Anah lajnah:
Abaah, apakah kita sebagai manusia bisa benar-benar menghilangkan rasa kesel, sedih, kecewa atau marah ?
Abah nata:
Memangnya kenapa anah ?
Anah lajnah:
Anah mulai merasakan, apa yang sering abah sampaikan. Â Setiap kita sudah dirancang untuk sedih gembira, susah senang, suka tidak suka, Â keluh kesah, marah dendam. Tetapi anah masih galau bagaimana menyiasatinya.
Abah nat:
He he he, memang harus melewati pengalaman seperti itu, Kita itu manusia lemah anah, Â satu-satu jalan adalah hanya meminta pertolongan kepada Allah Ta'ala agar diberikan kebesaran jiwa dari ujian kehidupan seperti itu. Karena tanpa pertolongan, bimbingan Allah Ta'ala, tak akan mungkin hati kita meraih kemenangan.Â
Jika doa baik itu yang kita lantunkan untuk orang zolim. Maka rasa dendam atau marah akan mulai tergantikan dengan rasa syukur kepada Allah Ta'ala.Â
Bahwa hati ini sudah mendoakan kebaikan kepada si zolim sekalipun. Bahkan sikap selanjutnya tidak ada niat untuk membalas dengan dendam atau marah kepada si zolim. Ketika hati, jiwa dan bathin kita dinaungi segala nikmat syukur kebaikan melalui doa. Sesungguhnya itu awal sebuah kemenangan.
Anah lajnah:
Baik abah, Â anah akan coba terus.
Abah nata:
Jangan pernah berpikir bahwa jika kita dizolimi kemudian kita balas dengan doa kebaikan. Itu sebuah kekalahan anah. Tetapi justru itulah sebuah kemenangan yang sebenarnya. Walaupun pada prosesnya kita merasakan sakit, tetapi seiring waktu dari rasa sakit itulah tumbuh sebuah kekuatan positif.
Anah lajnah:
Iya abah, hiburan bathin jiwa sebenarnya adalah senandung doa kebaikan dan pujian penuh syukur, begitu ya abah ?
Abah nata:
Nah, Â bagus kalau bisa menjiwai hal seperti itu, abah jadi tenang mendengarnya.
(kata abah nata)