Mohon tunggu...
Yodha Haryadi
Yodha Haryadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Jakarta citizen that concerns on development for prosperity and better life: \r\n"I love you when you bow in your mosque, kneel in your temple, pray in your church. For you and I are sons of one religion, and it is the spirit." (Gibran)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Suami Bisa Ngidam

16 November 2012   05:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:15 3246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya istilah ngidam hanya ditemukan di Indonesia, lebih khusus lagi Jawa. Buku-buku tentang kehamilan antara lain menjelaskan bahwa ngidam merupakan efek psikologis wanita hamil sebagai bentuk mengharapkan perhatian lebih dari orang-orang terkasih di sekitarnya seperti suami dan keluarga dekat. Ketika hamil, berbagai hormon terbentuk dalam tubuh wanita, yang mana hal tersebut tidak akan dijumpai pada wanita yang tidak hamil. Hormon-hormon tersebut antara lain menyebabkan mual di pagi hari, mudah capek, pernafasan yang pendek-pendek, emosi yang seperti angin, dan lain sebagainya. Adanya janin dalam rahim menuntut wanita untuk berhati-hati menjaga kehamilan tersebut dengan konsekuensi yang lumayan berat seperti perut membuncit, gerakan yang tidak lagi bebas, baju-baju yang kesempitan, dan sulitnya tidur nyaman. Kondisi tersebut wajar jika menyebabkan wanita hamil butuh perhatian lebih, baik secara sadar maupun bawah sadar, sehingga sering bersikap atau melakukan perbuatan yang tidak seperti biasanya. Contohnya, mencium harum minyak wangi bukannya senang malah mual; bersemangat melahap mangga muda yang tidak sanggup dilakukan pada kondisi normal saking asam rasanya; tidak mau pakai bedak dan menyisir rambut.

Tiga bulan pertama setelah hidup bersama istri, teman penulis dihadapkan pada kejadian-kejadian yang susah diterima akal. Dalam sehari, bisa lebih dari 5 kali menyisir rambut. Sekali menyisir bisa bermenit-menit sambil mematut-matut di depan kaca. Istri terheran-heran kenapa suaminya jadi begitu genit. Ketika nonton TV dengan duduk di karpet, pinggang terasa sakit, tak tahan duduk walau baru 5 menit. Jadilah nonton TV dengan bantal-bantal disusun tinggi sebagai sandaran. Manja memang. Ketika sedang jalan-jalan sore di taman, baru 100 meter sudah berhenti istirahat, lutut gemetar, keringat dingin bercucuran, dan nafas tersengal-sengal. Untuk menenangkan kondisi badan yang belum dipahaminya, ia mencoba merokok. Ketika mengambil satu batang untuk dinyalakan, ia merasa mual begitu aroma rokok tercium. Rokok tidak jadi dinikmati. Jelas kondisi badan sedang tidak wajar, karena sebagai perokok, biasanya minimal 3 batang sehari dihabiskan. Puncak keanehan badan adalah setiap pagi hari, ia tidak hanya mual, namun muntah hebat sampai keluar cairan kuning perut yang teramat pahit di kloset kamar mandi.

Sang istri yang belum berpengalaman namun mengerti gejala kehamilan dari membaca, curiga. Ia mampir ke apotek, membeli test-pack kehamilan dan hasilnya memang positif. Ia tidak mengalami gejala awal kehamilan seperti mual di pagi hari atau morning sickness, karena memang suaminya yang ngidam. Ketika hormon-hormon kehamilan tidak mungkin terbentuk dalam tubuh seorang pria, bagaimana penjelasannya ngidam bisa dialami oleh pria?


Catatan: pernah diceritakan lewat facebook

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun