Mohon tunggu...
aditya nugroho
aditya nugroho Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

yang muda yang berkarya, berguna bagi bangsa dan agama. Politik itu menyenangkan @anis matta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Cipta Sepenggal Firdaus untuk Indonesia, dengan Cinta, Kerja, Harmoni

21 April 2013   17:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:50 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dengan cinta, kerja, harmoni Kita tidak pernah merasa tua Untuk tetap berusaha Atau terlampau belia Untuk menjadi bijaksana

Dengan cinta, kerja, harmoni Kita tak pernah terlalu ringkih untuk menebar kasih Atau terlampau muda untuk menumpahkan karya

Dengan cinta, kerja, harmoni Kita menukar gerah menjadi gairah Meminjam amarah, jadikannya berkah

Dengan cinta, kerja, harmoni Kita lompati riak-riak beda dan benci Dengan nurani, kita cipta irama padu nan serasi

Dengan cinta, kerja, harmoni Walau duri merentas kaki Walau terik mencacah diri Namun masih tersisa senyum yang luluhkan hati….:) #ihirrr

Dengan cinta, kerja, harmoni Kita rangkul barisan sakit hati, sakit kepala, hingga sakit gigi Menjadikannya kumpulan ramah hati, sang produsen aksi

Dengan cinta, kerja, harmoni Kita tidak sedang membuka klinik tongfang Namun menyediakan rumah cinta untuk para pejuang

Dengan cinta, kerja, harmoni Meski tampang sekuriti, meski hati hello kitty Tapi kisah dakwah lebih romantis dari Ainun- Habibie… :D

Dengan cinta, kerja, harmoni Kita memilih menyalakan lentera saat yang lain menyalahkan gulita Melanjutkan mimpi indah dalam shaf-shaf yang terjaga

Dengan cinta, kerja, harmoni Kita tidak merasa gemuk untuk ikut berlari-lari Juga tidak tergesa mulia saat banyak berkontribusi

Dengan cinta, kerja, harmoni Lambung-lambung telah jauh dari pembaringan Kenyang dan nyaman bukan lagi kawan perjalanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun