Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Akademik LCC Tasikmalaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lembaran Catatan Untuk Ibu Een Sukaesih

15 Juni 2013   11:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:59 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malaikat Juga Tahu Siapa Yang Jadi Juaranya

Kagum. Kagum, dengan perjuangannya. Kagum dengan pengabdiannya. Ibu Een Sukaesih atau yang akrab dipanggil Wa Een. Kini mulai dikenal luas.

Liputan6 Awards kembali mengangkat satu nama dari nama-nama inspiratif Indonesia. Pemegang penghargaan kategori pendidikan, pengabdian dan kemanusiaan. Dan wa Een jadi juaranya.

28 tahun. Selama waktu itu beliau terbaring dan tak ada upaya pun untuk bangkit dari tempat tidur. Hanya anak-anak didiknya lah yang membuatnya lebih jauh bergerak di dunia yang lebih luas. Raga boleh berada di tempat tapi jiwa dan perhatiannya pada pendidikan telah lama tertanam dalam benak anak didiknya.

Satu harapan yang selalu beliau pegang, adalah agar anak-anak mendapatkan hak pendidikannya. Yang seakan pasal-pasal dalam undang-undang itu hanya ada dalam pelajaran PKN saja tidak dengan dunia sebenarnya. Banyak dari murid-murid Wa Een yang berbakat dan berprestasi namun sayang karena biaya perguruan tinggi yang teramat mahal sehingga tidak lah mudah mencapai asa yang manis itu.

Ibu Een Sukaesih. Tak hidup hanya hari ini seperti halnya sejarah ia juga berada pada jamannya. Bergaul, bermain dan bersekolah hingga kuliah di IKIP Bandung yang sekarang adalah UPI. Ibu Een muda mungkin seusiaku, mengambil jurusan bimbingan konseling. Sebagaimana kami yang masih muda jiwa beliau dulu mungkin sama bergejolaknya.

Tanda-tanda mulai diperlihatkan Tuhan, Ia seperti merasa berat raganya. Entahlah, Tapi sungguh Tuhan telah memberi kemudahan sehingga ia lulus dan menamatkan pendidikannya. Lalu ia mengabdi di salah satu SMA.

Hingga kemudian ...

Dokter memponisnya hanya seminggu, kesempatan hidupnya. Lumpuh. Sudah selesaikan perjuangan dan cita-citanya?

Modal Bu Een dalam mengajar anak-anak adalah : Ilmu saya memang sedikit, jauh dari perkembangan ilmu zaman sekarang. Yang saya miliki adalah kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Sungguh setiap perkataanya mendulang intan untuk segera aku tuliskan.

Mengarungi keberkahan Tuhan lagu gubahan presiden SBY adalah kesukaanya. Untuk mencari kasetnya sungguh tidaklah mudah. Untung saja sahabat-sahabatnya selalu memberinya ruang mudah.

Tak pernah berhenti belajar adalah rumus yang beliau ajarkan. Bagaimana mungkin seorang guru akan berhenti belajar sedangkan ia adalah lautan ilmu bagi anak-anak. Dan dalam kondisi yang demikian hanya kaset-kaset, radio dan buku anak-anak didiknya yang memberi pengetahuan sehingga bertambah. Ilmu semakin diajarkan maka akan semakin bertambah kepahaman. Dan itu adalah keyakinan yang harus dimiliki para pendidik.

Tak pernah kutahu jika beliau tanpa pamrih menerima muridnya belajar di kamar kecilnya. Rak-rak buku mungkin semasa belajarnya dulu masih berdiri kokoh. Bagaimana mungkin ia bisa kuat menerima semua ini, padahal cita-citanya sangatlah besar? Maha Besar Tuhan yang telah menguatkan kepribadiannya.

Maka kuatlah siapapun yang mendengarkan kisahnya.

Belajar Banyak dari bu Een

“Man jada wa jadda”adalah nasihat darinya. Barang siapa yang bersungguh-sungguh dalam segala hal maka akan bertemulah pada keberhasilannya.

Lima puluh usianya tak mengurangi rasa pedulinya pada pendidikan anak-anak di sekitar rumahnya. Lima puluh usianya tak mengurangi rasa kasing sayang dalam mengajari anak-anak ilmu pengetahuan.

Salah satu dosen yang ia segani datang ke atas panggung memberikan seutas kata kepada beliau. Kampus upi yang dulu dikenal IKIP tempatnya menyelesaikan studi s1nya. Dosen itu berbicara mengenai macam-macam guru. Dan yang paling bagus dari semua itu adalah adalah guru yang mengabdi sepanjang hayatnya. Manteng sampai usia kapanpun. Semoga almamateri ini akan selalu menciptakan guru-guru yang berkarakter dan mengabdi pada pendidikan.

Kuliah umum bersama Ibu Een Sukaesih.

Pengalaman adalah guru yang terbaik.

Hidup adalah perjalana yang harus ditempuh apapun dan bagaimanapun caranya. Menuruni lembah curam, bukit terjal dan jalan yang berliku. Bukan untuk itu. tetapi semangat yang terbaik saat menghadapi saat-saat sulit.

Bagaimana menyikapi masalah?

1.Kuatkan keimanan

Yang menentukan takdir manusia adalah Allah SWT, kita sebagai manusia hanya bisa maximal dalam ikhtiar dan berdoa.

2.Berprasangka baik kepada Allah SWT.

Allah yang tahu mana yang terbaik untuk kita.

3.Bersyukur dan bersabar

Optimislah!

Bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Bersama kesulitan pasti ada kemudahan.

4.Tidak mudah menyerah

Tidak mudah putus asa

Jangan putus asa pada Rahmat-Nya.

Tegar dalam menghadapi kenyataan.

Pandangan Bu Een terhadap pendidikan Indonesia.

Pendidikan haruslah berbasis kasih sayang dan rasa peduli terhadap sesama. Guru itu harus identik pada kewibawaan + kepercayaan + kasih sayang.

Semoga dengan hadirnya sosok inspiratif ini kembali menggugah kita betapa dekatnya kita pada impian kita jika dibarengi dengan kerja keras dan keyakinan yang besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun