Mohon tunggu...
Afi Khotijah
Afi Khotijah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Hadapi Masalah Defisiensi

26 Juli 2017   20:23 Diperbarui: 26 Juli 2017   20:40 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

HADAPI MASALAH DEFISIENSI AUDIT DENGAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

Siti Afidatul Khotijah

khotijahafi@gmail.com

Magister Akuntansi, Universitas Islam Indonesia

Pendahuluan

Ketidakmampuan Ernst & Young ShinNihon LLC sebagai auditor independen PT. Thosiba dalam mengungkap penggelembungan laba senilai US$ 1.22 miliar sejak tahun 2008 melengkapi berita tentang kegagalan auditor menerapkan skeptisisme profesional. Kegagalan penerapan skeptisisme profesional yang tepat oleh auditor ditengarai sebagai salah satu penyebab terjadinya defisiensi dan kegagalan audit, yang kemudian dapat berdampak pada memburuknya reputasi jasa audit dan timbulnya krisis kredibiitas (Gloria, 2015).

Kegagalan audit tidak hanya terjadi sekali itu saja, tentunya masih banyak lagi kasus terkait kegagalan audit. Menurut Drs. Rusmawan W. Anggoro, MSA, hal ini sebagai suatu permasalahan defisiensi yang turut dihadapi profesi auditor di Indonesia. Siapa yang salah dalam kasus tersebut, tidak diketahui. Apakah auditor, atau manajemen yang menyusun laporan keuangan. Setelah terungkap masalah, tentunya auditor maupun manajemen menjadi bersalah.

Tidak hanya itu saja permasalahan yang dihadapi auditor, di Indonesia jumlah akuntan masih sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang ada di Indonesia. Hal tersebut bisa menjadi masalah, namun bisa juga menjadi peluang bagi para lulusan sarjana untuk menjadi profesional. Namun tidak semua lulusan sarjana, terutama diluar jurusan akuntansi bisa dengan mudah dan lancar menjalani profesi auditor. Menurut Drs. Rusmawan W. Anggoro, MSA, auditor dengan latar belakang pendidikan akuntansi dalam konteks audit laporan keuangan memiliki professional state lebih tinggi dibandingkan yang lain. Dengan alasan tersebut, penulis akan membahas hal yang bisa diupayakan untuk menghasilkan auditor yang berkualitas, sehingga tidak menimbulkan defisiensi audit dengan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Pembahasan

Fenomena Defisiensi Audit

Defisiensi atau kekurangan dalam hal ini adalah kekurangan yang dimiliki oleh manajemen. Audit manajemen dilakukan untuk melakukan peningkatan kinerja manajemen atau dengan kata lain menemukan adanya defisiensi atau kekurangan yang dimiliki oleh manajemen (Herbert, 1979). Temuan audit yang bersifat negatif (eksepsi/defisiensi) merepresentasikan area yang memiliki tingkat risiko yang tinggi, sehingga auditor menyertakan rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian/sistem/operasional organisasi. Dalam pelaporan hasil audit, baik temuan yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif harus disajikan secara berimbang/proporsional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun