Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berjalan Kaki Sambil Memetik Inspirasi

21 Desember 2017   01:20 Diperbarui: 21 Desember 2017   20:07 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:health.liputan6.com

Lelaki yang dipanggil "Ril" itu / sekarang berjalan cepat sekali / seolah mau berpacu dengan angin. Dia berada di atas rel kereta ketika itu, / dan di wajahnya, di matanya, tersembunyi / kepedihan yang tidak tertahankan.

(Aku, berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar, Sjuman Djaya)

Sesaat setelah menerima kabar kematian neneknya, Chairil berjalan cepat, di atas rel kereta, menyalakan mesin kreativitasnya. Dapat dibayangkan bagaimana pemandangan di sepanjang rel kereta: rumah kumuh, gelandangan, anak-anak bertelanjang dada, gubuk-gubuk darurat. Tapi, itu semua tidak menghalangi pikiran Chairil yang sedang loading bekerja keras. Chairil melakukannya sambil berjalan kaki. Lalu lahirlah sajak: bukan kematian benar menusuk kalbu.

Dari sekolah peripatetik hingga Umbu Landu Paranggi

Jalan kaki adalah jalan hidup para penulis. Ungkapan ini tidak terkait, misalnya dengan gaya hidup melarat atau ketiadaan uang untuk membeli tiket pesawat. Berjalan kaki adalah cara ampuh yang murah meriah untuk menyalakan mesin kreativitas.

Adalah William Wordsworth, pujangga kenamaan asal Inggris, rata-rata berjalan kaki 104 Km sehari. Kebiasaan yang dijalaninya sejak Wordsworth berusia lima tahun. Aristoteles mengajarkan prinsip-prinsip filsafat, sains, politik kepada para muridnya dengan berjalan kaki. Model diskusi sambil berjalan kaki diterapkan Aristoteles di Sekolah Peripatetik.

"Si Buruk Rupa", Socrates, dikabarkan sering berjalan tanpa alas kaki untuk menemui dan berdiskusi dengan orang yang dianggap bijak oleh masyarakat setempat. Menurut Socrates seorang filsuf tak ubahnya seorang bidan---ia membantu kelahiran ilmu pengetahuan, sambil berjalan kaki.

Masih ingat Umbu Landu Paranggi? Dalam "Presiden Malioboro", Cak Nun menulis kesaksian tentang kebiasaan Umbu berjalan kaki. "Menjelang tengah malam, di tahun 1973, Umbu datang ke kamar kost saya dan mengajak pergi. Sebagaimana biasa saya langsung tancap, berjalan cepat mengejar langkah Umbu yang panjang-panjang. Hampir tiap malam kami jalan kaki menempuh sekitar 15 sd 20 Km di jalanan Yogya. 

Sebulan dua bulan sekali kami mengukur jarak Yogya ke Magelang, ke Klaten, ke Wates, ke Parangtritis, dengan jalan kaki. Atau duduk saja di trotoar sesudah toko-toko tutup hingga pagi para pelajar berangkat sekolah."

Selain gemar dan rajin membaca, penulis dan pelaku industri digital yang handal, kreatif dan produktif, rasanya memiliki kebiasaan yang sama: berjalan kaki. Ya, berjalan kaki---bukan jalan-jalan. Mlaku---bukan mlaku-mlaku. Ada perbedaan yang sangat mendasar antara "jalan" dan "jalan-jalan", antara "mlaku" dan "mlaku-mlaku"  . Yang pertama menghayati, yang kedua melewati secara sekilas.

Maka, aktivitas yang dimaksud oleh Peneliti Stanford University Graduate School of Education, Dr. Oppezzo dan Professor Daniel L. Schwartz, PhD., untuk melihat efek besar pada kreativitas adalah berjalan kaki. Hasilnya menakjubkan. 81-85 % siswa yang mengikuti uji coba menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi saat menjawab pertanyaan setelah mereka diberi kesempatan untuk berjalan kaki, dibandingkan sesi pertama saat mereka menjawab sambil duduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun