Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dharmasraya Diminta Tingkatkan Pemeliharaan Anak

15 Agustus 2017   20:54 Diperbarui: 15 Agustus 2017   21:06 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BUNDA PAUD Sumbar, Hj. Nevi Irwan Prayitno, didampingi istri Bupati Dharmasraya, Ny. Sutan Riska berfoto bersama para perempuan muda dalam acara penanggulangan kemiskinan di gedung pertemuan Pemkab Dharmasraya, Selasa (8/8/2017). (DOK. PRIBADI)

BUNDA PAUD Sumatra Barat, Hj. NEVI Irwan Prayitno, sangat serius bicara tentang pemeliharaan anak. Meski hari sudah sore, namun penampilannya tetap tenang dan serius. Pembicaraannya di gedung pertemuan Pemkab Dharmasraya, Selasa lalu (8/8), bukan masalah basi, tapi problema kekinian yang butuh perhatian serius.

"Bayangkan, dari jumlah penduduk negeri ini sekitar 250 juta, 30 persen di antaranya adalah anak-anak," katanya di hadapan remaja dan wanita usia subur.

"Untuk itu, jangan sampai anak-anak disiakan-siakan. Dia adalah calon generasi bangsa. Anak harus sekolah. Pendidikan agamanya perlu. Mereka diharapkan menerima keseimbangan ilmu umum dengan agama. Kita tidak ingin generasi mendatang miskin dan menderita. Apalagi kalau sampai terjerumus ke lembah nista dan dosa. Mari kita terus berusaha menjauhkan anak dari dampak negatif perbuatan tidak baik," kata Hj. Nevi.

Sangat tepat, Hj. Nevi Irwan Prayitno yang juga Bunda PAUD Sumbar itu bicara serius tentang pembinaan anak dan remaja di Dharmasraya. Sebab, kabupaten itu adalah daerah perlintasan utama di tengah Pulau Sumatra. Kesibukannya berlangsung 24 jam tanpa henti. Itupula yang jadi problema. Warung, kafe, serta tempat peristirahatan banyak mempekerjakan perempuan muda. Bahkan, 'warung persinggahan' sopir truk untuk beristirahat adakalanya dilayani remaja putri imut-imut yang mudah saja tergoda rayuan gombal tamu yang singgah siih berganti di kawasan selatan Sumbar itu.

Tidak bisa disangkal, sudah sangat sering 'remaja iseng' pelayan kafe di kabupaten mekar itu diproses Satpol PP setempat. Dikirim ke panti Rehabilitasi Sukarami Solok pun sudah rutin dilakukan.

Dulu, ada seorang pria yang dikenal dengan panggilan Israel begitu dekat dengan banyak remaja perempuan 'binaannya' yang sering jadi sasaran razia 'tim sosial'. Tidak jera-jeranya Israel memelihara 'cewek usil' itu meski resikonya berbahaya. Sebab, persis di belakang warung Israel itu ada sebuah sungai. Jadi, ketika perempuan nakal itu melarikan diri saat razia mendadak akibatnya bisa fatal. Adakalanya mereka hanyut dibawa arus.

Di warung Israel yang lokasinya beberapa kilometer menjelang masuk Pulaupunjung dari arah Kiliranjao itu kini sudah berdiri rumah makan yang selalu ramai disinggahi bus antar propinsi.

Meski Israel itu sudah lama meninggal dunia, namun kerawanan di sepanjang jalan Lintas Sumatra itu dari bisnis 'esek-esek' belum habis. Bahkan, aksinya bisa saja tidak kentara kalau Satpol PP kurang serius melakukan razia mendadak.

"Keseriusan pembinaan anak, khususnya di Dharmasraya, perlu terus dimaksimalkan," kata Bunda PAUD.

Sebab, Dharmasraya adalah daerah terbuka yang mudah dikunjungi dari provinsi tetangganya. Ekonomi penduduknya terus menggeliat. Pengusaha perkebunan besar terus aktif mengembangkan usahanya. Para pekerjanya bisa saja tergiur dengan wanita 'penjaja kemesraan' yang sengaja datang ke kawasan petrodolar itu.

Keterusterangan Bunda PAUD Sumbar, Hj. Nevi, agar tidak ada lagi perempuan muda yang mencempungkan diri dalam dunia hitam, menjadi PSK, menjajakan seks komersial, hendaknya jadi bahan pelecut bagi semua pihak, terutama bagi jajaran Pemkab Dharmasraya. 'Israel-Israel' lain jangan sampai hidup lagi di Dharmasraya. Enyahlah semua kemaksiatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun