Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Perusakan Atribut Demokrat dan Dramatisasi SBY

16 Desember 2018   11:29 Diperbarui: 16 Desember 2018   12:13 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : jawapos.com

Perusakan atribut berupa bendera dan baliho Partai Demokrat di sejumlah ruas jalan di Pekanbaru, Riau, membuat perasaan SBY sedih, bahkan sampai mencucurkan airmata. Bukan hanya SBY yang menangis, bisa jadi hampir semua petinggi dan kader Partai menangis.

Secara dramatisasi, rusaknya atribut Partai tersebut seakan-akan sudah mengoyak perasaan mereka. Bukan cuma itu, efeknya mereka langsung mengeluarkan tuduhan, bahwa pelakunya adalah lawan politik. Inikan aneh, bisa saja ini bagian dari skenario Playing victim, seakan-akan didzolimi oleh lawan politik.

Agak lebay memang, kalau tidak lebay bukanlah SBY namanya. Selalu ingin mendramatisasi hal-hal yang sepele, menjadi isu, hanya untuk sekedar menarik simpati. Lihat saja pernyataan SBY terkait perusakan atribut Partai tersebut, seakan-akan menuding pihak Jokowi sebagai perusaknya.

"Saya ini bukan capres. Saya tidak kompetisi dengan Bapak Presiden Jokowi. Saya sebagai pemimpin partai Demokrat berikhtiar dengan cara yang baik dan amanah sesuai yang diatur konstitusi dan UU. Tapi ternyata ini yang kami dapatkan," kata dia.

Apa yang mendasari SBY menduga bahwa yang melakukan perusakan tersebut adalah pihak lawan, kenapa SBY tidak menunggu hasil investigasi polisi terlebih dahulu, ketimbang terburu-buru mengeluarkan pernyataan.

Memang dilokasi kejadian ada atribut Partai lawan, namun tidaklah dirusak, tapi tidak bisa juga langsung menuduh pihak lawan sebagai biang keroknya. Bisa jadi ada pihak ketiga yang ingin mengadu domba antara SBY dan Jokowi, atau antara Demokrat dan PDIP, bisa juga justeru dari pihak internal dikoalisi Prabowo-Sandi, yang ingin melakukan Playing victim.

Menangisnya SBY dan kader Demokrat terhadap kejadian tersebut, adalah sesuatu yang sangat drama dan didramatisir. Bahkan terlihat sangat lebay respon terhadap peristiwa tersebut. Seakan-akan atribut Partai adalah sesuatu yang sangat sakral, sehingga sampai menyentuh hati dan sanubarinya.

Presiden Jokowi merespon perusakan terhadap atribut Partai Demokrat tersebut, saat beliau berada di Riau Juga.

"Kita siapapun baik itu caleg, parpol, baik itu dalam kontestasi pilpres, mari lah kita jaga ketenangan, kita jaga kesejukan dalam kita memasuki tahun politik ini," kata Jokowi kepada wartawan di Pekanbaru, Sabtu (15/12/2018).

"Jangan sampai ada yang memanas-manasi dengan cara yang tidak beradab, tidak beretika,"(Kompas.com)

Presiden Jokowi, secara tersirat malah mencurigai ada pihak ketiga yang memang senagaj memanas-manasi situasi. Harusnya sebagai seorang negarawan, SBY bisa lebih bijak menyikapi kejadian tersebut, bukan malah mendramatisir keadaan hanya cuma untuk mencari simpati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun