Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hidup Itu Sederhana: Tentukan Pilihan, dan Jangan Pernah Menyesalinya

20 September 2015   08:19 Diperbarui: 20 September 2015   10:03 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bagi segenap pecinta film bergenre action pasti akan familiar dengan film berjudul fast furious. Film yang dibintangi oleh Vin Diesel dan mendiang Paul Walker ini sudah memiliki beberapa sekuel yang akrab dengan para pecinta film. Diantara sekuel film fast furious ini ada yang berjudul Tokyo Drift, yang mengisahkan perjalanan seorang pemuda Amerika bernama Sean yang tinggal di negeri sakura,  Jepang. Dengan dipenuhi adegan balapan yang seru, film Trokyo Drift ini merupakan film yang sangat menarik untuk ditonton. Terutama bagi para pecinta balapan.

Dari sekian banyak adegan pada film tersebut, dan dari begitu banyaknya dialog yang terjadi didalamnya, terdapat sebuah statement (pernyataan) yang menurut saya memiliki makna begitu mendalam dan penting untuk diresapi. Sebuah kalimat yang dilontarkan oleh salah satu tokoh bernama Han. Dia menceritakan tentang jalan hidup yang dipilihnya, bagaimana caranya memilih teman, dan tentang bagaimana ia menyikapi kehidupannya. Sebuah kalimat, “Hidup itu sederhana. Tentukan pilihan, dan jangan pernah menyesalinya.”. Saya kira pernyataan yang dilontarkan oleh Han ini merupakan sebuah petuah yang bisa menjadi masukan bagi kita dalam menyikapi hidup ini. Dalam menjalani hidup ini kita senantiasa dihadapkan pada begitu banyak pilihan, dan kita harus memilih mana yang terbaik dari sekian banyak pilihan yang ada.

Sebagai contoh ketika kita mendapatkan panggilan kerja di sebuah perusahaan yang terdapat di luar kota, sedangkan disisi lain kita memiliki keterbatasan uang untuk biaya transportasinya. Perusahaan yang memberikan kita kesemptan kerja tersebut merupakan perusahaan ternama yang sangat didamba oleh banyak orang. Pada situasi seperti ini kita harus menentukan pilihan untuk tetap menghadiri panggilan kerja dari perusahaan tersebut atau merelakan kesempatan tersebut terbang begitu saja dengan pertimbangan tidak adanya biaya untuk transportasi.

Contoh lain misalnya ketika seorang anak lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang dihadapkan pada pilihan untuk menentukan fakultas apa yang sebaiknya dipilih tatkala ingin melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi (PT). Sebagai seorang lulusan SMA bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang menggemari mata pelajaran Matematikan, Fisika, Kimia, dan beberapa mata pelajaran menghitung lainnya, adakalanya dihadapkan pada pilihan untuk memilih melanjutkan kuliah ke Jurusan Teknik Elektro, MIPA, Teknik Industri, Teknik Sipil, bahkan mungkin Kedokteran.

Setiap pilihan memberikan konsekuensinya masing-masing. Pada contoh pertama, kita mungkin bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama apabila berani mengambil resiko untuk menghadiri panggilan kerja dari perusahaan. Mengambil peluang untuk bisa lolos dari seleksi penerimaan karyawan baru yang dilakukan oleh perusahaan. Meskipun kita harus menghadapi kemungkinan gagal lolos seleksi dan kehilangan sejumlah uang untuk biaya transportasi. Ketika kita berhasil lolos seleksi dan diterima bekerja di perusahaan tersebut, tentunya nominal uang yang kita keluarkan untuk membiayai perjalanan untuk ikut seleksi tersebut bukanlah lagi menjadi suatu permsalahan. Karena gaji yang nantinya diterima dari perusahaan ketika kita sudah bekerja disana sudah tentu jauh lebih besar dari biaya transportasi yang kita keluarkan.

Begitu juga kiranya untuk contoh kasus yang kedua. Sebagai seorang lulusan baru dari SMA yang hendak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi tentu akan mengalami banyak kebimbangan. Terkecuali bagi mereka yang memang sudah benar-benar tertarik pada bidang tertentu dan ingin fokus meniti karir pada bidang yang diinginkannya. Seperti, seseorang yang menggemari dunia elektronika umumnya akan mengambil kuliah pada bidang yang sama. Seseorang yang menyukai permesinan kemungkinan besar akan mengambil jurusan Teknik Mesin. Begitu juga dengan mereka yang sangat tertarik pada bidang keagamaan, kemungkinan juga akan mengambil jurusan perkuliahan yang bisa menjadi wadah bagi minat besarnya tersebut. Akan tetapi bagi mereka yang masih bimbang dengan minat yang dimilikinya tentu akan berfikir berulang kali untuk memilih tempat kuliah mana yang sekiranya bisa memberinya hasil yang terbaik. Kalau asal memilih fakultas atau jurusan kuliah, sekedar mengikuti teman atau gengsi semata, kemungkinan di tengah jalan selama menjalani perkuliahan akan merasakan penyesalan dari pilihan yang sudah diambilnya.

Setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing. Entah itu baik atau justru sebaliknya. Pilihan yang kita ambil adalah output dari sikap yang kita miliki. Tentang bagaimana kita memandang sesuatu, prinsip apa yang kita punya, dan tujuan hidup seperti apa yang ingin kita raih. Setiap pilihan hendaknya didasari dengan pertimbangan yang matang. Karena mungkin ketika kita sudah memutuskan sesuatu hal, adakalanya kita tidak bisa lagi membatalkannya. Keputusan yang kita ambil adalah penentu dari masa depan kita. Ingin dan akan menjadi seperti apa kita nantinya.

Valentino Rossi, seorang superstar MotoGP, pernah bercerita dalam sebuah biografinya tentang pilihan yang pernah ia ambil. Tentang pilihannya untuk berpindah dari tim pabrikan Honda yang pada saat itu begitu mendominasi persaingan di ajang balapan MotoGP, menuju tim yang minim prestasi seperti Yamaha. Sebuah keputusan yang menurut banyak orang adalah keputusan keliru. Namun ia membuktikan bahwa apa yang ia pilih adalah sebuah keputusan yang tepat. Karena pada tahun pertama ia menjalani musim dengan tim barunya di Yamaha, ia langsung berhasil menjadi juara dunia kembali. Beberapa tahun setelahnya ia juga masih mampu terus berprestasi dan terus mencetak sejarah, menjadi pebalap yang masih aktif sampai saat ini dan telah menggenggam titel juara dunia sebanyak sembilan kali. Pencapaian yang luar biasa.

Meskipun begitu, Valentino Rossi juga pernah membuat pilihan yang bisa dibilang keliru dalam perjalanan karirnya. Ketika ia memutuskan hengkang dari Yamaha ke tim Ducati. Harapan untuk memiliki prestasi besar di tim asal negaranya, Italia, ternyata harus dibayar mahal dengan jebloknya prestasi yang ia miliki. Jangankan mengincar gelar juara, untuk masuk pada jajaran depan pebalap saja saat itu sungguh menyulitkannya. Berkali-kali ia menyatakan kekecewaan atas tim yang ia bela dan minimnya prestasi yang ia raih selama membela tim tersebut. Sebuah keputusan yang mungkin akan sangat disesali oleh seorang Valentino Rossi.

Beruntung bahwa pilihan yang sudah diambil oleh Valention Rossi untuk pindah ke tim Ducati ini bisa diperbaiki kembali, yaitu dengan membuat keputusan kembali ke tim yang telah mengharumkan namanya, Yamaha. Kini ia sudah kembali pada habitatnya sebagai seorang juara dan legenda MotoGP. Bersaing dengan para rider kelas atas dan memperebutkan prestasi tertinggi sebagai seorang juara.

Barangkali sekelumit kisah dari perjalanan karir Valention Rossi tersebut bisa memberikan kita gambaran betapa memang sebuah pilihan yang kita ambil dalam hidup kita akan memberikan suatu konsekuensi. Konsekuensi yang menjadikan kita sebagai pribadi yang jauh lebih hebat dari sebelumya atau justru terpuruk. Mengharapkan adanya kesemptan kedua sepertinya bukan merupakan keputusan yang bijaksana, karena akan begitu banyak waktu yang tersia-siakan. Buatlah pilihan terbaik dalam kehidupan kita dengan mempetimbangkan banyak hal dan lakukan dengan kepala dingin, bukan keputusan yang diambil secara emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun