Mohon tunggu...
adjatwiratma
adjatwiratma Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Guru

"Terus Bergerak Untuk Bermanfaat"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Main Medsos, Self Control atau Dikontrol?

18 Mei 2019   10:31 Diperbarui: 18 Mei 2019   21:53 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thedailynewnation.com

Aktivitas dengan media sosial sudah menjadi hal umum yang dilakukan masyarakat di era ponsel pintar saat ini. Jumlah pengguna media sosial di dunia pun makin bertambah. Pada 2020 diperkirakan akan ada 3 miliar pengguna media sosial atau kurang dari separuh jumlah manusia di Dunia.

Indonesia sendiri menjadi salah satu Negara, dengan jumlah pengguna media sosial yang tinggi. Sebuah riset tahun 2018 menyebutkan dari total penduduk Indonesia 265,4 jiwa, pengguna aktif media sosial mencapai 130 juta. Penetrasi masif media sosial tidak terlepas dari manfaatnya.

Mulai dari hubungan pertemanan, ekspresi diri, curahan pendapat, hingga memperoleh berita. Sayangnya, di tengah manfaat positif itu, keberadaan media sosial juga menyimpan sisi negarif.

Sudah lebih dari satu tahun perang terhadap berita bohong digaungkan, semakin gencar kampanye anti-hoaks, faktanya makin banyak saja jumlah berita bohong yang "gentayangan" di media sosial. Produksi jumlah berita di media sosial secara jumlah terbilang tinggi. 

Media sosial memungkinkan semua orang selama dirinya memiliki akses terhadap internet, seketika itu pula mereka tidak hanya sebagai follower, tapi juga bisa menjadi editor berita. Bahayanya, tak semua pembuat berita di media sosial itu punya kompetensi jurnalistik, tidak sedikit berita dibuat sengaja untuk menimbulkan kekacauan. 

Sejumlah kasus diusut polisi, pernah di sidang bahkan ada yang sudah masuk penjara, karena membuat dan menyebar hoaks. Catatan kasus hukum itu membuktikan bahwa kejahatan di medsos marak, kejahatan-kejahatan baru lahir seiring tumbuhnya pengguna media sosial.

Dari sisi ekonomi, media sosial melahirkan kesemptan bagi pelaku usaha untuk lebih cepat menjangkau konsumen. Media sosial bahkan disebut-sebut telah mengancam keberadaan media arus utama dalam urusan "lapak" iklan. Bukan hanya perusahaan-perusahaan besar yang bermain, perseorangan bermunculan menjadi endoser. 

UMKM tumbuh memanfaatkan media sosial untuk meraih untung di tengah persaingan ekonomi yang ketat saat ini. Sejatinya, lahirnya media sosial membawa dampak positif jika dilihat dari sisi ini. Sementara dari sisi sosial, media baru ini juga telah merubah kebiasan masyarakat, termasuk cara bertutur dan bergaul. 

Media sosial banyak melahirkan gerakan-gerakan sosial yang positif dalam bentuk kepedulian dan kepekaan sosial. Disisi lain, media sosial juga telah melahirkan generasi "anti-sosial" karena lebih doyan menulis status daripada bertegur sapa di dunia nyata.

Lalu bagaimana dengan dampak politik, kita bisa rasakan sendiri bagaimana kencangnya isu politik dalam konten-konten yang dibuat di semua jenis media sosial belakangan ini. Bahkan selama masa kampanye pemilu hingga hari ini, isu politik tak ada habisnya dibahas pengguna media sosial, mulai dari dukungan, cacian hingga saling adu pendapat mereka yang berbeda pandangan. Selain digunakan untuk pencitraan dan pamer keberhasilan. 

Media sosial juga menjadi media untuk mereduksi kepentingan politik, guna meraih kekuasaan, oleh elit yang hanya mementingkan kepentingan dirinya dan golongan. Kehawatiran pemerintah atas aktifitas di media sosial bukan tanpa alasan. Pembentukan tim hukum yang mengawasi ujaran tokoh di media sosial, telah mengukuhkan media sosial sebagai kekuatan baru yang patut diperhitungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun