Mohon tunggu...
Adi Arifin
Adi Arifin Mohon Tunggu... -

Saya bukan orang yang ambisius, tapi saya bekerja jauh lebih keras dari kebanyakan orang. Bukan karena saya ingin kaya, tapi saya menikmati setiap serpihan kecil dari apa yang saya dapatkan. Gagal itu cuma soal asumsi. Kenikmatan keluar dari sesuatu yang dikatakan orang sebagai kegagalan itu justru sungguh luar biasa.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bedanya Menyewa Villa di Bali

23 Agustus 2013   06:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:56 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1377214515473233274

Kenyamanan berlibur dengan menyewa villa sepertinya sudah semakin disadari kalangan wisatawan. Tidak seperti di hotel dimana kita harus berbagi fasilitas bersama dan kita hanya memiliki kamar kita sendiri sebagai ruang pribadi, di villa kita lebih leluasa untuk menikmati liburan, karena kita tinggal di satu rumah yang kita tempati sendiri. "Kalo nginep di hotel kita mau makan aja musti dandan dulu", salah seorang tamu saya mengatakan alasannya ketagihan tinggal di villa.

Sayangnya banyak wisatawan yang agak canggung ketika mereka menyewa villa di Bali. Karena tadinya lebih sering menerima tamu asing yang memang hidup dengan standar yang berbeda, villa di Bali memang memiliki aturan-aturan yang lebih mengikat dalam hal-hal tertentu, sehingga banyak yang  jadinya justru merasa kurang leluasa. Soal kualitas bangunan dan kualitas layanan biasanya villa di Bali memang lebih baik dari villa-villa di daerah lain, sebut saja Lembang dan Puncak di Jawa Barat atau Tretes di Jawa Timur. Rata-rata villa di Bali memiliki kolam renang pribadi yang terpelihara dengan baik, pemilik villa biasanya bahkan tidak berani menyebut villa kalau tidak ada kolam renang pribadinya. Kamar tidur memiliki kelengkapan hotel berbintang, dari AC sampai kamar mandi masing-masing. Dapur pasti ada, di Bali, bukan villa kalau tidak ada dapurnya. Dapurnya juga bukan sembarang dapur karena biasanya dilengkapi dengan peralatan modern standar barat. Memang seperti ada standar tidak tertulis mengenai ketersediaan fasilitas villa di Bali. Dari mulai taman dan kolam renang di luar ruangan sampai kelengkapan kamar tidur, ruang keluarga, bahkan kelengkapan dapur. Meskipun tidak ada otoritas yang mengatur, pemilik villa memang tidak bisa berharap mendapatkan penyewa kalau tidak mengikuti standar ini. Saking detailnya standar ini, sampai itung-itungan sendok dan gelas pun biasanya diikuti. Tidak ada istilah sewa lepas kunci. Villa selalu memiliki pegawai yang melayani kita selama kita tinggal. Villa-villa murah mungkin hanya punya satu atau dua pegawai, housekeeping dan satpam. Villa-villa besar berkategori mewah pegawainya bisa sampai hitungan 20-30 orang, bahkan mempekerjakan bule untuk memastikan standar kualitas kelas dunia. Pegawai-pegawai villa ini biasanya sangat terlatih, bukan hanya sekedar pembantu. Maklum, gaji pegawai villa pun biasanya sebanding atau bahkan lebih dari karyawan hotel, tentulah keterampilannya juga sebanding. Salah satu yang paling sering dikeluhkan wisatawan domestik saat menyewa villa di Bali adalah pembatasan jumlah tamu yang menginap. Biasanya villa-villa di Bali relatif ketat soal yang satu ini. Standarnya hitung saja jumlah kamar. Masing-masing kamar biasanya hanya boleh ditempati 2 orang dewasa. Bahkan kalaupun kita bersedia membayar lebih untuk extra bed, belum tentu pemilik atau pengelola villa memperkenankannya. Kejadian pemilik atau pengelola villa mengusir tamu yang datang untuk menginap melebihi kapasitas villa merupakan suatu yang lumrah terjadi, dan biasanya terjadi pada tamu domestik. Mungkin karena terbiasa dengan villa-villa di tempat lain, seperti Puncak atau Lembang. Disana biasanya kalau kita menyewa villa ya kita sewa satu rumah, kita datang berapa banyak kemudian tidur dimana ya tidak menjadi masalah. Nggak kebagian tempat tidur ya bisa di sofa bakan di dipan kolam renang. Karena itu ketika menyewa villa di Bali, pastikan bahwa kapasitas maksimal villa sesuai dengan jumlah orang yang akan berlibur bersama kita. Kalau lebih, dipastikan apakah itu bisa diakomodasi. Kalau tidak, ya apa boleh buat, sebaiknya cari villa yang lebih besar. Pada umumnya kalau pemilik atau pengelola villa tidak memperkenankan anda tinggal karena jumlah orang yang datang lebih banyak dari yang disepakati, uang yang sudah anda bayarkan tidak dikembalikan. Hal lain yang tidak terlalu penting adalah soal harga. Sekarang banyak villa murah di Bali. Kalau anda mencari villa di Bali dengan harga yang tidak terlalu berbeda dengan villa-villa di Puncak atau Lembang, anda mungkin bisa mendapatkannya. Tapi biasanya harga villa di Bali sulit ditawar. Bukan karena pemilik villanya pelit, tapi karena villa biasanya terikat kerjasama dengan agen. Kerjasama ini biasanya melarang kedua fihak, baik pemilik maupun agen, menjual lebih murah dari harga yang ditentukan untuk menghindari perang harga yang merugikan. Keuntungan dari kondisi tersebut, anda tidak perlu repot-repot berusaha menghubungi pemilik villa karena berharap akan mendapatkan harga lebih murah. Anda menyewa dari pemilik langsung atau melalui agen, harganya tetap sama. Bahkan menyewa melalui agen memberikan beberapa keuntungan tersendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun