Mohon tunggu...
Ahaddin Arhamda Sibarani
Ahaddin Arhamda Sibarani Mohon Tunggu... Freelancer - Bantu Rakyat

Web : www.ahadd.in

Selanjutnya

Tutup

Money

Jajan Story, Ide Cerdas Mengangkat Citra Makanan Tradisional Indonesia

21 Juni 2017   01:45 Diperbarui: 21 Juni 2017   03:37 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ide cerdas untuk mengangkat citra makanan tradisional khas Indonesia agar diminati kalangan muda terutama menengah ke atas dilakukan oleh sebuah platform yang menamakan diri dengan nama Jajan Story.

Jajan Story merupakan usaha yang melayani kebutuhan konsumen akan makanan tradisional khas Indonesia baik melalui offline, maupun online ini diperkenalkan kepada publik secara resmi pada Minggu, 18 Juni 2017.

"JajanStory" melakukan pembinaan kepada pengusaha yang kebanyakan Ibu Rumah Tangga yang selama ini memang menggeluti dan memproduksi jajanan tradisional. Disamping dibina secara manajemen, mereka juga diberi bimbingan agar mengutamakan aspek kesehatan produksinya dan dipasarkan kepada kalangan menengah ke atas setelah dikemas dengan packaging produksi yang menarik.

"Saya berharap ke depan, jajanan tradisional khas Indonesia bisa berdiri di gerai-gerai elit dan bersaing dengan makanan-makanan impor yang kini menjadi kesukaan anak-anak muda", ujar Wulandari, founder Jajan Story pada acara Launching Jajan Story di kantor pusat Jalan Hang Jebat 1 No 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Melalui JajanStory makanan tradisional seperti Kue Timpan dari Aceh, Awuk-awuk, kue Bongko Mento, Kue Lumpur, Lemper, Tahu Isi, dan ratusan jenis makanan tradisional dapat dinikmati dan dipesan baik untuk konsumsi sehari-hari maupun untuk pesanan acara atau event.

Nama JajanStory itu sendiri menggambarkan bahwa makanan-makanan tradisional ternyata memiliki riwayat unik, baik mengenai makanan itu sendiri maupun kisah bagaimana seseorang akhirnya terjun menjadi produsen makanan tradisional yang terkadang hanya satu dua orang saja yang mau menggelutinya.

"Lihat saja makanan tradisional ini mengandung unsur nostalgia, membawa kenangan bagi yang menikmatinya. Para produsen mitra kami juga punya segudang cerita kenapa mereka akhirnya memproduksi makanan tradisional. Semua ada cerita yang tidak banyak diketahui publik", ujar Wulandari menambahkan.

Dari praktik pemasaran makanan tradisional selama empat bulan, Wulandari mengaku mendapatkan sambutan antusias dari kalangan menengah. Mereka sebenarnya sangat menyukai makanan tradisional khas Indonesia, hanya kelemahan yang ada sekarang adalah aspek kesehatan dan kemasan yang kadang kurang jadi perhatian karena selama jajanan ini hanya menjadi usaha perorangan yang tidak termanage dengan baik.

Ini menjadi menarik sebab jajanan tradisional dipasarkan menggunakan pemasaran modern, menurut Ahaddin yang juga pelaku ekonomi ini, Pemasaran modern telah mengambil alih pemasaran tradisional karena menekankan pada konsep pengalaman pelanggan dan experiential marketing. 

Beliau juga menuturkan bahwa konsumen Indonesia mungkin lebih cerdas, dan kita dapat meminjam istilah yang sering digunakan Prof Rhenald Khasali sebagai konsep Sharing Economy dalam berbagai tulisannya. Dan kita pun berharap agar yang jualan melalui tradisional juga tidak mati atau pun gulung tikar begitu saja. Kalau bisa  mereka juga di rangkul untuk melebarkan sayap kegiatan usahanya, tutup pria yang juga merupakan Pengurus Koperasi ini. 

Ke depan, JajanStory akan membuka gerai-gerai di tempat umum seperti bandara atau stasiun kereta, maupun di mall mall elit di perkotaan. Makanan tradisional khas Indonesia dapat bersaing dengan makanan-makanan instan yang kini merajai dunia kuliner di Indonesia.

Jadi, kapan lagi memperjuangkan makanan kita kalau bukan sekarang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun