Mohon tunggu...
Negeriku
Negeriku Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soal Polemik Freeport dan Perilaku Ahok, Tirulah Sikap Jelas dan Tegas Dr. Rizal Ramli

21 Februari 2017   23:47 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:22 22167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak kenal Tokoh Nasional Yang satu Ini, Dr. Rizal Ramli atau akrab di sapa RR, Ekonom Handal Bertangan dingin yang piawai dalam mengatasi masalah-masalah rumit kebangsaan dengan cara dan kegesitannya lewat berbagai terobosan-terobosan kreatif dan produktif(Out Of The Box).

Banyak sudah legacy kebijakan yang diukir sang tokoh ini baik ketika menjadi aktivis Mahasiswa maupun ketika diberi amanah sebuah jabatan. Kita ingat Gerakan Anti Kebodohan (GAK) 1977 yang dipelopori RR dkk hingga berbuah penerapan kebijakan wajib belajar oleh rezim Orba waktu itu.

Kemudian di era pemerintahan Gus Dur yang singkat pada 2001, RR juga berhasil memperbaiki Bulog, Menyelamatkan PLN tanpa Hutang lewat sentuhan kebijakan kreatif Revaluasi Aset, hingga penyelamatan PTDI.

Di era awal pemerintahan SBY, mantan menko perekonomian era Gus Dur itu juga berhasil menyelamatkan PT. Semen Gresik yang sempat jeblok menjadi salah satu BUMN terbaik di Indonesia, walau akhirnya berseteru dengan SBY terkait kebijakan pengelolaan Migas dan kebijakan BBM.

Di era pemerintahan Jokowi, salah satu ahli ekonomi Indonesia yang pernah dipercaya menjadi penasihat ekonomi PBB ini juga telah menorehkan banyak legacy kebijakan yang produktif dan sejalan dengan agenda Tri Sakti dan Nawacita Presiden Jokowi, Mulai dari Blok Masela, Dwelling Time, Organisasi Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC), 10 destinasi pariwisata utama Nasional, Revaluasi Aset, hingga mewujudkan agenda poros Maritim.

Berbagai rekam jejak RR dari masa ke masa terbukti kreatif, cadas dan konsisten memegang prinsip kerakyatan tersebut tak dapat dipungkiri, cara pandang dan sikap RR terkait berbagai persoalan kebangsaan yang terus berkembang dan cukup dinamis faktanya terbukti benar, konsisten dan sejalan dengan harapan kita bernegara.

Dinamika isu dan gejolak politik Nasional yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya soal polemik PT. Freeport dengan pemerintahan Indonesia dan dinamika kemunculan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang fasis dan sangat mengancam kerukunan sosial dan berpotensi memicu instabilitas Nasional tersebut sudah seharusnya cara pandang dan sikap tegas RR menjadi referensi kita bersama.

Dalam rekam jejak RR baik sewaktu era pemerintahan Gus Dur hingga Era Jokowi, RR selalu bersikap tegas tanpa kompromi dengan corporasi Asing ugal-ugalan yang bernama PT. Freeport. Bahkan RR menjuluki Freeport dengan perusahaan“Greedy” (serakah).

Dengan gayanya yang lugas dan cadas RR di tahun 2000 pernah menggebrak meja menunjukkan kemarahannya kepada Chief Executive Officer PT Freeport-McMoran James Moffett. Waktu itu RR ditunjuk pemerintahan Indonesia menjadi ketua tim untuk melakukan renegosiasi kontrak.  RR sedianya sebagai ketua Tim renegosiasi kontrak mau di sogok oleh James Moffett karena ketegasannya dan dimohon bersedia ketemu di hotel mewah di Colorado, mendengar hal tersebut, RR marah besar dan menggebrak meja sambil berkata marah kepada Moffet,“Anda pikir saya ini pejabat negara apa?”.

Kemudian di era pemerintahan Jokowi ketika RR menjabat sebagai Menko Kemaritiman juga  RR kembali bersikap Tegas kepada Freeport tanpa mundur selangkahpun. RR tetap pada pendiriannya yakni Freeport harus Penuhi Syarat sesuai UU atau Freeport Putus Kontrak dengan pemerintahan Indonesia. Syarat tersebut diantaranya Freeport harus membayar royalti yang lebih tinggi, bertanggung jawab atas limbah hasil eksplorasi, melaksanakan ketentuan divestasi, membangun pabrik pemurnian mineral (smelter) dan memperbaiki lingkungan yang rusak akibat aksi penambangan.

Melihat sikap kekeuh dan tegas RR, PT. Freeport pun mengancam akan membawa permasalahan tersebut ke arbitrase Internasional, namun sebagaimana gaya RR yang tak pernah mundur digertak dalam memperjuangkan prinsip kebangsaan dan kebenaran, RR justru menanggapinya dengan santai,"Tidak penting amat arbitrase. Kalau arbitrase ambil keputusan, terus kita tidak mau laksanakan mau apa?", kata RR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun