Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pramugari, Riwayatmu Kini

24 Januari 2017   03:10 Diperbarui: 24 Januari 2017   04:14 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melihat Instagram, Path, Facebook, Snapchat dewasa ini banyak pramugari yang mengunggah kegiatannya di pesawat. Dari mulai mereka masuk pesawat. Foto di dapur pesawat, kegiatan saat mereka menyajikan makanan (temannya yang foto) dan juga kegiatan jalan-jalan mereka di suatu tempat. Kalau saya melihat perbandingannya dengan 10 tahun lalu, foto-foto pramugari berseragam tidaklah sebanyak sekarang.

Artinya adalah profesi Pramugari mulai membuka dirinya. Mereka mulai bangga memperlihatkan seragam mereka, tempat mereka bekerja, suasana pekerjaan dan teman-teman seprofesi mereka.

Mungkin dulu belum seperti ini. Bahkan ada beberapa yang menutup rapat pekerjaannya dan tidak ingin diketahui sebagai pramugari, entah apa sebabnya. Yang jelas masyarakat sebelumnya belum banyak yang tahu apa sebenarnya profesi Pramugari itu.

Kini dengan banyaknya unggahan para Pramugari memakai seragam di Instagram dan media sosial lainnya memperlihatkan kebanggaan mereka atas profesinya. Setidaknya profesi Pramugari menemukan posisi yang sama dengan profesi lainnya, yaitu unik dan memerlukan keahlian khsusus untuk melakukannya.

Mungkin dulu, masyarakat hanya mengenal Pramugari sebagai pelayan di pesawat terbang dan posisi itu tak ubahnya sebagai orang yang hanya menyajikan makanan dan minuman tanpa keahlian tambahan lainnya. Artinya tidak perlu sekolah yang memerlukan waktu lebih dari 5 bulan, tidak perlu ujian sertifikasi dan tidak perlu melakukan medical check up rutin setiap tahunnya. Posisi yang hanya dikenal sebagai pelayan tanpa nilai plus (bahkan banyak minus mungkin)

Saya teringat peristiwa salah satu Pramugari maskapai Sriwijaya Air yang di lecehkan oleh salah satu penumpang, namun kemudian penumpang tersebut malah di bela oleh Farhat Abas. Dari sana, suara-suara Pramugari mulai bermunculan di twitter dan media sosial lainnya.

Dan kini dengan makin seringnya Pramugari memberi tahu posisi dirinya, profesinya dan apa yang terjadi di seputar penerbangan, maka masyarakat menjadi memahami bahwa profesi Pramugari menuntut keahlian khusus di bidang tersebut. Setidaknya dari sisi Pramugari itu sendiri, mereka mulai bangga dengan apa  yang dijalaninya, apa yang digelutinya. Dan dengan kebanggaan terhadap profesi tersebut maka akan timbul pula kesadaran terhadap peningkatan kemampuan dan kualitas pekerjaan yang dijalaninya.

Semoga industri pesawat terbang dan pelayanannya di Indonesia makin maju dan makin memenuhi kebutuhan pelanggan yang makin kompleks.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun