Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Renta Bungkuk Punggungnya

13 Juli 2016   08:30 Diperbarui: 13 Juli 2016   08:39 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://m.hidayatullah.com/files/bfi_thumb/kakek-2zw8auuc069bb2nmk98gsg.jpg"][/caption]

Pematang sawah menghibur lelaki renta dengan cangkulnya menggali dunia. Tanah padas magma panas lelaki renta di ujung usia berbatas.

Bungkuk punggung lelaki renta sayu matanya. Pematang sawah tak selamanya menghibur ramah. Batu semen keras kepala membungkam semak belantara. Pematang sawah kaku tak bergerak.

Cangkul besi karatan zaman purba. Lelaki renta bungkuk punggungnya tersesat di rimba raya peradaban maya. Digilas buldoser rantai baja. Berbekal cangkul besi karatan menyemai bibit bagi anak cucu kisah negeri impian.

Batu cadas pematang sawah mengeras. Lelaki renta dijilati julur matahari merogoh hati. Tak risau panas lelaki renta bungkuk punggungngnya menggali dunia. Berharap semburat cahaya surga menyeruak dari bawah tanah.

Kelutan 13 07 16

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun