Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Siapa Bilang Nasi Diberi Kata Positif Tidak Busuk?

3 September 2019   04:33 Diperbarui: 3 September 2019   10:38 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun yang lalu, bahkan sampai sekarang masih ada yang percaya dengan percobaan nasi yang ditempatkan pada dua tempat terpisah, kemudian yang satu diberi kata-kata positif dan yang satu diberi kata-kata negatif. 

Kedua nasi itu diperlakukan seperti itu selama seminggu. Kemudian hasilnya, nasi dengan kata positif tidak busuk dan nasi dengan kata negatif membusuk.

Percobaan tentang aplikasi dari kata-kata positif dan negatif menggunakan nasi itu berdasarkan ide dari percobaan terhadap air yang dilakukan oleh Masaru Emoto, yang kemudian terkenal lewat bukunya yang berjudul The Hidden Messages in Water.

Asumsinya adalah sebagian besar tubuh kita adalah air, maka bila diperlakukan dengan kata-kata positif maka hasilnya akan seperti penelitian yang dilakukan, yaitu molekulnya berbentuk kristal yang indah yang diasumsikan sebagai kesehatan. Demikian pula bila sebaliknya.

Saya tidak membahas kata-kata positifnya, karena kata-kata positif, bagaimanapun juga akan lebih bermanfaat daripada kata-kata negatif. Yang saya bahas adalah tindakan ikut-ikutan yang dengan cepat membenarkan dasar argument yang diyakini sebagai sebuah penemuan ilmiah. Kemudian Masaru Emoto diyakini sebagai ilmuwan yang benar-benar melakukan percobaan efek dengan air yang hanya diberikan kata-kata.

Dasar ini pulalah yang kemudian dipakai oleh mereka yang menganut paham bahwa vibrasi mempengaruhi kehidupan di tingkat materi. 

Banyak masyarakat kita yang masih 'demen' dengan pseudoscience sehingga menganggap bahwa itu ilmiah. Ilmu semu atau pseudosains (Inggris: pseudoscience) adalah sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan, atau praktik yang diklaim sebagai ilmiah tetapi tidak mengikuti metode ilmiah (Wikipedia). Saya tidak mengatakan bahwa psedosains itu buruk, menipu atau tidak bermanfaat.

Tidak demikian. Selama jujur bahwa yang dilakukan adalah bukan ilmiah alias masih asumsi, hal itu akan menumbuhkan kedewasaan masyarakat dalam melihat ilmu pengetahuan.

Masaru Emoto sendiri berpendidikan resmi lulus dari Yokohama Municipal University dalam bidang Hubungan Internasional. Dan dikatakan juga bahwa "Emoto became a Doctor of Alternative Medicine at the Open International University for Alternative Medicine in India." - Emoto menjadi Doktor Pengobatan Alternatif di Universitas Internasional Terbuka untuk Pengobatan Alternatif di India. (Wikipedia/wiki/Masaru_Emoto)

Namun belakangan diketahui bahwa Open International University for Alternative Medicine (OIUA) is a Fake University targeted only targeting quacks to issue degrees - Universitas palsu yang hanya menargetkan untuk mengeluarkan gelar palsu.

(Fake university ‘VC’ targeted only quacks to issue degrees)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun