Kemarin, 3 Agustus 2013, Fonterra, perusahaan produk olahan susu sapi keempat terbesar di dunia dari Selandia Baru, merilis berita mengenai adanya kontaminasi bakteri Clostridium pada bahan dasar produk mereka, yaitu Whey Protein Concentrate (WPC80).
Fontera melaporkan bahwa kontaminasi itu berasal dari saluran pipa yang tidak higienis di pabrik Waikato, Selandia Baru yang memproduksi WPC80, dan terjadi pada bulan Mei 2012.
Rilis ini berdasarkan aduan delapan dari kustomer Fonterra, yang memperoleh uji positif Clostridium pada sampel produk yang mereka teliti.
Ada ratusan jenis (strain) bakteri Clostridium, sebagian besar tidak berbahaya. Salah satu jenis ini yang paling berbahaya adalah Clostridium botullinum.
Clostridium botulinum memproduksi botulin, senyawa kimia bersifat neurotoksin, penyebab terjadinya Botulisme, yaitu penyakit keracunan makanan yang mengakibatkan gangguan pada otot (paralysis), sistem pernafasan dan pencernaan.
Penderita Botulisme bisa berujung kepada kematian apabila tidak ditangani dengan segera.
Meskipun pihak Fronterra belum mengetahui persis jenis Clostridium yang terdapat pada sampel uji, Frontera tidak mau mengambil resiko dan telah mengambil kebijaksanaan untuk menarik seluruh produk yang jumlahnya lebih dari seribu ton, yang sekelompok dengan produk yang diuji tersebut dari tujuh negara yaitu China, Australia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Saudi Arabia dan dari Selandia Baru.
Sampai berita ini dirilis, belum ada laporan yang menyebutkan adanya korban disebabkan oleh produk yang terkontaminasi itu.
WPC80 digunakan oleh kustomer Fronterra, sebagai bahan baku untuk produk formula bayi, susu tepung pertumbuhan anak-anak dan minuman olahraga.
Menteri Perindustrian Selandia Baru menyebutkan bahwa terdapat 5 kelompok produk yang menggunakan bahan baku terkontaminasi itu, diantaranya susu formula bayi merek Karicare yang dibuat oleh Nutricia yang beroperasi di Selandia Baru dan disuplai oleh Fronterra.
Salah satu kelompok produk tersebut berada di Australia.