Mohon tunggu...
Theofilus Ifan Sucipto
Theofilus Ifan Sucipto Mohon Tunggu... Mahasiswa -

For I know whom I hope (2 Tim 1: 12) | Universitas Multimedia Nusantara 2014 | Journalist | Soccer | Running | Gadget

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

IPA vs IPS ?

23 Februari 2012   09:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:17 11437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="IPA vs IPS"][/caption] Hai sahabat X ( Sepuluh ) SMA ! Sebentar lagi kita akan menghadapi yang namanya penjurusan. Menurut survey saya, banyak anak muda yang galau memilih IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) atau IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial ). Bagi beberapa sekolah, sudah di mulai penjurusan dari kelas X semester 2. Masalah terjadi ketika ada debat yang mengatakan bahwa anak IPS itu bodoh, rendahan, dan malas. Sedangkan IPA itu di dominasi anak-anak yang pintar, rajin, dan berprestasi. Saya mengatakan ITU SALAH BESAR ! Tidak ada beda antara anak IPA dan IPS, yang penting minat, kemampuan, dan bagaimana cara murid itu bertanggung jawab atas jurusan yang dia pilih. Di lain sisi, ada yang mengatakan IPA itu pelajaran "orang sibuk" . Hey, saya di IPS, dan saya pun cukup sibuk untuk belajar mengenai IPS. Anak IPA bilang anak IPS lemah, bodoh, dsb. Anak IPS bilang anak IPA rasis, tidak pakai otak dalam berbicara,dsb. Apa masalahnya ? Tidak ada kasta dalam pemilihan jurusan. Yang penting minat + bakat + bertanggung jawab atas keputusan anda. Menurut saya, kelebihan IPA itu bisa mengambil banyak jurusan di kuliah nanti. Apalagi bila minatnya menjadi dokter, ataupun arsitek. Tapi sayangnya, IPA lebih bekerja di dalam ruangan. Seperti dokter, ahli mesin, dsb. Saya dan beberapa teman yang cukup menonjol di IPA mengakui bahwa pelajaran IPA sedikit lebih ribet. Namun, bukan berarti ilmu IPS lebih gampang bukan ? Semua punya tingkat kesulitan masing-masing dan rajin tidaknya si murid. Anak IPA intinya mempelajari ilmu pasti, alam, maupun eksak. Fakta anak IPA ; ■Identik dengan metode ilmiah yang mengutamakan logika ■Jawaban atas pertanyaan soal adalah pasti dan tidak bisa diganggu gugat ■Ex : Teknik, Kedokteran, Keperawatan, Ilmuwan (BIologi, Kimia, dll), Psikologi ■Bisa lintas jurusan begitu memilih PTN, karena terbiasa terlatih logika dan penalarannya ■Perlu waktu dan suasana yang khusus (konsentrasi tinggi) untuk mempelajari IPA ■Sering terlihat belajar terus, seperti tidak ada waktu santai ■Banyak siswa IPA, yang akhirnya memilih jurusan IPS ketika kuliah Kelebihan IPS antara lain bisa mengambil jurusan yang nantinya bisa bekerja di luar ruangan seperti reporter, jurnalis, fotografer, dll meskipun ada juga yang di dalam ruangan seperti akuntan, dsb. Saya sendiri menilai bahwa IPA lebih banyak hitungan,meskipun ada beberapa hafalan juga. Sedangkan IPS lebih banyak hafalan meskipun ada hitungan nya juga. Anak IPS mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat ■Bukan santai, tetapi pelajarannya membutuhkan penalaran dan kekrtitisan dalam berpikir ■Informasi kemasyarakatan terus berkembang setiap hari, sehingga harus rajin membaca ■Saat ini, dunia kerja membuka lapangan yang luas untuk jurusan Sosial. Dengan catatan, lulusan harus luwes, aktif dan tanggap terhadap perubahan sosial. ■Masih punya waktu untuk bergaul, sehingga wawasan tentang kemasyarakatan bisa bertambah ■Ex : Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Akuntansi, Bahasa, Hukum, Sosial Politik ■Bisa namun, agak sulit untuk lintas jurusan ketika PTN Bagaimana dengan anak yang mau IPS tetapi di paksa orang tuanya IPA atau sebaliknya ? Saran saya, ada baiknya anda sharing ke orang tua anda dengan baik-baik bahwa anda punya hati di IPA/IPS dan berkomitmen akan memberikan hasil terbaik di IPS. Bagi anda orang tua, yang membaca tulisan saya, ada baiknya anda bertanya pada anak anda, di mana minat dia. Jangan memaksakan anak, karena nanti hasilnya sia-sia. Uang terbuang sia-sia, anak tidak maksimal, dan membuang emosi masing-masing pihak. Saya punya beberapa tips buat teman-teman yang lagi bingung mau ambil jurusan apa nanti.. 1. Pikirkan cita-cita anda. Dokter ? Sudah pasti IPA. Tapi bagaimana dengan yang mau fotografi atau design grafis ? Saya sarankan anda masuk IPS. Jangan sampai sudah penjurusan, anda memilih IPS, tapi ingin jadi dokter di tengah jalan. 2. Jangan ikut-ikutan teman. Banyak sekali anak-anak yang terjebak di situasi yang sebenarnya mereka tidak inginkan, dan semua beralasan karena ikut-ikutan teman. Pilih sesuai bakat anda. 3. Bila kamu mau di dua jurusan tersebut dan berpotensi, lihat juga nilai-nilai anda. Lebih besar yang mana. Karena biasanya anda akan termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. 4. Tanya orang tua, bagaimana pendapat mereka, karena orang tua tahu yang terbaik buat anaknya. 5. Tanya kakak / kakak kelas yang sudah lebih dulu mendahului mu memasuki tahap penjurusan, tanya bagaimana pendapat mereka mengenai jurusan yang mereka ambil. Ini bisa jadi bahan pertimbangan buat anda juga. 6. Tidak ada salahnya anda bawa dalam doa. Tanpa membedakan agama, ada baiknya anda berdoa agar anda di beri hikmat oleh-Nya agar memilih jurusan yang tepat. 7. Kalau anda tipe pemikir, suka dengan tantangan, serius, tidak mudah percaya, memiliki kemampuan berhitung, imajinasi, dan abstraksi yang tinggi, IPA adalah pilihan yang tepat. 8. Kalau anda bertipe pede, nggak malu untuk tampil, banyak ngomong, mudah bergaul, punya rasa sosial yang tinggi, dan daya ingat tinggi, cepat mengahafal atau mengingat sesuatu, IPS adalah pilihan yang tepat. Jadi, mari memilih jurusan yang tepat bagi anda. Jangan menyesal di kemudian hari, dan STOP MEMBEDA-BEDAKAN JURUSAN ! Kutipan :  http://muhfachrizal.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun