Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketahanan Bangsa

20 Februari 2019   11:09 Diperbarui: 20 Februari 2019   11:29 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sumber Gambar : internet

Oleh : Ahlan Mukhtari Muslim Soamole*

Menjadi bangsa yang besar merdeka merupakan cita-cita insan manusia di muka bumu, secara tahapan kelas kita akan meningkat manakala terlepas dari bentuk represif feodalisme, kemudian borjuisme kapitalistik dan memeroleh kemerdekaan yang autentik di mana kemerdekaan itu merupakan adalah suatu kekaraban bangsa yang menyatu kuat.

Tentu, tak mudah berbagai problematika dan jalan setapak jurang pemisah keeratan itu sangatlah kuat dihadapi hanya karena berbeda kepentingan dan kehilangan akan rasa kemanusiaan begitu pun hilang akan gotong royong sebagai isme kebangsaan yang tak dimiliki sekelompok orang kecuali terlahir dari kulture masyarakat secara beradab. 

Sah-sah saja ilmu pengetahuan mengalami perkembangan sebagaimana hakikatnya yang sellau berubah manakala diketemukan teori-teori mutakhir, alat-alat produksi menjadi suatu konsumtif bagi kaum kapital dan berdampak bagi kaum marjinal namun apabila perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak menciptakan keberadaban dan kemanusiaan maka tentu adlaah tanda suatu kehancuran bagi masyarakat karena ilmu pengetahun dan teknologi khususnya sainstik tidak berperan sebagaimana hakikat dari ilmunya sendiri yang bermakna bagi bangsa dan negara. 

Perkembangan sains baik bio medis, pertambangan dll rentan menciptakan disparitas dan represif bagi masyarakat terlebih ekspansi alat produksi dan kerja mesin secara massifikasi dan tersistem di era ini sebagai era revolusi industri 5.0 merupakan tanda bahwa kekaraban bangsa-bangsa dalam suatu ruang ideal mengalami kemandekan dan dekandensi terutama dari sisi kemanusiaan.

Munculnya beragam kapitalisme mulai dari kapitalisme sebagai pengumpul modal hingga  kapitalisme pengumpul keuntungan yang tidak berpihak kepada suatu keadilan dan acapkali menyengsarakan rakyat di suatu negeri kapitalisme sesuai prinsipnya hanyalah korporasi yang mengutamakan keuntungan ketimbang kemaslahatan manusia dan ekologis.

Sehingga pengaruh yang menguat dalam situasi kebangsaan kita dapat mengancam segi aspek lainnya terutama politik sebab politik merupakan cara keadilan itu terimplementasi secara kompherensif karena politik pula kekuasaan itu sepenuhnya ada pada rakyat dan politik juga keadilan dan kemakmuran ditegakkan, diantara lain munculnya intervensi modal dalam arus politik menggiring suatu negara yang mengadopsi demokrasi sebagai jalan pilihan demokratis atas kekuasaan negara teraliri berbagai doktrin elitis, kapitalis, dan bojuis (oligarki) yang tentu mengancam kedaulatan rakyat, sebagaimana harapan demokrasi itu sendiri yakni from the people, by the people, for the people yang terkandung berbagai macam nilai inklusif nilai demokratis keIndonesiaan, religius, dan kemerdekaan sehingga harapan yang tercermin dalam demokrasi yang baik merupakan demokrasi yang bersendiri keadilan dan kemakmuran sebagai upaya membangun bangsa dan negara secara kokolektif. 

Tanpa kesadaran yang utama yakni membangun kekaraban bangsa tentu sangatlah implikatif luas terhadap berbagai macam masalah tentu yakni persoalan demokrasi misal menurut Rizqi Bachtiar (2018) dikutip dari news detik.com dalam pemeringkatan Indeks Demokrasi terbaru, Indonesia berada di peringkat 68 dari 167 negara yang diteliti berangkat dari penentuan skor Indeks Demokrasi itu sendiri didasarkan pada lima kategori, yaitu proses pemilihan umum dan pluralisme, kebebasan sipil, fungsi pemerintahan, partisipasi politik, dan budaya politik.

Pada konteks ini keakraban bangsa begitulah penting untuk menjaga ketahanan bangsa terutama struktur masyarakat yang kompleks dan berbagai macam pula bentuk, namun bukan berarti tak ada satu titik temu fundamental kita tahu bahwa bangsa dan negara ini berupaya agar mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat sehingga titik temu tersebut diorientasikan kepada bangsa dan negara, bukan apa-apa, apalagi kapitalisme liberal yang rentan terhadap totalitas kesenjangan dan penindasan. 

Oleh karena itu, segala pemikiran dan upaya memeras pemikiran sepatutnya diorientasikan pada pembangunan bangsa dan negara secara paripurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun