Mohon tunggu...
Aditya
Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi

Mengharap semua orang senang dengan pikiranmu adalah utopis. Keberagaman pikiran adalah keniscayaan yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penyakit 'Bullying' Menjangkit Generasi Bangsa

23 Juli 2018   18:27 Diperbarui: 24 Juli 2018   07:11 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bullying (rekayasa) l Dokumen Pribadi

Kata bullying sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya diambil untuk menguraikan suatu tindakan destruktif. Berbeda dengan negara lain seperti Norwegia, Finlandia, dan Denmark yang menyebut bullying dengan istilah mobbing atau mobbning. Istilah aslinya berasal dari bahasa Inggris, yaitu mob yang menekankan bahwa biasanya mob adalah kelompok orang yang anonim dan berjumlah banyak serta terlibat kekerasan (Wiyani, 2012).

Secara sosiologis, bullying adalah wujud ketidakberimbangan kekuasaan. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk mengikuti apa yang diinginkan dan diperintahkan pihak tertentu. Pihak yang memerintah adalah profil yang berkuasa. Adapun yang cuma menjalankan perintah adalah pihak yang dikuasai. Bullying serupa dengan aksi-aksi dalam kerajaan binatang. Hukum yang diterapkan adalah siapa paling kuat maka dia boleh hidup (Lukmantoro, 2012).

Bullying dapat terjadi di berbagai bidang, seperti lingkungan bermain, sosial media bahkan dunia pendidikan. Data dari KPAI pada 2011-2016, ada sekitar 23 ribu kasus kekerasan fisik dan psikis terhadap anak. Bullying dapat dilakukan oleh kelompok kepada kelompok, kelompok kepada individu maupun individu kepada individu. Salah satu contoh kasus bullying yang baru-baru ini terjadi di dunia pendidikan, seorang siswa tega membully seorang guru di Sampang, Jawa Timur, sehingga membuat korban meninggal dunia. Kejadian ini tentu menambah daftar panjang kelam dunia pendidikan. Jika sudah seperti ini siapa yang patut di salahkan, keluarga, sekolah, atau HAM?

Salahsatu rapper hip-hop Indonesia, yaitu Younglex bahkan membuat lagu bertemakan stop bullying berjudul jangan dianggap remeh. Ini tentu hal positif untuk mengkampanyekan kepada masyarakat luas bahwa bullying bukan perilaku terpuji, karena dapat merugikan orang lain.

Bullying terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu:

Verbal

Bullying secara verbal seperti dijuluki dengan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, dan pernyataan pelecehan. Bullying verbal kerap terjadi pada anak-anak maupun pelajar.

Fisik

Bullying secara fisik seperti memukul atau menyakiti bagian tubuh dan menghancurkan barang milik korban. Bullying jenis ini tentu sudah mengarah kriminalitas.

Relasional

Bullying secara relasional seperti pengabaian, pengucilan, pandangan yang agresif, lirikan mata, cibiran, tawa atau bahasa tubuh yang mengejek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun