Mohon tunggu...
Sosbud

Wanita Penginspirasi Ibu Iggit Garnasih

20 Agustus 2017   14:23 Diperbarui: 20 Agustus 2017   20:46 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.boombastis.com

Saya sangat terinspirasi dari sosok ibu Inggit Garnasih, Sebelum kita membahas tentang peran Ibu Inggit bagi sejarah Indonesia ini, kita perlu mengetahui dulu siapa Ibu Inggit itu sebenarnya. Pengetahuan yang saya temukan tentang Inggit Garnasih, sebelum jadi istri Bung Karno, terlalu sedikit. Penulis hanya memeroleh informasi bahwa Inggit Garnasih dilahirkan pada tanggal 17 Februari 1888 di Desa Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung. Ia lahir dari keluarga petani sederhana. Ayahnya bernama Arjipan. Ibunya bernama Amsi. Inggit memiliki dua saudara, Natadisastra dan Murtasih. Pendidikannya hanya diperoleh di Madrasah Ibtidaiyyah(setingkat sekolah dasar). Sewaktu kecil, ia sering dibawa ibunya ke pasar. Tampaknya,pengalamannya ini memengaruhi jiwa Inggit Garnasih yang memiliki semangatentrepreneurship di masa kemudian (Muhsin, 2012: 5).

Untuk mengetahui apa perjuangan Inggit Garnasih bagi negeri ini adalah cukup dengan mengetahui apa perjuangan yang telah diberikan Bung Karno bagi negeri ini. Karena, dari setiap kiprah Bung Karno selalu ada kontribusi Inggit di dalamnya. Memang, kita akan gagal bila mencari peran Inggit Garnasih dengan pertanyaan: kapan Inggit berdiri di atas podium menyampaikan pidato yang membangkitkan semangat nasionalsme rakyat, kapan Inggit memimpin rapat-rapat partai, mana tulisan-tulisan Inggit di media massa yang menyebarkan ide-ide dan gagasan-gagasan politiknya, pernahkah Inggit Garnasih dipenjara sebagai konsekuensi perjuangannya? (Muhsin, 2012: 7).

Ada pepatah, yang dikutip Reni Nuryanti (Muhsin, 2012: 7), bahwa "di baliksetiap pahlawan besar selalu ada seorang perempuan agung". Kenyaataan punmenunjukkan bahwa dalam tingkatan tertentu laki-laki memandang perempuanyang lebih tua sebagai sumber inspirasi, ketenangan, kekuatan dan limpahan kasih sayang. Beberapa fakta pun menunjukkan bahwa orang-orang besar yang duduk dalam panggung sejarah dan mengusung ide perubahan dunia, mempunyai istri yang usianya jauh lebih tua, dengan pendidikan formal yang tidak tergolong tinggi (Nuryanti dalam Muhsin 2012: 8).

Inilah peran Ibu Inggit Ganarsih terhadap bangsa ini, dialah yang berperan dibelakang suaminya yakni Bung Karno. Dialah yang menemani suaminya dikala senang dan sedih, dikalah susah maupun mudah. Menurut Cindy Adams ( Soewirta, 2009:4) ada beberapa peran Ibu Inggit bagi perjuangan Bung Karno, diantara:

A.  Membantu dan Mendorong Suaminya Menyelesaikan studi-Nya, 1921-1926

Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa Inggit Garnasih menikah dengan Soekarno pada tahun 1923, ketika Soekarno sedang belajar di THS atau ITB sekarang. Selama belajar di THS Soekarno, Inggit selalu mendorong, mendukung dan membantu "Koesno" (panggilan intimnya untuk Soekarno) untuk menyelesaikan studinya. Selain itu, Soekarno bingung dan bahkan putus asa untuk menyelesaikan studinya - karena HOS Cokroaminoto dipenjarakan oleh kolonial Belanda karena keterlibatannya dalam insiden Afdeling B Sarekat Islam di Garut - Inggit Garnasih mencoba meyakinkan Soekarno bahwa suaminya itu pasti bisa menyelesaikan studinya dan dapat  mencapai keinginannya di masa depannya(Adams dalam Soewirta, 2009: 4).

Biaya studi Soekarno di THS Bandung adalah 300 Gulden per tahun. Ibu Inggit mampu membayar studi suaminya itu serta membiayai kebutuhan sehari-harinya,tapi Ibu Inggit pun mendapat bantuan dari orang Tua dan Adinknya (Adams dalam Soewirta,2009: 5). Dengan demikian, bahwa Ibu Inggit Garnasihitu selalu siap untuk membantu dan mendorong suaminya untuk menyelesaikan studinya secepat mungkin, dan juga dia selalu rajin dan siap bekerja dengan menjual jamu dan bedak yang dibuat oleh dirinya sendiri dan menjual batik untuk memenuhi kebutuhan Soekarno (Hering dalam Soewirta, 2009: 5).

Dengan dorongan dan bantuan dari istrinya, Soekarno bisa lulus studinya dengan baik. Soekarno lulus dari THS di Bandung pada 25 Mei 1926. Masa depannya di depannya dan ada banyak pilihan: dia ingin menjadi asisten dosen di universitas, bekerja di Departemen Employement Umum, atau membuka kantor jasa swasta di bidang arsitektur? Soekarno mengabaikan peluang tersebut dan ia lebih suka memilih dunia gerakan politik ia tertarik sebagai  konsekuensi dari hasil membaca, diskusi dan pengalaman hidupnya di Bandung. Soekarno sangat yakin tentang pilihannya, apalagi istrinya, Inggit Garnasih, selalu mendorong dan membantunya. Maka Akhirnya pun Soekarno menemukan inspirasi tentang nama ideologi yang cocok yakni Partai Nasional Indonesia (Partai Nasional Indonesia) pada 1926/1927, yang merupakan "Marhaenisme", sikap dan respon dari Inggit Garnasih (Adams dalam Soewirta, 2009: 5-6).

B. Mendampingi Suaminya di kala bahagia dan sedih ketika melakukanGerakan Nasional Indonesia, 1929-1943

Aktivitas Soekarno dalam gerakan politik telah menjadi masalah bagi kolonial Belanda. Sikapnya yang tidak mau kompromi dengan kolonial Belanda selalu melawan kebijakan politik Belanda dan meminta masyarakat Indonesia untuk mendukung kekuatan dan kesatuan, membuatnya sebagai tokoh gerakan nasional dianggap berbahaya bagi klonila Belanda. Kemudian, setelah Soekarno berpidato di Solo dan pergi ke Yogyakarta, di 29 Desember 1929, ia dipenjarakan, kemudian dibawa ke Bandung dan dikirim ke "Rumah Pendjara Bantjeuy" (Adams dalam Soewirta, 2009: 6). Bagi Soekarno, penjara adalah tempat yang sangat menjengkelkan, tidak hanya secara fisik tetapi juga psikologis dan mentalnya. Public tahu bahwa Soekarno adalah seorang individu yang tidak tahan dalam menghadapi situasi tenang (Legge, Dahm, dan Hering, dalam Soewirta, 2009: 6-7), dan dalam kondisi seperti peran Inggit Garnasih harus dipuji karena kesetiaannya, ketangguhan dan mencoba untuk menghibur dan menyemangatisuaminya, yakni Soekarno (Soewirta, 2009: 7).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun