Mohon tunggu...
Afriyanto Sikumbang
Afriyanto Sikumbang Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Belajar mensyukuri apa yang kita miliki

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ini Kiat Menghindari "Rayuan" Telemarketing

20 Februari 2020   23:48 Diperbarui: 20 Februari 2020   23:57 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi telemarketing. Foto: mediakonsumen.com

Pernahkah Anda mendapat telepon dari petugas telemarketing yang menawarkan produk perbankan seperti kredit tanpa agunan (KTA), kartu kredit, kartu kredit tambahan, asuransi, dan personal loan dengan jaminan dari limit kartu kredit? 

Jika pernah, berapa kali Anda ditelepon dalam satu minggu atau satu bulan? Satu kali, dua kali, atau seringkali? Menjengkelkan ya.

Ya, menerima telepon dari petugas telemarketing kadang menjengkelkan. Dia tidak peduli kondisi kita saat itu, apakah sedang nyetir, atau sedang meeting. Pokoknya mereka nyerocos terus. Tujuannya hanya satu: kita tertarik dan menjadi customernya. 

Lebih menjengkelkan lagi, kita hanya bisa menerima telepon, dan tidak menelepon balik ke nomor tersebut. Nomor teleponnya memang sudah di-setting tidak bisa menerima panggilan dari luar.

Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu ketahui dulu apa itu telemarketing. Telemarketing adalah salah satu bentuk program pemasaran produk melalui saluran telepon. Produk yang ditawarkan melalui telemarketing biasanya berupa produk finansial, terutama perbankan.

Calon customer yang malas meladeni petugas telemarketing tersebut biasanya langsung menuntaskan pembicaraan dengan mengatakan "Maaf, saya lagi meeting." Jawaban ini sebenarnya akan menjebak dirinya sendiri. Sebab, petugas telemarketing tadi pasti akan menelepon kembali di lain waktu.

Lalu bagaimana caranya menghindari petugas telemarketing agar mereka segera menghentikan 'serangannya' terhadap kita, tanpa membuat mereka tersinggung? Berikut ini saya coba berikan kiatnya berdasarkan pengalaman pribadi saya.

  1. Layanilah setiap telepon yang masuk. Perlakukan mereka secara manusiawi. Bagaimanapun, petugas telemarketing juga manusia. Mereka sama dengan kita, mencari rejeki yang halal.
  2. Dengarkan apa yang dia sampaikan. Beri dia kesempatan untuk menjelaskan keunggulan produk yang ditawarkan. Setelah dia selesai menjelaskan, dan Anda tidak tertarik dengan produknya, barulah Anda katakan "Maaf, saya tidak berminat."
  3. Jawaban Anda itu belum menyelesaikan masalah. Sebab, petugas telemarketing itu akan terus mencecar Anda dengan pertanyaan dan pernyataan, yang tujuan akhirnya agar kita tertarik membeli produk yang ditawarkan.
  4. Jangan buka celah untuk berdialog berpanjang-panjang. Jangan sekali-kali bilang "Saya pertimbangkan dulu ya mbak", atau "Saya bicarakan dulu dengan istri/suami di rumah". Sebab, lain waktu, dia pasti akan telepon lagi untuk menanyakan apakah sudah ada keputusan.
  5. Jawablah setiap pertanyaan atau pernyataan dengan kata "Tidak". Setiap dia selesai 'merayu', jawablah selalu dengan ucapan "Tidak...tidak...dan tidak".
  6. Dengan selalu menjawab "Tidak" maka oleh petugas telemarketing tadi, Anda akan dimasukkan dalam kategori calon customer yang tidak prospektif. Petugas telemarketing biasanya membagi calon customer dalam 3 kategori: sangat prospektif, prospektif, dan tidak prospektif. Nah, setiap 'rayuan' yang selalu dijawab dengan "Tidak" akan masuk kategori tidak prospektif, sehingga mereka tidak akan menelepon Anda lagi.

Itulah kira-kira kiat-kiat untuk menghindari penawaran produk melalui telemarketing. Namun harus diingat, kiat ini hanya untuk kondisi di mana Anda tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan. 

Jika tertarik, Anda justru harus lebih proaktif. Tanyakan selengkap-lengkapnya tentang manfaat dan keuntungan dari produk tersebut. Demikian, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun