Mohon tunggu...
Adhe Unyu
Adhe Unyu Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

As simple as me Menyukai musik Ibu dari satu anak yang luar biasa😘😘

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Setiap Perempuan Terlahir Cantik

1 April 2017   13:01 Diperbarui: 1 April 2017   13:36 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dalam balutan baju adat minang yang penuh warna (dokpri)

Sejak Kecil Sudah Tomboy

Sejak kecil saya memang agak tomboy karena memang ngumpulnya dengan temannya dua kakak laki-laki persis diatas saya, karena anak bungsu kedua abang saya itu kebagian tugas untuk menjaga adiknya yang super duper manja dan cengeng hihihi, sebenarnya gak cengeng sih tapi saya pintar memanfaatkan keadaan supaya selalu menang, jadi tak pernah dimarahin. 

Terkadang kedua abang saya itu malas untuh mengasuh lantaran saya suka curang..mereka suka bilang di depan ibu saya, kalau mau ikut main nanti gak boleh cengeng, gak boleh ini dan itu serta alasan lainnya, saya mengangguk tanda setuju tapi pelaksanaanya mah meleset terus...hehehe.

Begini penampakan saya ketika tomboy dulu (dokpri)
Begini penampakan saya ketika tomboy dulu (dokpri)
Tomboynya saya tuh keterusan sampe sekolah menengah atas, apalagi musik yang saya dengar juga terinfluence abang saya ya sudah deh klop. Tapi kalo di kamar sendirian sudah mulai lah berkaca di cermin, bergaya pake aksesoris entah bando atau kacamata dan ketawa ketiwi sendiri sok cantik hikz. Saya mulai senang untuk merias kuku dengan lipstik bekas ibu saya, karena merasa kuku saya indah jadi senang mewarnainya, lucunya kok ya pake lipstik, aneh kan..

Ketika sudah beranjak dewasa mengikuti beauty class di almamater tempat saya sekolah dulu dan saya nilainya bagus, artinya sudah bisa dandan sendiri serta pandai memadukan warna-warna yang sesuai dengan warna kulit, tapi lagi-lagi tak bisa dipraktekan setiap hari, mikirnya saat itu mau kemana?

Ponakan saya dandani dengan busana adat Jawa ketika Kartini Day (dokpri)
Ponakan saya dandani dengan busana adat Jawa ketika Kartini Day (dokpri)
Setelah bekerja saya masuk di divisi teknical yang rerata isinya cowok semua, sehari mengaplikasikan bedak aja diketawain karena menurut mereka saya bukan perempuan..haduh, ya sudah sejak saat itu ga pernah dandan.

tuh cantik dalam 15 menit katanya, bisa kok (dokpri)
tuh cantik dalam 15 menit katanya, bisa kok (dokpri)
Mulai Berdandan

Kelelahan bekerja membuat saya jatuh sakit dan harus dirawat, karena perempuan tentu saya berada di kamar khusus yang isinya juga perempuan, saat itu hanya saya yang masih single yang lain ibu-ibu muda, untuk menghabiskan waktu di rumah sakit disediakan majalah wanita, dan kami semua membaca secara bergantian, semua di kamar ngobrolin satu artikel tentang ternyata berdandan itu membuat hati bahagia, dengan saling berbicara hal seru semua dari kami tak ingat kalau sedang berada di rumah sakit. Nah sejak itu lah saya mulai belanja produk kecantikan, bukan yang mahal ya tapi yang cocok dan sesuai dengan kulit kita. 

Kartini Day ponakan yang perempuan juga saya make up (dokpri)
Kartini Day ponakan yang perempuan juga saya make up (dokpri)
Tak perlu takut untuk berdandan selama masih dalam batas kewajaran karena semua perempuan terlahir canitk, pede alias percaya diri aja, saya yang dulunya ogah nyentuh bedak karena sering dikatain bukan perempuan saja bisa kok walau tidak terlalu terampil asal diasah lama-lama biasa. Efek dari suka berdandan dan belanja perlengkapan kecantikan membuat orang-orang di sekeliling saya menjadi 'korban' saya, hehehhe. 

menyemangati anak-anak sekaligus menghibur mereka (dokpri)
menyemangati anak-anak sekaligus menghibur mereka (dokpri)
Kalau ada acara-acara di sekolah keponakan entah itu menari atau Kartini Day, saya selalu kebagian jadi tukang salonnya, untuk ponakan tentu gratis, kalau teman-temannya baju harus sewa sendiri nanti saya yang make up. Lumayan loch jadi tak perlu ke salon lagi, saya bilang juga ke orangtua yang lain dandani sendiri anaknya, tapi mereka selalu jawab tak bisa karena tak biasa dandan. Kalau sudah begitu ya terpaksa pergi ke salon..padahal kalau ke salon baju dan make up biayanya masing-masing,. 

Ponakan yang sudah kuliah juga jadi 'korban' saya untuk di make up di hari wisudanya (dokpri)
Ponakan yang sudah kuliah juga jadi 'korban' saya untuk di make up di hari wisudanya (dokpri)
Tak hanya soal berdandan, saya dan kakak (yang juga mengajar di sebuah TK swasta daerah Cempaka Putih) sering menjadi penyemangat atau 'pembuka' jalan bagi anak-anak yang hendak mengikuti lomba di lingkungan setempat atau dalam sekolah, anak-anak ini semangat ya bilangnya mau ikut lomba tapi biasanya sering 'mundur' bila acara sudah dimulai, ada yang tak berani untuk tampil, menangis, ngambek dan hal lucu lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun