Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Fahri Hamzah: Sang Dinamit yang “Meledakkan” PKS

12 Mei 2013   20:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_253671" align="aligncenter" width="620" caption="Fahari Hamzah (tengah) diantara Timwa Century (Kompas.com)"][/caption] Fahri Hamzah (FH), politikus muda dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjadi “bintang” hampir di semua kanal media. Kesibukan FH bertambah padat dengan wawancara live dengan berbagai stasiun TV Swasta setelah kasus penyitaan beberapa mobil di kantor DPP PKS sejak senin malam (6/5/2013).

Rasanya hampir tiap hari di televisi yang berbeda FH rutin muncul dengan tema yang mirip dengan judul yang beragam. Ada tagline “KPK vs PKS”, ada “PKS Melawan” dan tagline lainnya. Intinya, setiap pemberitaan terkait penyitaan atau upaya KPK menyita mobil yang diduga hasil Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dari tersangka suap impor daging Luthfi Hasan Ishaq (LHI), FH lah yang tampil mewakili PKS.

Awalnya pertarungan sengit terjadi antara Johan Budi (JB) dan FH terkait gagalnya upaya penyitaan mobil di kantor DPP PKS oleh tim KPK. Metro TV dan TVone dengan cepat mengangkat isu ini dan mempertemukan dua narasumber utama yaitu FH dari PKS dan JB dari KPK. Di Metro TV FH berani menyerang dengan istilah “JB Berbohong”. Ungkapan ini diungkapkan berkali-kali oleh FH karena dia merasa yakin bahwa KPK tidak membawa surat penyitaan. Sebaliknya JB membalas pernyataan FH dengan nada yang kurang meyakinkan sehingga FH terkesan mendominasi debat ini. Belakangan ini talkshow terkait PKS dan KPK tetap menghadirkan FH namun JB tidak muncul.

Tak tanggung-tanggung FH yang berasal dari Nusa Tenggara barat ini, tak segan “nge-mop” host acara saat pertanyaan yang diajukan sudah melenceng dari tema. FH tak mau disetir oleh opini dari host atau media yang mengundangnya wawancara atau debat. Ia sudah menyiapkan serangan balik agar tidak terjebak arus pertanyaan yang terkadang diluar konteks tema yang ditawarkan dan disepakati dari awal. Memang wawancara dengan FH perlu bahasa yang tepat bagi presenter agar tidak membuat “malu” sendiri

Gaya politisi mantan ketua KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) di awal reformasi yang meledak-ledak bak dinamit ini, tidak hanya saya saksikan pada kasus KPK dengan PKS seminggu terkahir ini. Daam setiap momen debat ataupun dengar pendapat, FH memiliki karakter khas dengan nada dan kalimat yang menggelegar yang ditangkap sebagian orang sebagai ungkapan emosional atau bahkan marah dan tidak santun.

Bahkan saya menyaksikan pertarungan debat yang bisa mengalahkan debat KPK dan PKS belakangan ini jauh hari sebelumnya. Saat itu saya menonton tayangan debat di Metro TV yang membahas ancaman partai koalisi yang mengancam PKS agar keluar dari secretariat gabungan (Gabungan). Di acara itu FH berhadapan dengan politisi yang juga “keras” dari Partai Golkar yaitu Idrus Marham. Bagi yang mengenal Idrus Marham, tentu saja tak menyangkal bahwa dia juga punya tipikal yang tidak jauh berbeda dengan FH saat berbicara. Apa yang terjadi? Pembawa cara saat itu (saya lupa namanya) tak bisa mengendalikan dua pendebat sengit ini dan wajah Idrus Maham merah padam menghadapi serangan balik dari FH.

Fenomena FH di PKS sekilas merupakan anomali dari karakter umum politisi PKS yang umumnya kata-katanya terpilih dan intonasinya yang lemah lembut. Sebut saja Hidayat Nur Wahid, Mahfudz Sidiq dan Mardani Ali Sera. Mereka biasanya muncul mewaklili PKS dalam isu-isu politik di media. Juga ada Anis Matta, yang meskipun berasal dari Sulawesi Selatan, namun kata-kata yang keluar jarang bernada menyerang dan terkesan “puitis”. Dan FH dengan gayanya yang khas seolah menjadi “senjata” tersendiri yang tidak disadari oleh banyak orang. Mungkin PKS juga menyimpan banyak politisi dan kader-kader yang keras dan meledak-ledak seperti FH untuk dihadapkan dengan pihak-pihak yang merugikan eksistensi partai berlambang bulan sabit dan padi emas ini.

Yang jelas, FH dengan ledakan-ledakan ungkapan dan suaranya telah membuat PKS semakin “meledak” menjadi sumber berita. Fakta yang relevan, sampai-sampai wartawan harus memakai tenda untuk “hunting” berita terkait PKS. Berikut kutipan berita bagaimana PKS menjamu “tamu” yang tak lelah memburunyabelakangan ini.

“Di bawah tenda warna putih dihiasi ornamen emas khas PKS ini disediakan kursi untuk para peliput berita. Sekitar 20-an wartawan duduk-duduk menunggu rapat di DPP PKS. Di dalam tenda disediakan minuman dan makanan alakadarnya. (Baca detik.com : Kantor DPP Ditutp PKS Buat Tenda Wartawan di Jl. TB Simatupang)

Memang kantor DPP PKS sedang menjadi pusat liputan setelah KPK menyegel 6 mobil milik eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Di DPP PKS sendiri tengah digelar rapat Majelis Syuro yang menurut informasi dari sejumlah pengurus masih lama selesainya.”

Wah, sampai segitunya media “memburu” PKS. Apakah FH telah berhasil meledakkan opini di media sehingga tak henti-hentinya PKS menjadi sumber berita? Apakah melalui “dinamit” FH PKS kembali menguasai opini pemberitaan? Saya tidak mau memyimpulkan, tapi Anda bisa melihat tren topik perbincangan di media sosial terkait isu poltik di politicawave seperti gambar dibawah ini :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun