Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sumbar Kondusif Ketika Ada Kelompok Berusaha "Menggaduh" Negeri Ini?

15 Agustus 2018   21:05 Diperbarui: 15 Agustus 2018   21:08 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUASANA rapat koordinasi antara FKUB Sumbar dengan Kesbangpol berkaitan dengan situasi dan isu terkini. (DOK PRIBADI)

KALANGAN cendekiawan dan masyarakat Sumatra Barat terkejut dengan publikasi yang menyebutkan daerah ini punya banyak teroris. Bahkan disebutkan jumlahnya sekitar 3.000 orang.

Meski sebelumnya juga ada informasi resmi bersumber dari Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Syamsi seperti diberitakan KORAN PADANG terbitan Selasa (14/8/2018) bahwa tim Densus 88 menangkap 5 terduga teroris, namun munculnya berita bahwa di Sumbar terdapat 3 ribu terduga teroris jelas informasi yang luar biasa mengejutkan.

Kalaulah informasi itu layak dipercaya kebenarannya, kenapa 5 saja yang diamankan? Sungguh unik. Kita pun maklum, sebelum tim Densus beraksi pasti didahului dengan telaahan mendalam. Sasaran harus jelas dan pasti. 

Bahkan, pasukan elite Polri ini tentu analisanya sangat tajam. Kitapun mengerti dengan informasi media massa selama ini bahwa penangkapan teroris belum pernah terdengar ada perkara yang salah tangkap. 

Hanya saja yang benar-benar mencengangkan sekitar 3 ribu teroris berkeliaran di Sumatra Barat. Jangankan 3 ribu, lima orang saja terdeteksi oleh Densus 88 dan langsung disikatnya. Sangat tidak masuk akal 3 ribu teroris berkeliaran di Sumatra Barat.

Paling kanan, pimpinan NU Sumbat H. Zainal MS, SH. (DOK PRIBADI)
Paling kanan, pimpinan NU Sumbat H. Zainal MS, SH. (DOK PRIBADI)
Dalam rapat bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatra Barat dengan jajaran Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) di Labotarium Umat Beragama, Rabu (15/8) dikatakan oleh Ketua FKUB Sumbar, H. Yulius Said, jangan terburu-buru mempercayai informasinya yang disampaikan media sosial ataupun media lainnya. 

Silahkan telusuri dulu dengan baik. Sangat diperlukan kehati-hatian. Masyarakat Sumbar yang kondusif jangan mudah terombang-ambing dengan munculnya info yang belum tentu benar. Bahkan, bisa saja info itu menyesatkan dan meresahkan.

Prof. DR. Duski Samad bersama cendekiawan antar agama. (DOK. PRIBADI)
Prof. DR. Duski Samad bersama cendekiawan antar agama. (DOK. PRIBADI)
Prof. Dr. H. Duski Samad, Guru Besar UIN Imam Bonjol yang juga pengurus FKUB Sumbar mengajak semua pihak untuk mempertahankan situasi daerah yang kondusif. Jangan coba-coba permainkan daerah yang taah beribadah dan beradat ini. 

Jangan jelekkan daerah ini dengan melontarkan tuduhan sebagai daerah yang banyak terorisnya. "Sangat menyakitkan," ucap Duski Samad.

Data dan fakta sangat diperlukan.Tak usah disebutkan juga teroris banyak di daerah ini. Bahkan sangat diharapkan jika ada pemberitaan yang tidak berdasar atau menimbulkan kehebohan muncul di media daerah ini, secepatnya pemerintah provinsi melalui bagian humas memberikan penjelasan keadaan yang sebenarnya. Sangat tidak dikehendaki peristiwa tidak akurat dibiarkan mengapung dan beredar di tengah masyarakat.

FKUB Sumbar sendiri sejauh ini sangat jeli dengan munculnya info tidak akurat yang beredar dan secara terjadwal FKUB terbilang cepat memposisikan lembaganya tampil ke depan demi tetap terpeliharanya kerukunan di daerah ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun