Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendung

19 Februari 2019   15:08 Diperbarui: 19 Februari 2019   15:23 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrated by Pixabay


Bersegera bergegas pergi, jauh air dihindari. Dalam lipatan baju plastik atau payung warna -warni.

Tapi kan baru mendung? Belum hujan, kenapa mesti tergesa? Katamu merajuk manja.

Aku hanya antisipasi, tak perlu menunggu harus terjadi, siapa tahu aku terjebak.

Ah, kamu terlalu mengambil hati, tak perlu kau terburu nafsu.

Aku sedang tak punya nafsu, untukmu walau secantik ratu.

Tapi, mendung itu membuatmu tak jenak dan kita pun berselisih.

Tak, apa. Aku juga butuh sendiri suatu saat, tanpamu di suatu tempat.

Oh, jadi kamu mau pisah sama aku ? 

Kamu yang menyimpulkan, bukan aku. 

Mendung pun memporak-porandakan sebuah komitmen kebersamaan.

"... mendung tak berarti hujan, yakinlah ini suatu cobaan "...terdengar jauh lirih syair lagu lawas

Berkumandang di telinga dua insan yang tak lagi memakai isyarat hati untuk memaknai ujaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun