Mohon tunggu...
Ade Ramdan
Ade Ramdan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suar dari Timur Sumedang

22 Mei 2017   09:18 Diperbarui: 22 Mei 2017   10:15 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumedang adalah Kabupaten di Jawa Barat, berbatasan dengan 5 Kabupaten lainnya yaitu Indramayu, Majalengka, Garut, Bandung, dan Subang. Dengan luas 1.522.21 km2dan kepadatan populasi 730.62 jiwa/ km2 menjadikan Sumedang sebagai Kabupaten yang cukup luas, namun beberapa polemik dalam pembangunan yang tidak merata menjadi kendala juga faktor fasilitas jalan juga yang membuat kamu bakalan menarik nafas panjang dan uji nyali juga bagi pengendara motor.

Disebelah Timur Kabupaten Sumedang tentu kamu akan merasakannnya, di mulai dari Kecamatan Cimalaka, Paseh, Tomo, sampai perbatasan Kadipaten, tak ayal begitu musim penghujan tiba maka kamu akan menemukan kolam gratis tak berikan, hal ini berimbas pada keselamatan pada warga yang melakukan aktifitas disekitarnya. Mungkin kecelakan motor adalah pemandangan biasa bagi mereka yang tinggal didaerah Timur Sumedang, kebetulan saya juga berasal dari Timur Sumedang, dan saya sempat suudzon juga mungkin ini taknik pemerintah menekan populasi penduduk.

Berbicara tentang jalan, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu ketika melakukak perjalanan memakai motor atau sepedah di daerah Timur ini, khusunya Paseh menuju Sumedang, dimana kamu bisa menghirup udara debu berasal dari kendaran pengangkut pasir yang over muatan, bukan Cuma hidung yang terasa gatal tapi mata juga kelilipan atau orang sunda bilang kapireupeunan, ditambah pasir yang meluber ke jalan ya.. lumayan buat bikin trap orang pakai kendaraan Dua jatuh mah.

Soal pembangunan, apa sih yang bisa kamu harapkan di daerah pinggiran Sumedang? Hanya dijamuri mini market yang siap menggangtikan warung – warung khas tradisional. Jangankan Taman, alun-alun saja tidak semua Kecamatan punya, dan bagi alun-alun Kecamatan sebagaian besar tak tahu apa fungsinya selain tempat upacara bendera dan Pasar Malam, minimal berikan kami hiburan taman bermain bagi anak-anak maupun lansia, dari segi ekonomis kami tak perlu ke Alun-alun Sumedang, yang baru dihias ketika akan acara Ulang Tahun Sumedang, atau arena Olahraga gratis misalnya lapangan mini Basket untuk 3x3, atau Volly, rasanya lagi-lagi kami harus ngarit dulu lapangan orang baru bisa bermain Volly.

Soal hiburan karaoke, kami di Timur tidak mau kalah ketinggalan masih ada warung remang-remang khas tradisional yang menawarkan wisata birahi, ga perlu boking habis karokean ke kosan atau hotel disini disediakan bilik-bilik asmara loh, cukup agamais bukan? Ini masalah polemik yang harus diperhatikan, saya tidak mau suudzon adanya backing aparat atau apalah itu, tapi cara pendekatan dari Sosialisasi, penyuluhan, bahkan membina dengan keahlian lainnya.

Sekarang mulai ramai spanduk, banner, atau baligo bakal calon Bupati Sumedang, di angkot, di pohon pinggir jalan, reklame-reklame dengan slogan Sumedang Baru, Sumedang Hebat, Sumedang dan apalah itu. Tidak perlu berharap banyak dan berlebihan karena dari saya SD sampai sekarang masih datar saja, kecuali pembangunan Plaza, Karaoke, dan Mini market yang menjamur, dan saya tak berharap seperti itu, ini bukan bagaimana memajukan Kabupaten dengan moderniasi tapi sebuah edukasi bagi generasi-generasi yang akan berdiam di Sumedang, yang disuguhkan dengan hal-hal monoton. Maka tidak banyak mereka eksodus ke kota lain.

Terakhir.., Salam Car Free Day....

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun