Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kelas Menengah Menggugat Acara TV?

4 Januari 2014   22:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


Bisa dipastikan, setiap opini ada pro dan kontranya, termasuk juga tentang mepetisikan acara "Yuk Keep Smile." Salah satu pendapat kontranya, kurang lebih adalah "bagaimana bisa mereka (baca: kelas menengah ke atas) menggugat acara YKS, sedangkan mereka hari-harinya menonton siaran TV kabel atau mengakses internet?"

Bahkan ada beberapa orang calon responden petisi gagap bertanya "apa itu YKS" karena beberapa orang itu memang tidak sempat menonton YKS. Mereka baru tahu ketika disodorkan petisi gugatan itu.

Pendapat itu tidak salah, kalau ditelusuri lebih lanjut ada alasannya. YKS adalah acara hiburan, hiburan bagi siapa? Tentu bagi mereka yang malamnya mempunyai kesempatan menonton YKS. Siapakah mereka ini? Jawabannya masih berhubungan dengan TV kabel, ya mereka adalah banyak orang yang tidak berlangganan siaran TV kabel apalagi internet.

Nah yang menarik dari bahasan ini adalah, apakah mereka yang mempetisikan YKS setidaknya mengamati sejenak mereka yang tinggal di kampung-kampung, penjual Mie Instans, pedagang warteg. Apakah mereka yang malamnya menonton YKS, terhibur atau malah menjadi bodoh. Ya pembodohan adalah senjata opini mereka kelas menengah yang mempetisikan YKS.

Mari menelusuri lebih lanjut, mereka golongan pendapatan kelas kecil, apakah lantas siang harinya tidak bekerja (karena menjadi bodoh) setelah menonton acara YKS itu? Malah sebaliknya yang terjadi, mereka ketika menonton YKS tertawa terbahak-bahak lalu siang harinya sudah lupa dengan isi acara itu karena mereka repot mencari nafkah.

Dengan kalimat lain, TV (pada umumnya) dan acara YKS bagi mereka kelas pendapatan kecil, adalah media pelarian sejenak untuk terhibur dari rutinitas mencari nafkah. Setelah mereka tidak menonton TV, ya mereka terus bekerja, tidak lantas membicarakan isi acara itu sampai melupakan rutinitas mereka (inikah yang disebut pembodohan?).

Bagaimana dengan anak-anak mereka (kelas pendapatan kecil) yang katanya menjadi "korban" pembodohan karena sampai ikut-ikutan meniru tarian Caesar? Tidak lain tidak bukan mereka (anak-anak) tetap bersekolah dan orangtua mereka mempunyai kedisiplinan tersendiri bagaimana menyuruh anak-anaknya belajar. Benang merahnya adalah mereka anak-anak lantas tidak mau belajar hanya gara-gara serbuan acara TV.

Terakhir sebagai logika paling ekstrim, kalau benar-benar petisi gugatan YKS itu dieksekusi, apakah mereka para kelas menengah mau bertanggung jawab mencarikan hiburan pengganti bagi kelas pendapatan kecil? Setidaknya pertanyaan ini pantas diajukan karena karena "berani berani berbuat juga bertanggung jawab."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun