Mohon tunggu...
Agribisnis Ipb
Agribisnis Ipb Mohon Tunggu... -

Agribisnis angkatan empat puluh tujuh fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dialektika Moral Pasca Reformasi

2 Juli 2012   21:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:19 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejarah itu telah lama berlalu.Cerita heroik tentang mereka yang termarjinalkan oleh rezim tiran telah lama usai. Riuh rendah suara demonstran sudah tak sekeras dulu. Aksi massa dimana semua orang marah tidak tampak lagi. Rezim diktator itu telah turun tahta dari puncak singgasana. Semua rakyat berbangga dengan sebuah perubahan, yang dinamakan reformasi. Meski harus banyak jatuh korban dan harta terbuang, nafsu untuk perubahan yang lebih baik begitu membahana. Ada sebuah harapan baru untuk Indonesia yang lebih bersahabat dan bermartabat. Rakyat menginginkan untuk segera hidup sejahtera dan berkeadilan seutuhnya. Mimpi tentang kebebasan berpendapat dan berekspresi menjadi sebuah keniscayaan. Penghapusan segala bentu KKN yang menghambat kemajuan bangsa adalah harga mati yang tidak tertawar lagi. Seakan ada sebuah misi suci yang mebuat seluruh elemen meneriakan “reformasi”.

Kini, 14 tahun sejarah itu sudah ternarasikan dalam berlembar-lembar aksara sejarah. Keran demokrasi sudah terbuka lebar. Rezim tiran telah hilang ke negeri antah berantah. Kepemimpinan nasional pun sudah 4 kali berganti. Semestinya waktu yang cukup bagi republik ini melakukan konsolidasi untuk membuat merah putih berada di atas singgasana, berkibar di atas kawah candra dimuka. Potret rakyat Indonesia yang hidup adil dan sejahtera. Birokrasi yang terbebas dari segala tindakan busuk pejabat korup. Masyarakat hidup dalam keadaaan aman dan damai terlepas dari segala bentuk ketakutan dan intimidasi sosial. Singkatnya, garuda berada pada koridor kebangsaan yang benar untuk mencapai mimpi berbangsa dan bernegara.

Bangsa ini ternyata masih bermimimpi. Terlelap dalam kenyamanan status quo yang bangga dengan segala sumberdaya dan kebesaran potensinya. Reformasi seolah jalan ditempat, bahkan hampir mundur kebelakang. Perubahan hanya cerita usang yang lekang dipusara zaman. Bukan reformasi yang salah, tetapi kita sebagai anak zaman yang tidak mempersiapkan diri untuk membawa misi perubahan Indonesia yang lebih beradab. Semangat globalisasi membuat kita terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan rutinitas, sehingga mandul dalam megejawantahkan tujuan berbangsa dan bernegara. Misi reformasi ternyata masih menjadi basa-basi. Semuah masih terlena dalam romantisme reformasi semu. Sebagai sebuah bangsa yang besar, Indonesia mengalami disfungsi akut yang membuatnya sulit bergerak menuntaskan amanat reformasi.

Fakta hari ini, Indonesia masih tenggelam dalam peta global. Tingkat korupsi yang tinggi, jumlah penduduk miskin yang hampir mencapai 31 juta. akses pangan yang sulit dan harganya sungguh melangit. Pengangguran terbuka dan pemiskinan struktural masih menjerat kehidupan rakyat. Liberalisasi ekonomi terhadap sumberdaya yang menjadi hajat hidup orang banyak. Kue ekonomi hanya dinikamati kalangan atas, sedang kaum papa semakin menderita sejadi-jadinya. IPM yang rendah menyuratkan bahwa sebagai bangsa Indonesia masih belum siap bersaing dalam percaturan global. Penegakan hukum yang tebang pilih seakan menyadarkan seluruh elemen bangsa ini bahwa Ibu pertiwi masih bersusah hati. Ketika uang dan kekuasaan telah berafiliasi dengan kepentingan, maka dengan mudah hukum dapat dipermainkan.

Belum tuntasnya amanat reformasi menjadi tantangan seluruh anak bangsa untuk bersama-bersama menyelesaikannya. Kaum muda bukan pecundang yang lari ketika perjuangan baru saja dimulai. Bapak reformasi telah mewariskan perubahan ini kepada kita sebagai anak reformasi. Sebagai kaum muda yang berintelektual tinggi, mahasiswa harus menjawab tantangan zaman dalam sebuah kerangka berfikir besar untuk kejayaan Indonesia. Mimpi hari ini adalah kennyataan esok hari. Maka, bermimpilah untuk menciptakan karya terbaik bagi bumi pertiwi...

Wahai Mahasiswa_saatnya bangkit & berkarya untuk Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun