Mohon tunggu...
Putra Madura
Putra Madura Mohon Tunggu... Arsitek - Pegiat Medsos

Tulisan ini merupan proses untuk terus belajar dalam memenuhi standart karya dan layak untuk di baca, jika ada saran jangan segan-segan disampaikan sebagai langkah untuk menuju ke yang lebih baik. Terimkasih untuk para penikmat tulisan sederahana saya dan salam literasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersatu Gebuk Melawan Teroris

4 Juli 2017   15:49 Diperbarui: 4 Juli 2017   15:59 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tribaratanewsbabel.com

Ancaman teroris di Negara ini semakin nyata, bahkan Belum lama ini kita digemparkan dengan aksi teror di Polda Sumut yang menewaskan satu anggota polisi (Detik.com 25/06). Kejadian ini sangat melukai hati umat islam terlebih lagi penulis, mengingat pada hari tersebut merupakan hari sakral karena bertepatan dengan hari raya idul fitri yang notabene kembali dengan penuh kesucian namun bagi para pelaku dan antek-anteknya malah terbalik 180 derajat dengan tidak bermaksud mengkerdilkan dan pendiskreditan, mengingat tindakannya sangat bertentangan dengan norma agama dan KUHP yang berlaku dinegeri ini.

Kejadian tersebut menjadi potret bahwa para teroris tidak akan mengenal waktu dan dimana ia harus bertindak, melainkan pada celah untuk menjadi mangsa empuk dalam melancarkan aksi-aksi radikalnya. Bayangkan saja jika kita tetap memberi celah bukan hal musthil para teroris akan seperti jamur dimusim penghujan yang akan bertebaran dimana-dimana.

Hal ini mengingat jaringan dan pergerakan dalam kontek aksi radikal yang dilakukan para pelaku teror seperti tumbuhan bertunas yang sekali tumbang masih menyisakan tunas-tunas baru yang terus tumbuh dan menyerukan aksi kekerasan.

Tindakan keji dan tidak manusiawi seperti yang  telah terjadi di Polda Sumut, menjadi refleksi maupun representatif bahwa segala upaya yang telah dilakukan setiap pemangku kepentingan wajib mutlak hukumnya pelibatan secara partisipasi aktif masyarakat, khususnya dalam tataran pencegahan.

Partisipasi aktif ini dalam khazanah keilmuan dikenal dengan partisipatory rural appraisal (PRA), maksudnya adalah metode yang memungkinkan masyarakat untuk saling berbagi, meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi kehidupan disekitarnya (Chamber, 1996), dengan hal tersebut dapat memetakan potensi, baik hal yang mengarah pada hal positif maupun negatif. 

Dengan demikian, melihat potensi yang terjadi sekarang terkait aksi-aksi teror, maka penanganan ini bukan hanya oleh Polri, densus 88, BIN dan untuk mereka melainkan segenap bangsa Indonesia dengan  cara pelibatan secara penuh tanpa pamrih untuk terus menjaga kedamaian dan keeleganan yang dibingkai dalam ke bhinekaan.

Sangat ideal sekali jika ini bisa terwujud karena dengan cara berjuang bersama, baik dengan cara di gebuk atau cara lainnya yang sekiranya membuat para teroris dan anteknya keok tak berdaya. Gebuk dalam artian disini bukan kita tangkap terus sikat, tidak. Sekali lagi tidak !!!, tetapi interpretasi gebuk disini adalah upaya tegas dari semua stakeholder dan masyarakat  dengan caranya masing-masing yang dapat menjadi kekondusifan bersama.

Terakhir, sebagai penekanan mari kita dukung bersama untuk para aparat penegak dan penjaga kedamaian di negeri ini, untuk terus menjaga eksistensi negara ini dari berbagai ancaman khususnya terorisme yang lagi nyata dan selalu menghantui kita tentunya.

KHAIRUL ANAM

Penggiat Sosial Lentera Huma Berhati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun