Pagi ini saya menukilkan sedikit materi “Kul-Twit” di Twitter saya @agoezperdana. Mudah2an ada gunanya. Terutama pencerahan bagi masyarakat. Dan bagi para Jurnalis sendiri.
1.JURNALIS adalah seorang yg harus pintar & kritis dalam segala hal. Namun ia kritis bukan untuk di sebut pintar, tapi untuk menyuarakan KEBENARAN.
2.JURNALIS menyuarakan kebenaran melalui tulisan, reportase, analisis yg disertai fakta, sesuai dengan kode etiknya sebagai pewarta informasi untuk publik.
3.Sebagai seorang pewarta informasi, JURNALIS tidak menjalankan peran sebagai penegak hukum/pengambil kebijakan.
4.Tapi JURNALIS mendorong penegak hukum/pengambil kebijakan untuk bekerja maksimal. Juga sebagai pengontrol agar mereka tidak melenceng dalam bekerja.
5.Mungkin banyak pihak yang risih dengan JURNALIS yang kritis. Tapi harus di mengerti kadang JURNALIS mempertaruhkan keselamatan-nya demi sebuah KEBENARAN.
6.JURNALIS kritis bukan untuk mencari penghargaan & penghormatan karena pada kenyataan-nya seorang JURNALIS yang kritis malah sering di cemooh.
7.Sebuah pilihan, apakah anda ingin menjadi JURNALIS "kritis" atau JURNALIS "diam" asal dapat berita.
8.JURNALIS kritis harus independen. Bahkan dilarang menerima “materi” dari siapa pun, untuk lantas menjadi tidak kritis.
9.Manakah yang lebih anda dengarkan? Suara seorang JURNALIS kritis, atau POLITIKUS busuk yang memanfaatkan peran-nya sebagai wakil rakyat untuk kepentingan pribadi?
10.Pemimpin/wakil rakyat bilang suara mereka adalah suara rakyat. Saya bilang, suara JURNALIS adalah suara rakyat yang mereka zalimi. Berlaku juga untuk koruptor!
11.Jika anda tak suka informasi yang di sampaikan JURNALIS kritis, tak usah baca berita di koran, tv, radio, online. Hiduplah dalam dunia anda sendiri.
12.Mengutip quotes Prof. Komar Hidayat, "Semoga komunitas Twitter partisipasi sebagai lembaga kontrol kinerja Pemerintah/DPR. Sekecil apapun pasti bermanfaat".
Demikian semoga bermanfaat. Mohon maaf untuk pihak-pihak yang kurang setuju dengan pendapat saya di atas. Salam kebebasan Pers! J