Mohon tunggu...
Agus Hadi Saputro PGSD KEBUMEN
Agus Hadi Saputro PGSD KEBUMEN Mohon Tunggu... -

Jadilah diri sendiri!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep Inovasi Pembelajaran

20 Oktober 2010   01:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:16 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

A. Kemengapaan Inovasi Pembelajaran

Seiring dengan perkembangan zaman, telah terjadi perkembangan yang cepat di berbagai bidang terutama bidang pendidikan dan merupakan sebuah tantangan bagi para pendidik untuk menjadi manusia yang modern dan berpikir kritis, untuk selalu maju menggunakan otak mereka yang belum bisa digunakan secara optimal .

Dengan perkembangan yang cukup pesat dalam pembelajaran, menuntut guru sebagai pendidik agar selalu mengikuti perkembangan zaman. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka, telah menjadi pendorong utama timbulnya inovasi pembelajaran.

Pembaharuan dalam pengajaran selalu dibutuhkan dalam dunia pendidikan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengoptimalkan peserta didik dalam belajar sehingga akan meningkatkan hasil lulusan pendidikan.

Peserta didik zaman ini sudah mempunyai otak yang berbeda dengan di masa lampau, dari gaya berpikir mereka juga sudah berbeda, maka itu perlu diadakannya inovasi dalam pembelajaran. Baik itu merubah metode, strategi maupun model pembelajarannya. Inovasi dalam pembelajaran merupakan sesuatau hal yang perlu untuk dilakukan, karena dengan adanya inovasi dalam pembelajaran akan merubah kegiatan belajar kea rah yang lebih modern.

Teori Otak dan Implementasinya dalam Pembelajaran

Bagian terbesar dari otak kita disebut otak besar (cerebrum) yang terdiri atas miliaran sel. Cerebrum inilah yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi berpikir tingkatan tertinggi dan pengambilan keputusan. Bagian terluar dari otak kita, cerebral cortex terlihat seperti berlipat-lipat atau berkerut yang tebalnya kira-kira setebal kulit jeruk. Lapisan ini kaya akan sel-sel otak, ukurannya sekitar satu halaman koran yang dibentangkan. Fungsi korteks merupakan 70 persen bagian membentuk system saraf. Sel-sel saraf atau neuron ini dihubungkan oleh hampir sekitar satu juta mil serat saraf. Otak manusia memiliki bagian terbesar dari korteks yang tak terikat dibandingkan spesies lainnya. Hal ini memberikan kapasitas yang luar biasa bagi otak manusia untuk pembelajaran.

Cerebrum terdiri atas empat bagian utama yang disebut lobe (lobus). Ke empat bagian itu adalah lobe bagian belakang (lobus occipital), bagian depan (lobus frontal), Lobus parietal dan lobus temporal. Lobus occipital terletak sedikit di belakang bagian otak dan terutama bertanggung jawab pada penglihatan. Lobus frontal terletak di bagian wilayah sekitar kening dan punya andil terhadap tindakan-tindakan yang di sengaja seperti memberi penilaian, kreatifitas, dan menyelesaikan masalah dan merencanakan. Lobus parietal bagian atas dari porsi otak Anda. Tugasnya memproses sesuatu yang berhubunagn dengan sensori yang lebih tinggi dan fungsi-fungsi bahasa. Lobus temporal (bagian kiri dan kanan) berada di atas dan di sekitar telinga Anda. Bagian ini bertanggung jawab terhadap pendengaran, memori, pemaknaan, dan bahasa.

Pembelajaran yang optimal dengan menggunakan otak terjadi dalam banyak tahap, tetapi tiga tahap pembelajaran yang paling penting adalah akuisisi, elaborasi dan formasi memori (Eric Jensen, Brain Based Learning, 2008).

Akuisisi

Pengertian dari akuisisi adalah memformasikan koneksi sinaptik baru. Badan sel dari neuron yang bercabang-cabang seperti kumparan disebut dendrite dan proyeksi tunggal yang lebih panjang disebut axon. Axon tunggal dari sebuah sel menjangkau keluar untuk berkoneksi dengan dendrit-dendrit jamak pada sel-sel lainnya. Koneksi ini terbentuk ketika pengalaman yang dialami bersifat baru dan koheren. Oleh karena itu, tahap akuisisi adalah sebuah tahap penciptaan koneksi atau pada saat neuron-neuron itu saling “berbicara” satu sama lain. Sumber akuisisi ini bisa meliputi diskusi, stimuli lingkungan, pengalaman praktis, kunjungan ke museum, dan lain-lain.

Elaborasi

Tahap ini memberikan kesempatan kepada otak untuk menyortir, menganalisis, menguji dan memperdalam pembelajaran. Untuk mengetahui bahwa otak tetap menjaga koneksi-koneksi sinaptik yang diciptakan dari pembelajaran baru, biasanya diperlukan elaborasi tambahan.

Jaringan neural terbentuk melalui cara coba-coba. Semakin banyak eksperimentasi dan umpan balik maka akan semakin baik kualitas neuron.Pembelajaran implisit dan eksplisit sangat berguna dalam tahap elaborasi. Contoh pembelajaran implisit yaitu simulasi, permainan peran, model peran, kunjungan lapangan, game-game, serta pengalaman langsung. Contoh pembelajaran eksplisit yaitu pemeriksaan oleh teman, tanya jawab, dan atau pemutaran video, pembelajaran tersebut dapat memberikan umpan balik yang sangat berharga bagi siswa.

Formasi Memori

Tahap ini mempunyai tujuan yaitu sebuah pembelajaran yang merekatkan, supaya apa yang telah dipelajari pada suatu hari masih tetap ada pada hari selanjutnya. Dengan kata lain memori otak diharapkan mempunyai memori penyimpanan jangka panjang atau disebut longterm memory. Kadang-kadang meskipun pembelajar telah berinteraksi dan bereksperimen, memori masih belum cukup kuat untuk diaktifkan kembali ketika diperlukan. Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor, untuk membangkitkan kembali salah satunya yaitu dengan istirahat yang cukup.

Dalam pembelajaran,disarankan bagi peserta didik untuk mendapatkan istitahat yang cukup di waktu malam. Berikan pada mereka kesempatan untuk bergerak di sekitar ruangan, melakukan peregangan dan minum air. Berikan juga pada para pebelajar waktu-waktu santai untuk merilekskan otak agar selalu optimal dalam pemanfaatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun