Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKS Lebih Dekat dengan HTI Bukan Jokowi

4 Maret 2019   07:05 Diperbarui: 4 Maret 2019   08:59 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya hanya ingin mengulik pendapat Fahri Hamzah yang mengatakan PKS lebih dekat dengan Jokowi, dia mengatakan kedekatan itu karena sama-sama feodal. Asumsi itu hanya karena Presiden PKS pernah diundang ke Istana, dan sejak itulah dia dipecat dari PKS.

Pernyataan ini terkesan sangat emosional, hanya karena ketidakhadiran PKS ketika diundang saat deklarasi Garbi DKI Jakarta.

"Semua diundang, PKS juga diundang. Tapi PKS ini kan menurut saya PKS dengan Jokowi lebih dekat. Kenapa? Karena feodal, tidak terbuka, tidak berani apa adanya. Dan kalau saya boleh ngomong, PKS itu terutama pimpinannya lebih menginginkan Jokowi dari awal. Saya ini kan dipecat gara-gara mereka mulai masuk Istana kan," ujar Fahri di Oval Atrium Mall Epiwalk, Rasuna, Jakarta Selatan, Minggu (3/3/2019).

Kalangan Istana belum tentu feodal, apalagi Istana kepresidenan jaman sekarang. Feodal itu lebih kepada sikap kebangsawan, seperti prilaku sebagian elite politik di senayan, yang sama sekali tidak merakyat, dan lebih mempresentasikan diri sebagai kaum bangsawan.

Secara karakter, jelas tidak dekat, bahkan tidak klop Jokowi dengan PKS. Karakter elite PKS itu sejak dulu menjadikan agama sebagai kemasan politik, menjadikan agama untuk tujuan kekuasaan.

Justeru menurut saya, PKS itu lebih dekat dengan HTI, karena sama-sama anti demokrasi dan Pancasila, sama-sama berambisi ingin mendirikan negara Khilafah.

Jadi kalau Fahri bilang PKS itu lebih dekat dengan Jokowi, hanya karena Fahri dipecat oleh PKS, dan terkait dengan kedatangan PKS ke Istana, ya pendapat Fahri sangat ngawur. Jangankan PKS, karakter Fahri yang mantan kader PKS aja gak klop dengan karakter Jokowi, gimana bisa PKS dianggap lebih dekat dengan Jokowi.

Saya menduga Fahri tidak memahami makna kata Feodal, sehingga dia tidak sadar sikap dan prilakunya sebagai anggota Dewan sangatlah feodalistik, dan lingkungan Partai koalisi disekitarnya juga feodalistik.

Sebaliknya Jokowi itu sangat jauh dari sikap feodalistik, dia lebih merakyat dari pada wakil rakyat. Saya tidak melihat kebersahajaan anggota Dewan, malah yang saya lihat sikap dan prilaku mereka jauh diatas rakyat yang diwakilinya.

Fahri terlalu sering menunjuk keluar, kurang menunjuk kedirinya sendiri. Sebagai wakil rakyat dan mewakili oposisi, pernyataan-pernyataannya seringkali memang kegaduhan, hanya semata untuk mencari perhatian media dan masyarakat.

Kebiasaan buruk wakil rakyat dewasa ini, banyak bicara sedikit bekerja, dan besar pendapatannya. Kalau mental wakil rakyat seperti ini, maka yang lebih sejahatera wakil rakyat, bukanlah rakyat yang diwakilinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun