Mohon tunggu...
Adhy Rayenda
Adhy Rayenda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Jalan Panjang Menuju Swasembada BBM

27 April 2017   22:21 Diperbarui: 28 April 2017   07:00 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Berharap pada Kilang

Swasembada BBM, kata-kata itu sekarang sedang sering disebut-sebut semenjak Pertamina mengumumkan Megaproyek enam kilang yang diperkirakan akan selesai tahun 2023 nanti. Pemerintah dan Pertamina percaya dengan Megaproyek ini nantinya Indonesia bisa terlepas dari impor minyak. Ya, Indonesia diharapkan akan mencapai kondisi di mana produksi BBM dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan domestik.

Beberapa pertanyaan yang mengikuti tentang niat untuk Swasembada BBM ini seperti apakah cadangan minyak Indonesia masih banyak? Bukankah eksplorasi minyak bumi di Indonesia masih banyak dikuasai pihak asing? Dan beberapa pertanyaan lainnya yang membuat kita meragukan keberhasilan tujuan ini.

Bagaimana Cara Menuju Swasembada BBM?

Pada dasarnya, untuk menuju Swasembada BBM ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Eksplorasi sumber minyak baru adalah hal yang penting. Indonesia memang dikenal kaya akan cadangan minyak. Kita setidaknya pernah dengan bangga menyandang gelar tersebut. Tapi apakah benar masih ada banyak cadangan minyak yang dimiliki Indonesia?

Tahun lalu sempat ramai berita yang mengatakan bahwa cadangan minyak Indonesia hanya tinggal sedikit dan bisa bertahan untuk 12 tahun. Memang, cadangan minyak Indonesia (berdasarkan data terakhir) hanya sekitar 3,5 miliar barel per hari, ini setara dengan 0,3% cadangan minyak dunia, lalu apakah bisa mencukupi kebutuhan  konsumsi BBM Indonesia yang sekarang sudah mencapai 72 juta liter dalam setahun?

Rakyat Indonesia memang agak susah disuruh berhemat, jangankan Indonesia, mungkin penduduk dunia juga akan mengalami kesusahan yang sama. Apalagi produksi kendaraan bermotor juga terus meningkat, sesuai dengan meningkatnya permintaan. Jadi, opsi untuk berhemat mungkin tidak bisa dijadikan hal yang utama.

Eksplorasi cadangan minyak baru menjadi solusi lainnya. Namun biaya eksplorasi yang tinggi menyebabkan banyak perusahaan pengolahan minyak dalam negeri enggan melakukannya. Padahal diperkirakan masih ada 21,5 miliar barel minyak lagi yang masih bercokol di dalam bumi Indonesia. Memang tidak semuanya ekonomis untuk diolah dan juga lokasinya yang terpencil membuat cadangan minyak ini terpaksa menunggu saja untuk dikembangkan.

Mengganti kebutuhan bahan bakar minyak dengan energi lain bisa juga sebenarnya untuk dicoba. Energi Terbarukan harusnya menjadi idola di saat minyak mentah mulai berkurang potensinya. Tapi kembali, untuk mengubahnya juga tidak semudah itu.

Untuk bisa Swasembada BBM, produksi minyak domestik harus bisa mencapai lebih dari 1,1 juta barel per hari. Itu untuk tahun ini saja, karena tentu kebutuhan ini akan terus meningkat tiap tahunnya. Maka bila disebutkan cadangan minyak kita akan habis di 12 tahun lagi karena kebutuhan yang terus meningkat ini.

Produksi minyak dalam negeri hanya sekitar 800-900 barel per hari padahal harusnya bisa lebih dari itu. Sehingga untuk memenuhinya terpaksa kita mengimpor minyak dari luar. Dan bila dibiarkan, rasio ketergantungan minyak mentah akan meningkat sekitar 33-44% tahunnya.

Menurut Kang Hasan dalam artikelnya Kilang Minyak untuk Kedaulatan Negeri, dengan mengasumsikan pertumbuhan ekonomi yang meningkat tiap tahun sekitar 5,5-5,8%, kebutuhan akan bahan bakar akan naik menjadi 2,2 juta barel per hari. Itu masih proyeksi tapi diperkirakan pada tahun 2023, kebutuhan kita setidaknya ada di angka 1,6 juta barel per hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun