Mohon tunggu...
RZ Hakim
RZ Hakim Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyat biasa yang senang menulis. Kini tinggal di Kalisat, kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jember Memang Butuh Pemuda Segila Dynand Faris

26 Juni 2012   17:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:30 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi di kota kecil saya akan kembali digelar Jember Fashion Carnaval (atau biasa disebut JFC), sebuah perhelatan mandiri yang gaungnya meluas.

JFC adalah sebuah fashion carnaval spektakuler di ranah lokal, dengan konsep kostum trend fashion yang mampu diusung menuju kelas dunia. Yang menarik dari JFC, catwalk-nya pernah tercatat di MURI sebagai catwalk terpanjang, yaitu sepanjang 3,6 kilometer.

Event ini juga berhasil mencuri perhatian dunia karena dianggap berani tampil beda. Ya, para penggagas JFC sengaja tidak menggali potensi daerah dengan melulu berkaca pada peninggalan sejarah. Mereka dengan sangat berani dan independent melakukan terobosan dengan membuat kreasi baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya di kota kecil Jember. Jika pun pernah ada sejenis karnaval tahunan, itu adalah pesta rakyat di setiap bulan Agustus, dengan kemasan yang tak segemerlap JFC.

Efek Positif Jember Fashion Carnaval

Adanya JFC membuat nama kota kecil ini meluncur ke permukaan, seperti mencuatnya sebuah bola kecil di antara jutaan bola yang lain. Ini membuat dunia luar tercuri perhatiannya, untuk kemudian berlama lama memandang kota kecil Jember.

Dari yang tadinya hanya memandang, kemudian mereka mulai bertanya tanya. Jember itu kota yang seperti apa? Ada berapa tempat wisata di sana? Ke Jember yuk? Nah, kan. Jadi tidak perlu heran jika hari ini hotel-hotel di Jember sudah dipesan untuk tanggal 8 Juli 2012 (dimana JFC diselenggarakan). Saya sendiri juga tidak kaget manakala mendengar kabar beberapa hotel berkelas internasional akan berdiri di kota kecil ini.

Adalah Dynand Faris, yang berhasil membesut Jember menuju wilayah turisme yang berkelanjutan. Bukan hanya peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat, dia juga berhasil mengajak generasi muda untuk berkreatifitas. Dalam bahasa saya, bagaimana memandang sampah agar menjadi indah. Dan itu ada di Jember Fashion Carnafal.

Dimana mana, efek positif akan berbanding dengan efek negatif. Tapi itu semua tergantung bagaimana cara kita menyikapinya.

Di media yang lain, saya sendiri juga pernah menuliskan sebentuk kekhawatiran seputar JFC. Saya tuliskan di sana, "Jika JFC hanya digunakan ajang pamer mode untuk memenangkan persaingan antar daerah, untuk mematikan budaya yang sudah ada, untuk ajang eksistensi para gadis tampan, dan untuk kekurang benaran yang lainnya, berarti harus ada yang dikaji ulang.."

Dan syukurlah, itu semua tidak terbukti. Saya bangga dengan gagasan mandiri dan proses kreatif mereka. Keluarga JFC berhasil menghadapi potensi efek negatif dengan senyum manis.

Jember Memang Butuh Pemuda Segila Dynand Faris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun