Dunia pendidikan adalah dunia tempat transformasi keilmuan, informasi dan ruang aktualisasi bagi para pelajar dalam mencari ilmu pengetahuan, mencari pemahaman, mencari inovasi dan melahirkan inovasi, kreasi juga informasi.
Disadari atau tidak bahwa dunia pendidikan saat ini banyak bergantung pada adanya gadget, kalau penulis menyebutnya gadget adalah otak luar bagi para pelajar. Baik itu siswa, mahasiswa dan dosen atau bahkan presiden. Perlu kita rasakan bahwa dari penggunaan gadget di era modern ini menimbulkan dua sisi bagi dunia pendidikan saat ini.
Pertama bersifat positif. Kenapa demikian? Karena berkat gadget kita secara cepat, padat dan tepat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkan bagi kita dan untuk menambah spirit edukasi kita dalam ruang aktualisasi berupa pendidikan. Bukan khayalan ketika kita berjumpa dengan anak PAUD, TK, dan SD khusunya di perkotaan sudah mempunyai daya kritis terhadap peristiwa apa saja yang terjadi. Baik tentang saintis, tekhnologi, informasi, sosial, budaya, kimia, fisika, matematika, geografi dan lainnya. Hal itu tentu sangat baik.
Selain itu postingan-postingan yang berupa sumber ilmu pengetahuan di dunia Maya sepeti di Google, Facebook, Watsap, BBM, Instagram dan lainya yang bersifat gadget sudah mulai padat dan uptudate. Dengan demikian hal apa saja yang kita butuhkan sudah ada pada gadget dengan sentuhan klik.
Yang kedua dampak negatif dari gadget di dunia pendidikan saat ini. Mari menilik membaca situasi psikologi dan sosial pada pelajar masa kini/ modern. Terkhusus ini kalangan mahasiswa yang punya tanggung jawab agent perubahan.
Sangat benar sekali ketika ada aspek positif dari sesuatu pasti selalu ada hal yang kontradiktif dari sesuatu tersebut.
Apa sebenarnya yang bisa kita rasakan di dunia pendidikan modern dengan dukungan gadget.
1. Para siswa atau mahasiswa sudah sangat berpola konsumtif terhadap gadget. Itu sungguh sangat berbahaya.
2. Banyak hal bersifat pornografi, porno aksi dan kriminalitas di dalam dunia Maya yang masuk dalam gadget dan mudah diakses jika Sadang online.
3. Pola fitnah-memfitnah dengan bahasa yang lebih keren "HOAX" sudah banyak menimbulkan perpecahan dan pola kritis tidak terarah pada kaum pelajar. Mereka banyak disibukkan dengan bagaimana membenarkan diri dan menyalahkan bahkan melecehkan orang lain dan itu rasanya wajar-wajar saja saat ini.
4. Fashion atau stayle kaum pelajar di dunia pendidikan sudah banyak memplagiasi hasil-hasil dari browsing iseng di gadget. Saat ini para kaum pelajar mayoritas sudah mengedepankan fashion dari pada kecerdasan, ide baru dan perubahan yang baru. Tidak aneh ketika mahasiswa di benturkan dengan Masyarakat, melempem dan tenggelam dengan predikatnya sebagai mahasiswa.
5. Banyak dari kaum pelajar sudah kurang ajar. Menghilangkan pentingnya ta'lim, ta'dzim dan sabar dalam mencari ilmu. Dibuktikan ketiaka ujian mereka sangat tergantung kepada lagi-lagi gadget online. Pola over kritis tanpa pondasi ilmu yang kuat hanya akan menimbulkan pertentangan dan konflik, tak banyak hal itu dilakukan oleh kaum pelajar seperti siswa memukul gurunya, mahasiswa membentak kalau bisa mengancam dosennya dengan ancaman pembunuhan itu sudah hal yang dianggap wajar.
Itu hanya beberapa problematika yang timbul dalam dunia pendidikan di era modernitas. Belum lagi dengan dampak-dampak lain akibat dari dunia online di gadget dengan modal paketan. Mari kita sama-sama meminimalisir dampak negatif dari gadget dengan memanfaatkan ke ranah yang lebih positif di dunia pendidikan. Karena bangsa ini tergantung pada kaum terpelajar dan terdidik, akan dibawa kemana sebenarnya bangsa kita Indonesia dimasa yang akan datang, kalau kita menuhankan gadget dan paketan di dunia pendidikan.
#Ahmad Raziqi
#15-6-17
