Mohon tunggu...
Ade Suryaman
Ade Suryaman Mohon Tunggu... Administrasi - My Life My Style

SKMA 2001 UP // Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian dan Pengembangan LHK Makassar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

BP2LHK Makassar Bantu Wujudkan Indonesia Peringkat Satu Dunia Xylarium

14 September 2018   13:39 Diperbarui: 14 September 2018   13:59 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan Xylarium di BP2LHK Makassar oleh Haris Said, S.Hut, M.Hut (Dokumentasi Pribadi)

Menurut Wikipedia, xylarium adalah herbarium yang mengkhususkan pada bahan spesimen kayu. Sedangkan menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH), xylarium adalah satuan kerja yang bertugas mengumpulkan dan menyimpan contoh kayu dari berbagai jenis pohon.

Salah satu fungsi dan kegunaan xylarium ini adalah sebagai sarana penunjang penelitian ciri anatomi dan taksonomi tumbuhan berkayu, selain itu juga xylarium dapat digunakan untuk menunjang bidang forensik dalam menangani perkara dimana kayu sebagai barang buktinya.

Pembuatan Xylarium di BP2LHK Makassar oleh Haris Said, S.Hut, M.Hut (Dokumentasi Pribadi)
Pembuatan Xylarium di BP2LHK Makassar oleh Haris Said, S.Hut, M.Hut (Dokumentasi Pribadi)
Menurut Muhammad Azis Rakhman, S.Hut selaku Kepala Seksi Sarana Penelitian Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar menerangkan bahwa BP2LHK Makassar diberi tugas oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan untuk membuat 1.000 buah xylarium yang berasal dari minimal 10 jenis pohon endemik Sulawesi.

Saat ini sudah 14 (empat belas) sampel xylarium yang telah dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor yaitu Pinus (Pinus merkusii Jungh.), Cemara (Casuarina equisetifolia), Suren (Toona sureni Merr.), Mahoni (Swietenia mahagoni), Mangium (Acacia mangium), Jati (Tectona grandis), Bitti (Vitex cofassus), Sengon (Paraserianthes falcataria), Mangga (Mangifera indica), Gmelina (Gmelina arborea Roxb.), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Kayu Kuku (Pericopsis mooniana THW), Nangka (Artocarpus heterophyllus) dan Filisium (Filicium decipiens) dimana kekurangan sampel xylarium ini masih dalam tahap pengerjaan di kantor BP2LHK Makassar.

Pemilihan bahan xylarium oleh Jufri (Dokumentasi Pribadi)
Pemilihan bahan xylarium oleh Jufri (Dokumentasi Pribadi)
Persyaratan pembuatan bahan xylarium yang ditetapkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan yaitu pada pohon berdiri, sampel kayu diambil pada bagian manapun termasuk cabang dengan ukuran panjang 7 cm, lebar 5 cm dan tinggi 5 cm yang diambil dari garis tengah kayu.

Dibuatkan juga tabel data koleksi spesimen kayu berupa informasi tentang xylarium ini berupa daerah asal xylarium, pengumpul, tanggal pengambilan sampel, no herbarium, no sampel kayu, no unik xylarium, suku, nama botani dan keterangan lain dari xylarium.

Xylarium yang telah dibuat di BP2LHK Makassar (Dokumentasi Pribadi)
Xylarium yang telah dibuat di BP2LHK Makassar (Dokumentasi Pribadi)
Haris Said, S.Hut, M.Hut selaku staf dari seksi Sarana Penelitian menjelaskan bahwa pembuatan xylarium ini sangat bermanfaat bagi koleksi jenis kayu di Indonesia, dimana saat ini Indonesia urutan ke 4 dunia dengan jumlah koleksi 67.864 sampel kayu yang terdiri dari 110 suku, 785 marga dan 3.667 spesies, masih kurang 70.000 spesies lagi untuk menjadi peringkat nomor 1 dunia.

Menurut P3HH, jumlah koleksi kayu terbanyak kini dipegang oleh Negara Belanda dengan 125.000 spesimen, kemudian diikuti oleh Negara USA 105.000 spesimen dan Negara Belgia dengan 69.000 spesimen.

Haris Said, S.Hut, M.Hut dan Jufri dalam pembuatan Xylarium di BP2LHK Makassar (Dokumentasi Pribadi)
Haris Said, S.Hut, M.Hut dan Jufri dalam pembuatan Xylarium di BP2LHK Makassar (Dokumentasi Pribadi)
Semoga diharapkan dengan beberapa sampel xylarium yang dikirim oleh BP2LHK Makassar ini dapat memperkaya bahan xylarium Indonesia yang telah dikumpulkan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, sehingga sampel koleksi kayu Indonesia bisa bertambah.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan juga berharap bantuan dan dukungan xylarium dari berbagai pihak, khususnya dari seluruh UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan, KPH, HPH, HTI, Perguruan Tinggi, Industri Perkayuan dan seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu dalam mewujudkan Indonesia menjadi peringkat nomor 1 Xylarium di dunia.

Salam Hangat,

Ade Suryaman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun