Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jalan-jalan ke Pasar Baru, Pasar Pagi, dan Asemka

18 Mei 2015   09:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 7233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_366350" align="aligncenter" width="448" caption="Di Pasar Baru, foto pribadi"][/caption]

Hari libur harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bagi yang sudah berkeluarga, hari libur bisa digunakan untuk kebersamaan keluarga. Ada yang dirumah saja bercengkrama, ada yang pergi ke tempat hiburan, dan ada yang hanya jalan-jalan saja. Dalam kesempatan liburan panjang kemarin, saya sekeluarga memanfaatkan satu hari dengan  jalan-jalan ke Jakarta, tepatnya ke Pasar Baru, Pasar Pagi, dan Asemka. Kenapa ke sana? kami ingin memperkenalkan beberapa pasar besar di Jakarta kepada anak-anak kami.

Karena temanya jalan-jalan, maka kami memperbanyak aktivitas berjalan kaki. Kami berjalan ke halte bis yang berada di kawasan Serpong Tangerang Selatan. Selama menunggu bis ngetem, kami sempatkan sarapan bubur agar anak-anak kenyang dan tidak masuk angin. Setelah itu kami masuk bis dan berangkat! Penumpang di dalam bis tidak terlalu banyak, karena hari libur. Anak-anakpun senang, dan menikmati perjalanan dengan bis.

Setelah perjalanan selama satu jam, akhirnya kami sampai di Pasar Baru, Jakarta. Lalu lintas cukup lengang dan tidak ada macet. Oleh karena bis berhenti di seberang Pasar Baru, maka kami harus berjalan cukup jauh, melewati kios-kios lukisan dan jembatan penyeberangan. Ketika berada di jembatan penyeberangan, kami sempatkan berfoto, begitu pula ketika sampai di Pasar Baru.

Pasar Baru masih seperti dulu, memanjang ke belakang, dengan toko-toko di kanan kiri jalan dan trotoar besar di tengahnya, yang juga merupakan jalan kendaraan mobil dan motor. Utamanya toko yang ada di sana adalah toko sepatu, yang bercampur dengan toko tas anak-anak bergambar princes atau superhero. Sebagian lainnya adalah toko kain, pakaian, toko alat musik, toko buku serta restoran cepat saji. Di emperan banyak pedagang kue dan kuliner kaki lima, serta pedagang uang lama, koin dan uang kertas. Sangat menarik karena saya tidak pernah melihat orang jualan seperti itu di tempat lain, termasuk ritual pedagang di pagi hari, seperti menyebar beras di sekeliling toko untuk keberuntungan, dan lain sebagainya. Setelah melewati semua toko kami berhenti untuk makan siang. Pingin makan di kuliner kaki lima, yang banyak gorengannya, pecelnya, sambelnya, lauk sate-satenya, namun rame betul! Ga dapat tempat duduk, sedangkan anak sudah kelaparan. Akhirnya kami putuskan makan di restoran terdekat.

[caption id="attachment_366355" align="aligncenter" width="448" caption="Jakarta sepi, foto pribadi"]

14319157311249759727
14319157311249759727
[/caption]

Setelah itu, kami bergerak ke Pasar Pagi menggunakan bajaj biru. Bajaj biru cukup tenang mesinnya jika dibandingkan dengan bajaj orange yang getarannya bagai pengebor beton (tapi kayanya bajaj orange sudah tidak ada di daerah sana). Dengan ongkos terjangkau. Kami membayar Rp. 30000,- untuk perjalanan dari Pasar Baru ke Pasar Pagi. Melewati gang sempit dan juga jalan besar. Bajaj cukup gesit dan sangat berpengalaman dalam mencari jalan di kota Jakarta. Agak dag dig dug karena sang supir cukup berani, dalam memotong jalan dan berputar, bahkan melawan arus. Gawat juga nih! Alhamdulillah, kami sampai juga di Pasar Pagi setelah 20 menit perjalanan menggunakan bajaj.

[caption id="attachment_366351" align="aligncenter" width="336" caption="tiba di pasar pagi, foto pribadi"]

14319155691326692414
14319155691326692414
[/caption]

Di pasar pagi, kami jalan berkeliling, dengan diawali berfoto di depan kios kuliner dekat pintu masuk. Perbedaannya dengan Pasar Baru, Pasar Pagi berupa gedung bertingkat dengan kios-kios di dalamnya. Kata anak saya, mirip ITC. Di sana banyak penjual tas, payung, bahan baku kriya kerajinan tangan. Cukup padat pengunjung sehingga kita harus benar-benar menegakan badan agar bisa melewati pengunjung yang berseliweran. Pas lewat toko tas bergambar princes, kedua anak saya merengek minta dibelikan tas sekolah. Waduh, ga bisa ngelak. Ya uda de, daripada nanti pada ga mau jalan, akhirnya dengan kelihaian istri saya menawar barang, dapat dua tas dengan harga cukup miring. Setelah selesai berbelanja dan sholat, perjalanan kami lanjutkan ke Asemka. Masih menggunakan kendaraan yang sama, bajaj biru, dengan ongkos Rp. 25000,-!

[caption id="attachment_366352" align="aligncenter" width="448" caption="Di Asemka, seru banget! foto pribadi"]

1431915607760281025
1431915607760281025
[/caption]

Asemka masih sama! FYI Asemka itu pasar di pinggir jalan dan kolong jembatan (jalan layang), ada yang berjualan di kios, ada yang di trotoar, ada yang dipinggir jalan, dan ada yang dikolong jembatan. Statusnya kaki lima dan pastinya ramai banget! Pada umumnya jualan ATK (Alat Tulis Kantor), Stationary. Ketika tiba di sana kami langsung ambil foto di antara pedagang-pedagang ATK dan souvenir pernikahan. Karena istri saya suka jualan, dibelilah berbagai jenis ATK yang lucu-lucu, ada pensil yang warna-warni, ada bolpen yang berkepala boneka, ada kertas yang bergambar kartun, dan lain sebagainya. Harga belinyapun sangat miring, harga jual bisa dua kali lipat! Tidak lupa pin bergambar kartun yang lucu-lucu. Lumayan bisa menambah modal ngebulin dapur. Setelah lama pilah-pilih barang dan membungkus, kami berjalan menelusuri Asemka.

[caption id="attachment_366353" align="aligncenter" width="448" caption="Asemka, ramai banget! foto pribadi"]

14319156411178854963
14319156411178854963
[/caption]

Asemka walaupun tidak senyaman Pasar Pagi, namun ruh pasar yang sesungguhnya ada di sini. Berbagai macam orang datang untuk mendapatkan harga yang sangat miring dengan barang yang menarik dan berkualitas, penjualpun tidak kalah seru menawarkan barangnya. Terlihat wajah puas di antara para pembeli yang sudah berhasil mendapatkan barang yang diinginkan. Termasuk anak-anak kamipun senang! Setelah cukup berjalan-jalan, kami pulang dengan bis yang sama.

[caption id="attachment_366354" align="aligncenter" width="448" caption="naik bis, foto pribadi"]

1431915678854730773
1431915678854730773
[/caption]

Apa yang saya lakukan bersama keluarga, selain untuk bersenang-senang, juga bertujuan untuk memperkenalkan pasar kepada anak saya, bahwa pasar juga punya barang-barang bagus yang tidak kalah dengan yang dijual di mall. Harga barang-barang di pasarpun lebih murah. Apalagi bagi anak-anak, pembelajaran tawar menawar itu perlu, bukan begitu? Nah itu bisa dilakukan di pasar. Oleh karena itu dari pasar yang ada di sekitar rumah seperti Pasar Serpong dan Pasar Modern, sampai yang ada di Jakarta, harus pernah disinggahi agar anak lebih mengenal dengan baik!

Sebagai orang tua, sebuah kewajiban untuk memberikan pengalaman hidup pada anak. Setelah bekerja setiap hari selama ini, kita sempatkan bersama-sama, walaupun cuma jalan-jalan ke pasar. Selain banyak barang dijual, kita juga bertemu dengan berbagai macam orang dengan berbagai macam kegiatan, ada yang berjualan, berbelanja, ada yang  makan, ada yang ngamen, dan ada juga yang mengemis. Itu semua memberi gambaran hidup yang sesungguhnya. Semoga dengan itu, timbul rasa syukur dan pemahaman arti  hidup dalam diri anak-anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun