

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan memang telah mengeluarkan surat edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 15 tahun 2016 tentang penyesuaian tarif Angkutan Umum kelas Ekonomi yang di keluarkan pada 1 April 2016, yang di tujukan kepada seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota untuk segera melakukan penyesuaian tarif. Penyesuaian Tarif berlaku mulai 7 April 2016 (bisnis.liputan6.com).

Untuk bis Metromini, yang awal nya Rp.4000, turun menjadi Rp.3500. Saat ini, saya adalah pengguna angkutan umum walau tidak rutin setiap hari termasuk bis Metro Mini S69 jurusan Ciledug - Blok M yang terkadang saya naiki. Siang tadi, saya menaiki bis Metromini S69 dan saat itu, saya belum menyadari sudah ada yang memberlakukan penurunan tarif, karena memang kabar nya, banyak dari pihak sopir keberatan untuk menurunkan tarif walau harga BBM turun, dengan alasan setoran dan harga onderdil tidak turun.

Saat di tagih ongkos tadi oleh kenek, saya memberikan uang Rp.5000 kepada sang kenek dan di kembalikan Rp.1500. Saya tanya kepada sang kenek yang rupanya adalah wanita, "Sudah turun bu ya ?!", dia jawab, "Iya, sudah". Ia bercerita, bahwa ia di kritik oleh sejumlah sopir atau kenek yang lain, kenapa di turunkan tarif nya. Rupa nya sesama sopir Metromini ada perbedaan penerapan tidak dan turun nya tarif. Kenek wanita ini ingin mengikuti aturan yang sudah di berlakukan mengenai penurunan tarif ini. 

Dia bercerita juga, tidak mengapa untuk kesulitan mendapatkan kembalian koin Rp.500, karena memang ia akan butuh banyak koin Rp.500 untuk uang kembalian. Jika ada penumpang yang membayar Rp.4000 ia akan mengembalikan Rp.500, kecuali jika penumpang tersebut mengikhlaskan nya untuk tidak menerima kembalian, ujar nya. Dia juga mengatakan, sebelum pemberlakuan ini, ada juga penumpang yang bayar Rp.3000 dan jika itu orang susah, ia tidak mempermasalahkan, namun jika itu orang kantoran ia tidak ikhlas. 

Saya menilai sang kenek ini memiliki etika yang baik. karena dalam konteks bisnis atau transaksi, kita dapat katakan, ia memiliki etika bisnis yang baik. Etika tersebut adalah :

1. Ia memilih untuk taat aturan yang berlaku untuk menurunkan tarif walau mendapat kritikan dari sopir/kenek yang lain.
2.ia berempati kepada orang susah (Dari penampilan nya ia nilai), jika membayar ongkos kurang dan ia keberatan jika orang mampu membayar di bawah tarif yang berlaku.
3. Ia tidak mengemplang tarif atau tetap mengembalikan uang kembalian walau hanya Rp.500, kecuali jika penumpang mengikhlaskan. Kata "Mengikhlaskan" begitu menyentuh hati saya. Ia menjaga agar rezeki yang di dapat nya telepas dari rezeki yang Haram.
4. Ia memiliki komunikasi dengan saya dan ada 1 penumpang lain dengan bagus. Ia membuka diri dan ramah.

Saya sendiri sebenar nya tidak keberatan jika tarif Metromini tidak naik, mengingat tarif saat ini menurut saya sudah sepadan dan anggap saja penurunan BBM adalah kesempatan para sopir Metromini untuk meningkatkan kesejahteraan dia dan keluarga nya. 

Namun menyaksikan etika sang kenek tersebut, saya begitu salut, terlebih terdapat perlawanan dari sopir/kenek lain yang tetap dengan tarif lama, padahal aturan dari pemerintah sudah ada dan juga di banding dengan banyak nya berita-berita Korupsi, pemalsuan dokumen dan tindakan curang lain nya dalam berbisnis. Semoga kita dapat mengikuti untuk jujur dan taat aturan dalam bertransaksi atau berbisnis, setidak nya ada upaya maksimal dari diri kita masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun