Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Enzo Hanya Korban

8 Agustus 2019   09:46 Diperbarui: 8 Agustus 2019   09:55 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Enzo Zenz Allie (Sumber: Rasyid/Okezone)

Enzo Zens Allie adalah seorang anak muda WNI keturunan Prancis yang lolos tes masuk Akademi Militer. Mendiang ayahnya orang Prancis asli, sedangkan ibunya orang Indonesia asli beretnis Sunda. 

Awalnya Enzo viral di medsos karena diwawancara oleh Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto dalam Bahasa Prancis. Ketika ditanya oleh Panglima TNI mau jadi apa, Enzo menjawab dengan tegas ingin menjadi infanteri komando. 

Sejak kecil, Enzo memang bercita-cita untuk menjadi tentara. Ketika menjalani tes, Enzo dinilai memiliki kemampuan fisik dan non-fisik di atas rata-rata. Selain menguasai bahasa Prancis, dia juga fasih berbahasa Inggris dan Arab. Enzo adalah lulusan Pesantren al-Bayan di Serang, Banten. Melihat semua itu, Enzo tentu merupakan calon perwira tentara yang sangat potensial. 

Foto : Enzo dan Panglima TNI (Sumber: TNI AD)
Foto : Enzo dan Panglima TNI (Sumber: TNI AD)
Persoalan muncul, ketika jejak digitalnya ditelusuri, ditemukanlah postingan dan foto di medsosnya yang menunjukkan dugaan yang bersangkutan adalah simpatisan gerakan khilafah yang anti Pancasila dan NKRI. 

Hal itu diperkuat dengan postingan ibu kandungnya dalam medsos yang juga diduga adalah simpatisan gerakan tersebut. Meski akun medsosnya telah dihapus, namun jejak digitalnya sudah tersimpan. 

Masyarakat pun menjadi ramai, ada yang emosional dan meminta TNI untuk segera memecatnya, namun ada pula yang membelanya. Penulis sendiri lebih suka mendudukkan persoalan Enzo ini secara proporsional. 

Ketika melakukan seleksi, Penulis yakin TNI tentu sudah melakukan penelitian yang ketat terhadap semua calon taruna Akademi Militer.

Jangankan untuk menjadi tentara, dulu ketika Penulis mengikuti tes calon PNS saja juga harus melalui tahap seleksi yang disebut Litsus (Penelitian Khusus). Ketika itu, Penulis bukan hanya ditanya tentang latar belakang orang tua, namun juga kakek hingga buyut. CPNS ketika itu harus bersih dari keterkaitan dengan PKI. 

Enzo pun sudah melewati tahapan itu dan dia dinyatakan lulus, artinya dia bersih dari PKI maupun radikalisme. Kalaupun dia memang merupakan simpatisan gerakan khilafah, hal itu mestinya tidak harus membuat dia dipecat. 

Kita semua tentu pernah muda, di usianya yang masih sangat muda itu, dimana seseorang masih dalam proses pencarian jati diri, apapun bisa dengan mudah mempengaruhi pikirannya.

Enzo hanyalah korban gerakan radikalisme islam. Justru anak muda yang potensial seperti Enzo ini yang mestinya dirangkul dan dibina, sangat disayangkan kalau disia-siakan oleh TNI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun