Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Cina dan Rusia Menyasar Pemilu Kita Layaknya Isu di Amerika?

24 Maret 2019   23:16 Diperbarui: 24 Maret 2019   23:34 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Informasi mengejutkan tiba - tiba di lontarkan. Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengungkapkan, bahwa ada setiap jam serangan siber ke pertahanan pangkalan data KPU. Mayoritas dari serangan ini berasal dari Negara China dan Rusia.

Informasi ini seolah mengingatkan kita pada proses pemilu di Amerika Serikat pada 2016 lalu, yang akhirnya mengukuhkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat ini. Belakangan menyeruak informasi penyelidikkan Federal Amerika (Federal Bureau of Investigation-FBI), bahwa kemenangan Trump di Amerika Serikat ada kaitannya dengan Operasi Intelijen Rusia, yang memang hendak memenangkan Trump. 

Kasus ini bahkan menjadi drama tersendiri, bahkan di tahun ke-3 pemerintahan Trump hingga saat ini. Pengunduran diri bahkan pemecatan terkait penyelidikan ini terjadi. Salah satunya adalah pemecatan Direktur FBI, James Comey oleh Trump pada 9 Mei 2017, beberapa bulan pasca Trump terpilih. 

FBI dibawah Comey melakukan investigasi saat pilpres, bahwa sepanjang masa Pilpres pada 2016, mereka menyebut antara pemerintahan Rusia dan Tim Kampanye Trump terdapat kolusi terkait proses pilpres di Amerika tersebut. Meski Trump membantah hal ini, nyatanya perkembangan isu ini terus bergulir hingga saat ini dan menjadi isu panas yang tampaknya abadi menyita perhatian dunia.

Sementara di Indonesia, kabar terkait Rusia ditambah China justru diembuskan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang belakangan memang secara bertubi - tubi mendapat serangan tanpa henti, terutama terkait hoaks yang mengatasnamakan kecurangan KPU yang bakal terjadi. Ketua KPU Arief Budiman belakangan menyatakan bahwa ada serangan masif yang ditujukan ke pangkalan data KPU dan dilakukan setiap jam, dan yang mengejutkan disebutkan berasal dari negara China dan Rusia. 

Dua negara yang salah satunya pernah menganut paham komunisme, sementara China masih terdapat Partai Komunis di sana yang merupakan partai terkuat dan berkuasa atas pemerintahannya. Bagaimana duduk masalah sesungguhnya?

Eksklusif IT KPU dan Pernyataan atas Serangan China-Rusia di KPU

Program AIMAN secara eksklusif memasuki ruangan yang belum pernah dimasuki umum sebelumnya, yakni 3 ruangan IT KPU. Ruangan yang menjadi tempat sentral penghitungan suara pemilih nanti, dan saat ini digunakan untuk pemutahkhiran data pemilu 2019, yang dalam sejarah Indonesia baru pertama kali dilakukan serentak, legislatif dan eksekutif. Saya menanyakan perihal China dan Rusia yang berada di balik serangan pertahanan pangkalan data KPU, berupa apa, dan bagaimana bentuknya?

Adalah benar menurut Arief, bahwa serangan - serangan ini banyak yang berasal dari luar negeri, meskipun bukan hanya dari China dan Rusia. Saat saya bertanya apakah yang terbanyak berasal dari China dan Rusia seperti pernyataannya di situs media online yang dikuti dari Bloomberg? Arief menjawab: "itu salah kutip!" lalu saya bertanya apakah yang terbanyak dari China dan Rusia? "saya tidak hafal betul soal ini, tapi intinya ada banyak serangan dari luar negeri" sambut Arief.

Respon China & Rusia

Atas hal ini, pemerintah China dan Rusia membantahnya. China memberikan pernyataannya. Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya menyebut negaranya tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Pemerintah China juga dengan tegas mengklaim menentang aksi peretasan.China menyebut sejauh ini pihak Indonesia belum memberikan informasi tentang tuduhan tersebut, tetapi pemerintah mengaku siap bekerja sama dalam memerangi peretasan jika memang ada bukti.

Sementara pihak Rusia juga menolak tuduhan telah melakukan serangan dunia maya di Indonesia. Juru bicara Kremlin (nama bangunan pusat pemerintahan Rusia) Dmitry Peskov menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun