Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Yang Perlu Dibicarakan Ketika Mengambil Rapor Sekolah Anak

17 Desember 2015   12:44 Diperbarui: 16 Juni 2017   12:57 10398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian rapor di TK, foto pribadi

Mengambil rapor adalah aktivitas semesteran yang ditunggu-tunggu oleh orang tua siswa, terlebih bagi mereka yang jarang mengantarkan anaknya ke sekolah dan jarang bertemu dengan guru. Pada minggu di tengah bulan Desember ini sebagian besar sekolah, dari TK sampai SMA, menjadwalkan pembagian rapor di akhir minggu, kesempatan itu tentu harus dimanfaatkan dengan baik.

Oleh karena itu, kita sebagai orang tua, wajib mengagendakannya, agar tidak diganggu kegiatan lain dan juga bukti perhatian kita pada anak dan perkembangan pendidikannya. Persiapan untuk mengambil rapor selain mengagendakan lebih awal juga baiknya kita menyiapkan apa yang harus atau perlu dibicarakan atau ditanyakan pada guru ketika mengambil rapor. Berdasarkan pengalaman saya sebagai guru dan orang tua, berikut beberapa hal yang perlu dibicarakan dalam pertemuan orang tua dan rapor.

Pertama, nilai raihan siswa

Tidak bisa dipungkiri, banyak orang tua yang ingin tahu raihan nilai siswa terlebih dahulu dibanding hal-hal lainnya. Kenapa? Karena itulah sebagian besar isi rapor. Secara prosedural, nilai ini adalah yang biasa disampaikan wali kelas atau pembimbing akademik kepada orang tua siswa, berdasarkan pada apa yang tertera di rapor, khususnya berkaitan dengan ada atau tidaknya nilai kurang, atau kata orang dulu, “nilai merah”. Kalau tidak ada nilai kurang, itu melegakan hati. Jika ada nilai kurang, orang tua akan berusaha mencari cara agar nilai itu bisa tuntas, jika sekolah menganut sistem ketuntasan. Jika tidak, itu menjadi catatan agar menjadi fokus binaan selanjutnya di semester berikutnya, ke mata pelajaran yang kurang nilainya.

Guru biasanya menjelaskan nilai kurang itu dengan terfokus pada hasil ulangan harian dan ujian final, kemudian tugas-tugas yang telah dilaksanakan dan yang tidak dilaksanakan. Selanjutnya, kepada sikap anak di kelas saat mata pelajaran yang kurang itu. Jika ada portofolio per individu anak, maka itu bisa menjadi penjelasannya. Hal lain yang bisa dilakukan jika ada nilai kurang adalah orang tua memohon agar dapat bertemu dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Kedua, sikap dan perilaku anak di sekolah.

Orang tua pada umumnya akan bertanya, “Bagaimana anak saya di sekolah?” Guru kemudian akan memberi penjelasan berdasarkan sikap dan perilaku anak di kelas. Secara garis besar, guru akan menjelaskan bagaimana hubungan siswa dengan guru dan hubungan siswa dengan teman di kelas. Apakah baik-baik saja atau pernah ada pertengkaran dengan teman atau pertentangan pada guru?

Jika orang tua tidak pernah dipanggil ke sekolah sebelumnya, biasanya perilaku anak relatif baik, kalaupun ada pertentangan, masih dalam batas wajar dan bisa ditangani pihak sekolah.

Ketiga, prestasi siswa

Prestasi siswa, termasuk yang akademik maupun non akademik, terutama prestasi ranking di kelas. Walaupun di masa ini, banyak sekolah yang tidak menggunakan ranking, tetapi banyak orang tua yang ingin tahu posisi anak di kelas. Apakah termasuk dalam posisi yang rata-rata ataupun yang di bawah, serta apakah menjadi yang terbaik di kelas. Hal ini sebenarnya penting untuk motivasi dan juga perbaikan prestasi siswa di masa depan. Jika tidak ada rangking, paling tidak secara garis besar, posisi atas tengah ataupun bawah, tanpa harus menyebutkan posisi siswa dalam kelas.

Prestasi lainnya adalah apakah siswa juara di bidang lain, seperti lomba yang diadakan internal di sekolah ataupun di luar sekolah. Hal itu penting bagi orang tua agar mereka bisa membantu sekolah dalam mengembangkan potensi bakat dan minat anaknya. Potensi itu menjadi modal orang tua dalam membantu anak menentukan masa depannya.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun