Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mukena Spesial, Bingkisan Lebaran yang Pertama untuk Ibunda

23 Mei 2019   05:57 Diperbarui: 23 Mei 2019   06:15 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LANGKAH, lelaki berbadan kerempeng itu, perlahan tapi pasti menyusuri daerah sibuk di jalan Slompretan Surabaya. Sepanjang jalan berderet bangunan tua megah peninggalan kolonial, dengan ciri tembok tebal bercat putih, disangga pintu lebar dan jendela berpilar menjulang.

Lelaki usia awal duapuluh-an , adalah pegawai gudang di ujung jalan Kembang Jepung. Setiap berangkat dan pulang, melintasi jalanan ramai truk dan mobil box pengangkut barang, serta lalu lalang kuli mendorong troly besi.

Ijazah SMA negeri, telah membawanya sebagai petugas keluar masuk barang. Sungguh, sebenarnya ini bukanlah pekerjaan yang diidamkan, dulu cita-citanya bekerja di kantor mewah di pusat kota, saban hari memakai baju rapi berdasi dan memakai sepatu semir hitam licin.

 Bukan tanpa usaha, semasa berseragam abu putih, lelaki muda tergolong aktif berorganisasi, pernah maju lomba tingkat kabupaten bahkan provinsi.  Dan semenjak gagal masuk kampus negeri pilihan, maka semua mimpi itu disimpan.

Kuliah di kampus swasta tak mau dilakoni, mengingat biaya cukup tinggi, sementara kedua orangtua bertenaga kecil. Maka sepenuh kesadaran, cita-cita kuliah sementara dibiarkan membara di dada, kelak akan diraih pada waktu yang tepat. 

Hidup adalah kenyataan, bahwa apa yang ada di angan-angan tidak selalu terjadi seperti yang ada di hadapan. Piala dan piagam penghargaan yang dulu pernah dibanggakan, kini tidak pernah ditengok dan ditimang.

kuli yang membawa barang -dokpri
kuli yang membawa barang -dokpri
-------

HANAFI, nama lelaki ini, mengabdi di gudang  karpet, permadani, gorden dan kain bahan dudukan kursi, gudangnya ada di ujung Jalan Kembang Jepun tak jauh dari Jembatan Merah di kota pahlawan.

Sejak awal melamar, dia tahu dan sadar bahwa pekerjaannya mengandalkan kekuatan fisik, menerima dan menata barang masuk, dikelompokkan sesuai jenis dan ukuran, sekaligus menyiapkan pesanan pelanggan.  Bagi Hanafi, yang penting bisa mendapatkan pekerjaan dan tidak membebani orangtua, itu sudah lebih dari cukup.

Ramadan tahun ini, adalah bulan kesebelas bekerja di gudang, sempat terpikir akan menjadi puasa paling berat dijalani, mengingat pekerjaan saban hari bermandi keringat. Namun Hanafi bertekad, bahwa menahan lapar dan haus selama puasa tetap dilakukan sebagai kewajiban menjalankan ibadah.

Teringat perjuangan baginda Rasulullah Muhammad SAW, bersama kaum muslimin ketika bertempur melawan kaum kafir di perang badar tepat di bulan Ramadan. Kalau hanya sekedar angkat-angkat barang, masih jauh lebih ringan dibandingkan perjuangan Sang nabi dan pasukannya memanggul senjata turun ke medan perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun