Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Iman adalah Delusi?

5 Juni 2017   23:45 Diperbarui: 5 Juni 2017   23:45 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Serial tulisan TUHAN APAKAH AKU MENCINTAIMU? ke 11

11 -- RAMADHAN 1438

Sebuah desa di Portugis bernama desa Fatimah. Desa ini menarik karena adanya legenda patung Bunda Maria dan penamaan desa dengan nama Fatimah yang serupa dengan nama Islam. Konon, dalam versi legenda masyarakat desa itu, pada abad 12 yaitu jaman Islam menguasai wilayah Portugis, ada seorang putri dari bangsa Moor bernama Fatimah yang kecantikannya tak tertandingi di seluruh desa. Fatimah yang beranjak dewasa akhirnya tertarik dengan ajaran Katolik yang dianut masyarakat asli sebelum Islam masuk. Akhirnya di kemudian hari setelah penguasaan Islam lepas di daerah tersebut dan penduduk asli menjalankan roda perekonomian desa kembali, desa itu sampai kini dinamakan desa Fatimah.

Walaupun nama desanya Islam, yaitu Fatimah (seperti nama putri dari Nabi Muhammad), namun desa itu terkenal sebagai desa yang bersejarah bagi Katolik dikarenakan ada gereja klasik yang tua dan mempunyai cerita unik tentang penampakan Bunda Maria.

Lalu apa hubungannya cerita desa Fatimah dengan tulisan yang berjudul "Tuhan, apakah aku mencintaimu?" ya, hubungannya adalah dengan puasa yang sangat terkait dilakukan oleh tiga anak kecil yang bernama Lucia dos Santos berumur 10 tahun, sepupunya bernama Fransisco Marto berumur 9 tahun dan Jacinta Marto berumur 7 tahun.

Lucia, Fransisco dan Jacinta adalah anak-anak yang  hidup dalam masa perang. Mereka menjadi anak-anak yang penuh perjuangan secara batin karena masa perang merupakan masa sulit dalam segala hal, termasuk pangan. Dalam masa itu anak-anak menjadi sering berpuasa dan berdoa, memohon agar perang segera dapat dihentikan dan masyarakat menikmati kehidupan yang adil dan makmur.

Puasa yang rutin dijalankannya dan doa Maria serta doa Bapa Kami yang menjadi 'mantra suci' dan selalu mengalir dari mulut ketiga anak itu menghantarkan mereka dalam penampakan Bunda Maria pada 13 Mei 1917. Penampakan itu membawa cerita panjang yang akhirnya membawa banyak orang (menurut cerita rakyat sampai 70 ribu orang) meyakini ketiga anak ini dan juga mengalami penglihatan dari penampakan Bunda Maria. Akhirnya sebuah gereja dibangun pada tahun 1928 untuk memperingati peristiwa penampakan tersebut dan menjadi gereja bersejarah sampai sekarang yang menjadi salah satu tujuan wisata dunia di daerah Portugal ini.

Apakah yang dialami oleh ketiga anak tersebut merupakan sebuah kebenaran ataukah sebuah delusi?

Apabila saya menuliskan tentang puasa seperti pada awal-awal tulisan ini yang sangat memungkinkan sebuah halusinasi tercipta, maka sangat mungkin sekali bahwa ketiga anak ini awalnya mengalami halusinasi. Kemudian karena halusinasi tersebut berulang kali terjadi, maka ia menjadi delusi, yaitu kebenaran akan sebuah penglihatan yang dia yakini sebenar-benarnya.  

Seperti di tulisan sebelumnya yang saya tutup dengan pertanyaan, "Apakah Musa mengalami halusinasi di bukit Sinai?" Tentu saja apabila Anda memandang Musa sebagai Nabi yang tidak mungkin stress apalagi depresi, maka Anda akan membantah bahwa Musa mengalami halusinasi. Apalagi dihubungkan dengan cerita bahwa Musa dapat mengalahkan para penyihir Mesir saat itu dan dapat membelah lautan, maka kalau Musa mengalami halusinasi ia tidak akan dapat melakukan hal-hal menakjubkan dalam mengalahkan musuh-musuhnya.

Bagaimana apabila cerita Musa ini seperti cerita tiga anak dari Portugal di atas? Bahwa ternyata di desa Fatimah dulunya tidak ada anak yang bernama Fatimah? Dan tiga anak yang mengalami penampakan Bunda Maria (Lucia, Fransisco dan Jacinta) tidak benar-benar mengalami penampakan tersebut atau cerita terlalu dibesar-besarkan (hiperbola) dan cerita itu hanya dilahirkan agar dapat menunjang misteri "Miracle of The Sun" -- Keajaiban Matahari yang terjadi di desa itu tahun 1917.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun