Mohon tunggu...
Agid Satrio
Agid Satrio Mohon Tunggu... Penulis - --

Neuron Abu2

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apakah Itu Kebutuhan atau Hanya Keinginan

23 Agustus 2018   20:05 Diperbarui: 23 Agustus 2018   20:09 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah suasana ketika berjalan-jalan di mall, tampak terlihat oleh mata ini sepatu dengan brand terkenal yang sudah begitu lama menjadi impian jiwa dan raga ini. Dilema pun terjadi "sebuah pilihan sulit" untuk membeli atau tidak, mengingat harganya yang tidak bersahabat entah memang harganya yang mahal atau kantong ini yang belum mencukupi. Sementara sebenarnya diri ini sudah mempunyai sepatu dengan keadaan yang masih baik.

Lapar adalah kondisi yang dialami semua manusia, namun itu akan terasa berbeda ketika ego ini juga muncul. Lapar yang tadinya bisa dipenuhi dengan makanan yang bisa membuat perut ini kenyang akan berubah menjadi sebuah makanan yang harus memiliki nilai lezat rasanya, tampilanya menarik, suasana ketika memakannya, harganya yang mahal, dan harus memuaskan.

Berikut itu adalah contoh dari kerumitan ketika kita menentukan apakah itu sebuah kebutuhan atau hanya sebuah keinginan. Hidup dizaman yang sudah begitu modern dengan kemudahannya dalam mendapatkan sesuatu terkadang malah membuat kita sulit mengatur finansial kita. 

Manusia  pada dasarnya adalah mahluk komsumtif, yang memerlukan berbagai hal untuk melangsungkan hidupnya maka untuk itulah manusia bekerja guna memperoleh hal-hal yang disebut "Kebutuhan"  untuk kelangsungan hidupnya. 

Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi maka hidup manusia akan terhambat. Contoh saja jika manusia tidak memenuhi kebutuhan akan makan maka manusia tersebut bisa terkena sakit dan jika tidak diatasi bisa berdampak lebih buruk.

Namun manusia juga memiliki sifat ego, yang pada dasarnya berpengaruh kepada setiap keputusan yang  diambil. Sifat ego inilah yang nanti akan berpengaruh juga kepada sikap "keinginan" kita. Lalu apa itu keinginan apa sama dengan kebutuhan ?. Keinginan adalah hasrat terhadap sesuatu hal, pemenuhannya tidak mendesak, tidak mendasar dan bisa ditunda, karena sifatnya lebih kepada pemuas hasrat manusia, Hukumnya tidak wajib, karena jika tidak terpenuhi pun, tidak pula membahayakan kelangsungan hidup atau mengurangi kesejahteraan kita. 

Lantas jika keinginan tidak menghambat hidup ini mengapa kita sulit untuk mengatur kebutuhan dan keinginan kita. Ini tidak terlepas dengan ego manusia yang bisa menuntut untuk mendapatkan apa yang kita inginkan sehingga bisa menghasilkan rasa kepuasan tersendiri, jika tidak kita dapatkan maka kita akan merasa tidak puas. Rasa ketidakpuasan itulah terkadang yang membuat kita merasa tidak nyaman jika tidak mendapatkan keinginan tersebut. 

Jadi saya berpendapat bahwa keinginan adalah suatu kebutuhan yang berubah bukan lagi menjadi suatu kebutuhan karena adanya hasrat ego untuk mendapatkan kepuasan berlebih dari objek itu.

Contohnya seperti ini, ada seorang pria yang bekerja di sebuah kantor selama 2 tahun dan selama 2 tahun pria itu menggunakan angkutan umum dari rumahnya sebanyak lebih dari 3 kali untuk sampai ke kantor karena jarak yang jauh dari rumah ke kantornya dan belum lagi ia harus bangun lebih awal untuk mengejar jam operasional angkutan umum yang suka tidak pasti, pria itu melakukannya untuk menghindari ia telat sampai di kantor. Suatu hari ia berpikir untuk membeli kendaraan motor untuk mempermudah ia dalam berangkat kerja. 

Tabungan ia pun mencukupi untuk membelinya namun seketika ia berpikir motor seperti apa yang harus dibeli dengan uangnya. Ia tahu manfaat dengan membeli motor akan menghemat waktunya untuk tidak berangkat terlalu pagi dan juga mempermudah akses pria tersebut dalam bekerja. Namun tidak hanya mempertimbangkan itu, ia melihat motor-motor yang dijual beragam mulai dari modelnya,harganya, sampai kegengsian memakai brand dari motor tersebut. 

Karena ia memang suka dengan motor sport, maka alhasil pria itu memutuskan untuk membeli motor sport yang memang harganya jauh lebih mahal daripada motor-motor biasa. Tabungannya pun langsung habis setelah membeli motor tersebut padahal jika ia membeli motor yang biasa saja maka ia masih memiliki sisa tabungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun