Mohon tunggu...
Agus Hermawan
Agus Hermawan Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMA Negeri 26 Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kelahiran Buku Pertamaku

20 Februari 2011   08:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:26 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika saya mendapat partanyaan, “Kok pak Agus bisa-bisanya menulis buku?”

Sepertinya pertanyaan ini biasa-biasa saja bahkan tidak ada yang unik sama sekali. Tetapi bisa menjadi aneh karena pertanyaan ini meluncur dari mulut seorang kawan yang telah lama mengenal dan bergaul dengan saya. Kawan ini, mengenal bahwa saya adalah seorang guru mata pelajaran kimia.

Lho apanya yang aneh? Menurut kawan ini, bisa-bisanya seorang guru kimia menulis buku non fiksi yang jauh dari dunia kimia. “Bisa dong! Kan saya manusia heheh...” jawab saya singkat. Saya tidak berniat menceritakan dialog kami secara langsung namun melalui tulisan ini, perbincangan tersebut, semoga oleh pembaca dapat diprediksi kelanjutannya dengan skenario ala masing-masing. Weleh weleh ngerjain nih!

Buku pertama ini (“Agar Otak Tidak Beku Ajaklah Otak Berselancar”) lahir terpecut olah murid-murid saya yang beberapa tulisannya malah muncul di surat kabar daerah. Begini ceritanya. Selain mengampu mata pelajaran kimia tentu saja selaku pendidik, seorang guru biasanya mendapat tugas tambahan dari Kepala Sekolah. Ada yang ditugaskan sebagai wakil kepala sekolah, wali kelas, pembina OSIS, pembina berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Nah, suatu waktu saya mendapat tugas menjadi pembina ekstrakurikuler Majalah Dinding—yang kemudian berkembang menjadi Majalah Sekolah dan terakhir menjelma menjadi Jurnalistik—yang kegiatannya tentu saja seputar bagaimana mengisi dua lembar kertas kartun ukuran besar yang masih kosong dengan beberapa karya siswa, baik berupa artikel, karikatur, cerpen, puisi, humor, dan lain-lain yang menjadi topik aktual saat penayangan.

Tentu saja saya harus membimbing mereka dalam mengisi topik-topik di atas. Lagi pula, selaku pembimbing otomatis harus mengarahkan mereka untuk mengisi dalam bentuk tulisan baik fiksi maupun non fiksi. Jadilah saya kerap menjelajah toko-toko buku untuk mencari buku yang kiranya dapat membantu mengisi otak agar mampu membimbing mereka.

Aneh bin ajaib—guru kimia ini—dalam membimbing murid-murid ekstarkurikuler Mading, penjelasan saya seringkali memesona, sehingga memicu mereka untuk mengirimkan karyanya baik berupa resensi buku atau artikel ke surat kabar, eh malah dimuat. Jadi tidak hanya sekedar berkarya untuk Mading tapi lebih jauh dari itu.

Terlalu berparagraf-paragraf bila saya ceritakan akibat “ketersinggungan” saya didahului murid-murid yang karyanya dimuat di surat kabar. Singkatnya, tulisan-tulisan saya menyusul tulisan-tulisanmereka tampil di koran harian kebangaan Jawa Barat ini. Dan bertahap namun konsisten, saya pun terus menulis, tanpa begitu memerdulikan aturan menulis—yang kerapkali menghambat—artikel demi artikel bermunculan.

Wah, dihitung-hitung artikel saya sudah banyak. Dengan tekad untuk berbagi, saya pun berniat melahirkan buku agar sekalipun kelak saya sudah tidak ada di alam ini, nama saya bakalan dikenal terus setidaknya oleh anak-cucu ketika melihat buku ini. “Buku ini ditulis oleh kakek saya lho...” ucap cucu saya sambil memarkan buku ini. Kelak.

Apalagi bila buku ini bisa menggugah sekaligus menginspirasi pembacanya untuk menulis, bisa-bisa bernilai ganda. Pembacanya akan selalu mengingat saya. Nama saya pun tercantum dalam daftar pustaka sebuah buku lain bila si penulisnya menggunakan buku ini sebagai salah satu rujukannya. Mantap kan? Heheheh....

Jadi, pembaca buku pertama saya ini lahir dari coba-coba. Dari coba-coba ini sudah ribuan—dilihat dari jumlah buku yang terjual—manusia yang telah menikmatinya. Ratusan sms yang memberikan apresiasi. Dan uniknya, “guru kimia juga bisa menulis lho”, sebagai pelengkap jawaban untuk pertanyaan kawan di atas. Bagaimana dengan kawan-kawan? Berbagi yuk....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun