Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mari Bersama Berkomitmen Menjaga Perdamaian

9 September 2017   06:17 Diperbarui: 9 September 2017   06:18 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Perdamaian - http://www.truthortradition.com

Perhatian pemerintah Indonesia terhadap krisis kemanusiaan di Myanmar, patut kita apresiasi. Komitmen untuk memegang prinsip kemanusiaan dan anti penindasan, telah memberikan kontribusi yang nyata untuk menjaga perdamaian. Tidak hanya di lingkungan Indonesia sendiri, tapi juga di level ASEAN. Komitmen ini semestinya dipegang oleh semua pihak. Mulai dari presiden hingga ke level masyarakat biasa. Dan apa yang dilakukan pemerintah dengan mengirimkan Menlu Retno Marsudi, merupakan langkah kongrit untuk mendamaikan Myanmar. Dan langkah sebagian relawan asal Indonesia, untuk mengirimkan bantuan makanan, obat-obatan, juga merupakan bagian yang nyata, meringankan penderitaan etnis Rohingya.

Mari kita fokus pada solidaritas kemanusiaan. Masalah apa yang terjadi dan bagaimana solusinya di Myanmar, biarlah menjadi urusan pemerintah setempat. Kalau kita ingin memberikan kontribusi, sudah terwakili Menteri Luar Negeri. Biarlah pemerintah dengan pemerintah, sedangkan kita lebih fokus pada pemberian dan penyaluran bantuan kemanusiaan. Dengan adanya pembagian tugas itu, maka upaya menciptaan perdamaian itu akan semakin nyata.

Namun, tidak sedikit diantara masyarakat yang justru bersikap lain. Mereka mengecam dan berbicara dimana-mana. Mereka berunjuk rasa, tapi kurang memberikan kontribusi yang kongrit. Mereka mengklaim marah atas pembantaian yang terjadi di Myanmar, lalu meminta pemerintah mengusir duta besar Myanmar untuk Indonesia. Jika duta besar tidak ada, lalu bagaimana proses penyaluran bantuan kemanusiaan? Bukankah salah satu pintu masuk bantuan ini melalui duta besar di Indonesia? Yang aneh lagi, mereka justru menyatakan pemerintah Indonesia kurang tanggap, dalam memberikan bantuan.

Dan yang tidak masuk akal lagi, candi Borobudur, situs peninggalan dunia yang ada di Magelang akan dikepung, karena menjadi icon agama Budha. Apa hubungannya situs bersejarah itu dengan konflik di Rohingya? Apa hubungannya konflik di Myanmar dengan pemerintah Indonesia? Mari kita berpikir cerdas dalam menyikapi konflik di Rohingya. Rasanya tidak tepat jika membawa isu Rohingya sampai ke Indonesia. Kerukunan antar umat beragama sudah terjalin di negeri ini sejak dulu. Jangan rusak hal ini hanya karena keinginan suatu kelompok. Bukankah hidup damai dalam keberagaman itu sangat indah?

Indonesia sudah melewati berbagai konflik, termasuk konflik SARA di Ambon dan Poso. Sebaiknya tidak perlu lagi dimunculkan sentimen bernada SARA dalam berbagai hal. Mari kita munculkan sentimen menjunjung perdamaian. Dengan banyak menebarkan pesan damai di media sosial saja, secara tidak langsung kita telah ikut berkontribusi menciptakan kondisi damai. Media sosial saat ini banyak diarahkan pada hal-hal negatif. Akibatnya, informasi yang menyesatkan pun juga banyak beredar di media sosial. Sekali lagi, mari tetap berkomitmen menciptakan perdamaian, baik itu di Indonesia, ASEAN, hingga ke penjuru dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun